Untitle!

962 110 5
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Tap Tap
Wutsss
Wutsss

JDugk!

"Ugh!"

Tap!
BUGK!

"Hugk!"

Lepas dari serangan satu, datang lagi serangan dari arah lain. Satu lawan lima tentu bukanlah pertarungan yang seimbang. Sehebat apa pun Kinal, jika dokeroyok tentulah mengalami kesulitan juga.

Bugk!
Bugk!
Jdugk!

"Arrrgghhh!"

Rasa ngilu mulai menjalar di bekas pukulan dan juga tendangan lawan. Sekitar bibir basah oleh darah segar akibat luka pukulan dan sekujur tubuh terasa ngilu akibat tendangan yang datang bak hujan meteor. Namun, meski begitu kelima lawan Kinal pun tak kalah babak belurnya terkena balasan dari Kinal.

"Hyeaaaattt!"

Bugk!
Bugk!
Bugk!

Dengan gagah berani, condong lebih ke arah nekat. Kinal menerjang semua lawannya dengan kemampuan beladiri yang ia kuasi. Alhasil kelima lawannya satu persatu mulai tersungkur, bertumbangan terkena amukan Kinal bak banteng ketaton.

"KABUR!"

Seruan komando dari salah satu dari mereka, kelima orang lawan Kinal kabur tunggang langgang, melarikan diri bak cecurut.

Hah hah hah hahh hahhh

Deru napas tak beraturan, ngos-ngosan karna kelelahan. Kinal menatap para pengeroyoknya yang lari tunggang langgang. Ia sedikit pun tak berminat untuk mengejar, karna sejatinya ia pun sudah terkuras habis tenaganya. Alhasil, yang tersisa hanyalah rasa lelah yang meraja raga.

"Shit! Pengecut! Beraninya main keroyokan." Umpat sang Jendral tawuran SMA Nusantara tersebut, geram.

Diusapnya darah merah yang menodai mulutnya. Keadaannya pun tidak bisa dikatakan baik baik saja. Awut awutan dan juga kotor serta penuh luka di beberapa bagian tubuhnya.

Shit!

[…]

Tap Tap Tap

Dengan langkah sedikit gontai, Kinal menaiki anak tangga menuju kamar kost-nya yang berada di lantai dua. Kebetulan suasana gedung khusus kost-nya sedang sepi. Jadi, dia sedikit lega karna tidak perlu bersusah payah dalam menjawab setiap pertanyaan yang datang dari para penghuni kost yang lain melihat keadaan dirinya saat ini yang babak belur.

"Nal?" Tegur Naomi yang sejak tadi menunggu Kinal di depan kamar kost Kinal.

"Bund?" Kaget Kinal akan keberadaan Naomi di depan kamar kost-nya.

"Kamu kenapa?" Seru Naomi, heran akan keadaan Kinal yang babak belur.

"Nggg nggak, aku gak pa-pa." Sahut Kinal, gagap.

"Berantem lagi?" Tandas Naomi menatap tajam Kinal.

"Nggg itu, nggg anu, it-itu Bund. T-Tadi, a-aku..."

"Ck, udah berapa kali sih aku bilang ke kamu, hm? Jangan berantem, ngerti gak sih?" Marah Naomi berkacak pinggang menatap geram Kinal.

Kinal tertunduk, tidak berani. Jika Naomi sudah marah, maka diam adalah kunci sukses menuju selamat. Bila tidak, niscaya bisa bisa ia diomelin terus menerus sampai kuping jadi panas.

[…]

"Jadi kamu gak tahu siapa orang yang tiba tiba nyerang kamu itu?"

Kinal menggeleng. Ia menyesap teh hangat yang dibuatkan Naomi untuknya. Pelan pelan ia menyesap teh hangat itu, rasa perih di bibir dan luka di kulit dalam mulutnya sedikit menyusahkannya.

Rencana Sang SENJAWhere stories live. Discover now