Jujur Atau Bohong?

1.7K 197 35
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Wisnu Widjaya."

Rahang Kinal mengatup erat. Kedua tangannya pun mengepal kuat. Nama yang sudah bertahun tahun tak lagi ia dengar kini kembali ia dengar lagi, dan sialnya ia mendengar nama itu langsung dari sang pemilik nama.

"Kinal, di dunia ini hanya dua orang yang mengetahui nama rahasia dari keluarga kita, yaitu Wisnu Widjaya dan putrinya Indira Widjaya. Jangan pernah kamu berurusan dengan salah satu dari mereka. Sebisa mungkin hindari kedua orang itu. Ingat pesan Ayah!"

Kilasan kata kata sang Ayah saat dirinya dititipkan di Panti Asuhan kembali terngiang di kepala Kinal. Pesan yang sampai saat ini masih ia ingat ingat betul dan ia pegang erat.

Nama Darmawan di belakang namanya memang bukan nama resmi, tapi sebuah nama sandi dan sandi untuk apa ia sendiri tidak tahu. Baik Ayah mau pun Bundanya tidak pernah ada yang mau memberitahu dan menjelaskan apa maksutnya. Kedua orang tuanya seolah sepakat untuk bungkam dan menyembunyikan apa maksut dari nama sandi itu darinya. Aneh! Pikirnya.

Namun, yang pasti apa pun itu alasannya, yang dia ingat walau cuma samar samar. Dulu sang Ayah adalah orang terdekat Wisnu Widjaya dan entah karna apa, sang Ayah tiba tiba tidak lagi dekat dengan Wisnu Widjaya.

Hingga puncaknya, dirinya dititipkan di Panti Asuhan tanpa diperbolehkan membocorkan jatidirinya ke orang lain. Setelah itu, selama bertahun tahun ia sudah tidak pernah mendengar lagi gimana kabar kedua orang tuanya itu, sampai detik ini.

"Wisnu Widjaya? Sebenarnya ada hubungan apa dia sama Ayah? Mungkinkah dia adalah orang yang telah membuat Ayah dan Bunda pergi? Terpaksa menitipkan aku di Panti Asuhan?"

Awan berarak di langit bergerak lembut mengikuti alur kemana angin bertiup. Sang mentari sesekali timbul tenggelam di balik awan, membuat siang ini jauh lebih bersahabat untuk beraktifitas di luar ruangan.

Kinal masih terus melamun, merenung dan menduga duga perihal pertemuannya dengan Wisnu Widjaya beberapa hari yang lalu. Yang pasti, saat ini ia masih dibuat bingung tentang siapa sebenarnya Wisnu Widjaya.

Dia sama sekali buta perihal masa lalu kedua orang tuanya, karna memang kedua orang tuanya tidak pernah cerita serta saat itu ia masih terlalu belia untuk sekadar tahu hal hal yang bukan waktunya ia tahu.

Puk!

"Nal?"

Tepukan pelan di punggung diiringi suara lembut panggilan dari Veranda membuat Kinal sedikit terjengkit kaget.

"Eh, Ve?"

Veranda melihat Kinal dengan tatapan aneh juga heran. Akhir akhir ini ia sering memergoki Kinal dalam keadaan melamun dan menyendiri di rooftop. Kinal tampak seperti sedang menyimpan banyak beban pikiran. Ia merasa Kinal seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya, karna setiap kali ditanya selalu dijawab tidak ada apa apa oleh Kinal. Aneh sekali menurutnya.

"Kamu udah makan?"

Pertanyaan Kinal seolah sedang mengitrupsi Veranda yang hendak buka suara. Membuat Veranda lagi lagi harus menelan kembali rasa penasarannya tentang apa sedang pemilik hatinya itu risaukan.

"Belum," Geleng Veranda. "Aku mau makan bareng sama kamu, makanya aku nyariin kamu dari tadi. Ehh, ternyata kamu disini," Ujarnya.

Raut muka Kinal seketika berubah, merasa tidak enak hati karna telah mengabaikan Veranda akhir akhir ini gara gara terlalu larut kedalam masalah pribadinya.

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang