Sejenak Bersama Dirinya!

1.2K 171 40
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Hwuaaaa... Kinal! Kinal! Kinal!"

Kinal tersenyum lebar sembari mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi ke atas di tengah arena ajang tarung bebas. Untuk yang kesekian kalinya pula ia kembali berhasil memenangkan pertarungan. Yah, meski untuk kali ini ia harus merelakan tubuhnya sedikit babak belur karna lawan yang ia hadapi cukup ulet dan tangguh.

"Yeee... Menang lagi!" Seru Shani terlonjak kegirangan menyambut Kinal keluar dari arena tarung bebas.

"So pasti, Kinal gitu loh!" Timpal Kinal sambil menepuk dada, jumawa.

"Hahaha!" Shani tertawa lebar, geleng geleng kepala akan sikap jumawa Kinal yang lucu menurutnya.

"Gue kemas kemas dulu ya?" Kata Kinal yang diangguki oleh Shani. Ia pun segera mengambil tas serta perlengkapan lainnya yang ia bawa.

.
.
.

"Ssshhhh... Aduh duh, pelan pelan, Shan!" Erang Kinal meringis, menahan sakit di punggungnya yang sedang diobati Shani, yaitu luka lebam akibat terkena tendangan lawan di ajang tarung bebas tadi. Beruntung hanya punggungnya saja yang terluka sedikit parah, sedangkan luka di sudut bibirnya tidak terlalu parah, hanya sedikit meninggalkan memar yang tak terlalu kentara terlihat.

"Loe mau sampai kapan ikut ajang tarung bebas itu?" Tanya Shani sembari mengompres luka lebam Kinal, setelah itu ia olesi Cream obat di atas luka lebam itu.

"Uhm, entahlah. Mungkin sampai gue dapat menebus gift yang gue pesan untuk Veranda," Timpal Kinal sembari meringis menahan rasa nyeri dan ngilu.

Shani mengangguk paham. Ia begitu telaten dan hati hati dalam mengobati luka lebam di tubuh Kinal. "Beruntung banget ya Veranda bisa jadi pacar loe. Loe rela ngelakuin hal ini hanya demi memberinya sebuah gift, jadi iri gue," Ujarnya.

"Beruntung apaan? Yang ada gue malah merasa kasihan sama dia."

"Kok kasihan? Kenapa emangnya?"

"Ya loe tahu sendirilah gimana keadaan gue saat ini. Gue nggak bisa secara bebas ngasih apa yang dia mau. Gue jarang ngajak dia dinner, hangout dan ngasih gift. Kalo pun ngajak, ya gue musti kerja ektra keras dulu buat nyari duit dan kalo udah terkumpul, baru deh gue bisa ngajak dia dinner dan juga hangout."

"Hahahaha!" Shani tertawa lebar mendengar itu. "Oke, gue paham. Kalo gitu gue ralat omongan gue tadi. Kasihan banget ya Veranda dapat pacar miskin kayak loe," Ucapnya tidak serius, bercanda.

Ck! Decak Kinal. "Loe bukannya ngedukung gue, tapi malah bikin gue makin down," Kesalnya.

"Hahahaha!" Lagi, Shani tertawa geli mendengar itu. "Selesai. Pakai baju loe!" Ujarnya menyudahi aktifitasnya dalam mengobati luka lebam di tubuh Kinal dan Kinal pun segera memakai kembali bajunya.

"Besok loe ada acara gak? Jalan jalan, yuk!" Ajak Shani usai memasukkan peralatan obat obatannya ke dalam Dhasboard mobil.

"Kemana?"

"Uhm, kemana ya enaknya?" Gumam Shani. "Pikirin besok aja deh, sekalian juga besok gue mau ngenalin loe sama seseorang," Ujarnya.

"Siapa?"

Shani hanya tersenyum penuh arti, membuat Kinal terpicing matanya menatap Shani.

---

Tok Tok Tok

Cklek!

"Hai!"

Sapaan lembut diiringi senyum manis dari Shani langsung Kinal dapati begitu membukakan pintu kamar kost-nya untuk tamunya tersebut.

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang