Sakit? Mau main lagi!

3.2K 201 58
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Tok Tok Tok

Cklek!

"Ve? Kamu udah siap, sayang?"

Suara Trisye terdengar dari ambang pintu kamar Veranda yang baru saja dibukanya. Wanita paruhbaya yang masih terlihat segar dan cantik itu melangkah masuk, mendekati ranjang Veranda dimana sang empunya ranjang terlihat terbaring di atasnya.

"Ve? Kamu kenapa sayang? Kok malah tiduran, bukannya siap siap? Kevin udah nungguin dari tadi loh di bawah."

Veranda menggeliat, membuka mata seraya memegangi kepala yang terasa pusing. Mukanya terlihat pucat dan badannya juga terasa lemas serasa tak bertenaga.

"Ve? Kamu kenapa? Wajahmu pucat. Kamu sakit?" Trisye duduk di tepian ranjang, menyentuh kening dan juga leher Veranda. "Panas?"

"Ma..." Suara Veranda terdengar serak, lemah.

"Kamu demam? Kok bisa?"

"Iya," Angguk Veranda. "Gak tahu. Mungkin gara gara tadi sempat kehujanan waktu pulang sekolah," Ujarnya, parau.

"Yaampun, Ve. Kan Mama udah bilang jangan hujan hujanan, bandel sih kamu."

"Maaf, Ma."

"Yaudah, kamu istirahat aja. Biar nanti Mama suruh Bi imah buatin Bubur buat kamu dan merawat kamu. Soalnya Mama sama Papa harus ke acara syukurannya Om Hardi. Nanti sekalian juga Mama bilangin ke Kevin kalo kamu sakit, gak bisa ikut ke acara syukuran Papanya."

"Iya Ma, maaf ya?" Lirih Veranda, menatap sendu sang Mama, merasa tidak enak hati dan bersalah karna tidak bisa ikut ke acara syukurannya Om Hardi, Papanya Kevin.

Trisye tersenyum, mengusap pipi Veranda dan mengangguk mengerti. "Iya, gak pa-pa. Mama ngerti kok. Yaudah, Mama pergi dulu ya? Kamu istirahat aja di rumah," Ujarnya, mencium kening Veranda sebentar, lalu beranjak keluar dari kamar.

Cklek!

Veranda menatap nanar pintu kamar yang baru saja ditutup sang Mama. Air matanya turun, membasahi kedua pipi chubby-nya, merasa bersalah pada sang Mama dan juga Papanya atas perbuatan terlarangnya di belakang mereka.

Ia jatuh sakit bukan semata mata karna memang tadi sempat kehujanan, tetapi juga karna dipicu oleh rasa ngilu di bagian pangkal pahanya. Rasa ngilu akibat melakukan hubungan intimnya bersama Kinal tadi.

"Pa, Ma... Maafin Veranda. Veranda bukan anak yang baik buat kalian. Veranda udah melakukan hubungan intim yang seharusnya belum boleh Veranda lakukan. Sekali lagi, maafin Veranda... Ma, Pa."

---

"Malam, sayang!"

"Malem juga, Ma!"

Trisye berjalan mendekati Veranda yang sedang duduk di atas ranjang. Sudah dua hari ini Veranda tidak masuk sekolah, lebih tepatnya belum diijinkan masuk sekolah sama Dokter Ridwan, Dokter pribadi keluarga Veranda. Katanya harus banyak istirahat dulu.

"Gimana keadaan kamu? Udah mendingan?" Tanya Trisye, mengusap pipi putrinya lembut.

"Iya, Ma. Udah mendingan kok," Jawab Veranda.

"Syukurlah. Obatnya udah diminum juga'kan?"

"Udah, Ma."

"Yaudah, kamu buruan istirahat gih, biar cepat sembuh."

Veranda mengangguk patuh. "Uhm, Ma... Nggg besok, Ve udah boleh Masuk sekolah'kan, Ma?" Tanyanya.

"Kamu denger tadi'kan Dokter Ridwan ngomong apa, hm?" Timpal Trisye mengingatkan.

Rencana Sang SENJAWhere stories live. Discover now