Getting Crazier

15 2 0
                                    

{ Kangen, Kanda } Aku sampai tersedak kuah kolak durian ketika membacanya.

Tak lama kemudian, pesan balasan dari Mas Dani terkirim. Aku membacanya ketika sudah melihat gambar centang biru yang menjadi pertanda bahwa pesan sudah dibaca Tika.

{ Sabar, Dinda. Kanda lagi ketemu  Sofiah di rumah }

Aku melirik Mas Dani yang sedang duduk di meja makan sembari menyantap es kolak durian yang dibawa Sofiah.

"Itu muka kenapa? Asam kali kayak jeruk kasturi." Sofiah melihat ke arahku dan Mas Dani secara bergantian. "Nggak lagi sariawan, kan?" tanyanya mengedipkan sebelah mata.

Aku nggak meladeni Sofiah. Lagian setelah ngomong begitu dia juga sibuk berselancar di depan layar ponselnya. Sofiah tiba di rumah jam dua siang bersama Fahri anak semata wayangnya. Dia ke mari untuk memenuhi janjinya membawakan durian pesananku. Sebelumnya dia sudah mengomel habis-habisan karena katanya durian bisa bikin aku keguguran. Jadi sebagai gantinya Sofiah membawakan es kolak durian. Itu pun cuma dikasih satu biji duriannya. Padahal yang disantap Sofiah dan Mas Dani ada empat biji durian di es kolaknya. Yang disantap Fahri dan Gibran di ruang tengah juga sama. Memang dasar pelit itu Sofiah!

{ Kanda nanti nginap, kan? } Pesan balasan dari Tika.

Aku meremas pinggiran kausku sendiri. Mas Dani mengulum senyum sambil tangannya bergerak lincah di  layar ponselnya.

{ Kalau nginap memang boleh? } Mas Dani membalas.

{ Mas, ihh! }

Lagi-lagi aku melihat Mas Dani mengulum senyum.

{ Udah nggak tahan, ya? } Balas Mas Dani sambil tersenyum semringah.

"Dasar, PIKTOR!" umpatku. Membuat Mas Dani yang berada di meja makan, menoleh ke arahku.

"Kenapanya kau, Nin? Siapa yang piktor?" tanya Sofiah meletakkan ponsel di meja.

"Ada. Orang," sahutku sembarang.

"Orang siapa yang punya pikiran kotor gitu? Biar kucucikan otaknya pakai air mendidih," sahut Sofiah semena-mena.

Kursi berderit. Mas Dani beringsut bangkit, lalu berjalan ke arahku.

"Nggak usah ngurusin orang, Sayang," kata Mas Dani mengecup keningku.

Sofiah melebarkan mata lalu bilang,
"Aih! Pulang lah aku. Jadi piktor juga otakku ini gara-gara Mas Dani."

Mas Dani tertawa renyah, sementara aku sama sekali tak berselera untuk tertawa.

"Mas mau pergi. Sini aja lah, kawani Mbakmu," kata Mas Dani sembari mengusap-usap kedua bahuku. HP yang berada di tangan Mas Dani bergetar. Aku merasakan itu di bahuku.

"Mas mau ke mana?" Aku pura-pura bertanya.

"Ke rumah Eko, Yang. Bentar," kata Mas Dani yang mengecup keningku sekali lagi kemudian buru-buru beranjak ke kamar.

Kalau boleh kutebak, Mas Dani pasti akan mandi. Aku menghela napas dan menghembuskannya kasar.

Beberapa menit kemudian Mas Dani keluar dari kamar dengan kaus lengan pendek putih, dan celana joger hitam.

"Wanginya," celetuk Sofiah kemudian menelengkan kepala ke arah Mas Dani yang berada di sebelahnya. "Ganteng kali, ah! Tapi sayang-" Sofiah menggantung kata-katanya.

"Apa?" tanya Mas Dani menaikkan sebelah alisnya.

"Di rumah bau asam! Makanya pelakor di luaran sana itu mau sama suami orang ya karena ini. Padahal, ya ...." Sofiah menjeda sembari menatapku dan Mas Dani bergantian. "Kalau dia tahu gimana lusuhnya, baunya, dan joroknya suami orang itu. Pelakor nggak akan mau," terang Sofiah kemudian melipat tangan di dada.

"Itu suami orang. Ya kan, Yang? Masmu ini setia lah, Fi," sahut Mas Dani menimpali.

"Di depan setia, nggak tahu di belakang," ujar Sofiah membuat rahang Mas Dani menegang.

"Sak karepmu, Bu Psikologi!" tukas Mas Dani kembali menoyor Sofiah lagi.

Sofiah memijit kepalanya yang kuyakin nggak kenapa-kenapa. "MAS DANI!" serunya berteriak.

"Mas Dani kok nggak pamit samamu, Nin? Kalau aku, kubacakan doa lagi suamiku. Biar nggak digoda iblis di luar rumah," kata Sofiah dengan suara lantang. Sengaja kurasa. Supaya Mas Dani mendengarnya.

"Jangan cuci otak, ya, Fi! Mas buat perhitungan nanti," sahut Mas Dani mengacungkan jari telunjuknya kemudian buru-buru berlalu pergi.

Sofiah balas mencebik.

Menit berikutnya aku memekik. Sofiah bertanya lewat sorot mata. Aku menunjukkan foto wanita berambut sebahu yang hanya menggunakan bra. Foto itu dikirim Tika ke HP Mas Dani beberapa menit yang lalu.

"Itu dia?" tanya Sofiah.

Third Storm #IWZPAMER2023Where stories live. Discover now