Bab 19

2.3K 305 8
                                    

Dreettttt...

Suara mesin terdengar dari sudut ruangan ini.

"Entah mengapa aku merasa itu bunyi gergaji mesin," ujar Devan.

"Cepat kabur!!! Arwah penebang pohon!!" sorak Nindy.

Lelaki di sudut ruangan itu berjalan pelan mendekati kami. Tapi, kami sudah berlari keluar dari ruangan ini.

"Gerbangnya sudah dekat," bisik Devan.

"Waspada, mungkin ada banyak arwah di gerbang itu," ujarku.

"Ya ampun, dah kayak train to busan aja nih, hantunya banyak banget," ujar Verisa.

"Aggghhhh!!!" jeritan Adhian terdengar dari arah lapangan basket sekolah.

"Adhian!!" sentak Rivania.

"Haruskah kita menjemput dia?" tanyaku.

"Tentunya! Kamu ini gimana sih?!" ujar Valentina ketus.

Devan berlari lebih dulu ke arah lapangan basket, kami membuntuti dia dari belakang.

"Adhian! Dikepung!" ujar Devan, nafasnya sangat tidak beraturan.

"Aku harus membantu nya," sambung Devan.

"Tunggu dulu!" Nindy memegang tangan Devan.

"Sekarang jam berapa?" tanya Verisa.

"02.00!" balas Rivania sambil melihat jam tangannya.

"2 menit lagi! Biarkan aku mengumpan dia sampai waktu mereka hadir berakhir," ujar Devan.

"Kau yakin?!" ujar Nindy khawatir.

"Tenang, aku harus segera menyelamatkan Dhian," ujar Devan sambil melepaskan genggaman Nindy dan berlari mendekati segerombolan arwah mengerikan itu.

"Hoii!!" sorak Devan lantang.

Semua arwah itu menatap Devan. Devan sedikit panik, dia melambai-lambaikan tangannya sambil berlari mengelilingi lapangan. Bodohnya arwah itu, dia juga mengejar dengan mengelilingi lapangan.

"Udaranya dingin sekali!" ujar Devan, nafasnya terasa sesak.

"1 menit lagi!!!" sorak Rivania.

Sementara itu, aku berlari mendatangi Adhian yang terbaring lemas di tengah lapangan itu.

"Ada banyak luka cakaran di tanganmu," ujarku sambil meniup-niup lukanya.

"Tidak apa-apa," balas Adhian.

"Kamu bisa berdiri?"

"Akan ku usahakan,"

Adhian mulai berdiri.

"Aduh! Aduh!" Adhian mengaduh.

"Kakimu terkilir?" tanyaku.

"Itu yang membuat ku terjatuh dan dikepung," ujar Adhian.

"Ayo berdiri, aku akan bantu," ujarku.

Akhirnya semua arwah menghilang, Devan langsung merebahkan dirinya di atas lapangan itu.

"Nafas... ku... sesak... sekali..." ujar Devan.

"Ah aku gak mau kalah romantis dengan Rena," ujar Nindy.

"Devan!!!" sorak Nindy berlari ke arah Devan.

Aku membantu Adhian berjalan hingga ke depan gerbang, dia agak pincang.

"Kamu berat banget ih," keluhku saat sampai di depan gerbang.

"Berat apaan? Kurus begini?" balas Adhian.

Teman-temanku datang, semuanya berkumpul di depan gerbang.

"Sepi banget," ujar Rivania.

"Ya iyalah," sahut Verisa.

Semuanya pulang ke rumah masing-masing.

"Biar aku yang menolong Adhian berjalan pulang," ujar Devan.

"Baiklah, terima kasih," balasku.

"Ah iya, terima kasih banyak, maaf ya ngerepotin Ren... Van..." ujar Adhian.

============================

Esok harinya...

"Aduh, aku bangun jam 09.00? Pasti faktor pulang jam 02.00 tadi," ujarku sambil menggosok-gosok mataku saat bangun tidur.

Tok! Tok! Tok!

Ibu menggedor pintu keras.

"Anak cewek bangun jam segini? tolong ibu bersihin rumah!!" sorak Ibu dari luar kamar.

"Iya, iya!" sahutku.

Aku menyibakkan selimut, tanpa melipatnya aku langsung berlari keluar kamar.

"Ngapain bu?" tanyaku.

"Cuci piring, mengepel atau masak nasi?" ujar Ibu.

"Masak nasi aja deh," balasku.

"Awas gosong lagi!" ujar Ibu.

"Iya iya, kemarin itu aku pikir airnya sudah cukup, ternyata kurang, kapanlah magic com diperbaiki, masak di kompor susah bu," balasku.

"Sabar, nanti beli baru," ujar Ibu.

Aku langsung berjalan ke dapur. Mengambil beras dari karung beras dekat kompor dan menuangnya ke panci menggunakan gelas.

Cetakk!

Aku menghidupkan kompor.

"Astaga! Cuci beras aja belum," ujarku.

Aku begitu mengantuk hingga tak fokus. Aku matikan kompor lalu menyuci beras.

"Baiklah, saatnya mengisi air, airnya sampai setinggi lipatan jari telunjuk di atas permukaan beras," gumamku.

Kemudian aku meletakkan panci berisi beras itu diatas kompor lalu menghidupkan kompornya.

Merah : Kursi Belakang [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang