Part 7. Kehilangan

1 0 0
                                    

Di saat ketegangan mulai membayangi hari-hari, aku sering ditinggal ibu pergi berobat. Di saat itu aku dan abang harus menjaga adik dibantu oleh tetangga kami. Adik bayi baru berumur lima bulan, tetapi dia harus menerima takdir ini.

Hari-hari mencekam dengan sikap ibu yang tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang hilang saat kehampaan datang ke dalam hidupku. Di masa kecil yang kelabu, aku tumbuh menjadi gadis kecil yang rapuh.

Sehari-hari merindukan ibuku yang dulu. Jiwaku kosong, sehingga tumbuh menjadi anak introvert.

Aku jatuh sakit. Aku mulai mengerti apa yang dikatakan oleh ayah kalau ibuku kini sudah gila. Meski perlu waktu untuk memahami itu semua. Ya, aku merasa setiap bersama ibu rasa takut selalu menghampiri, sehingga aku tidak mau ditinggalkan oleh abang kalau ayah sedang mencari rezeki.

Suatu hari, ibu memaksaku berjalan keliling kampung. Dia selalu menceracau di sepanjang jalan tanpa henti. Hingga aku merasa malu karena dihina oleh orang lain. Ibuku telah berubah.

Dia sekarang dikendalikan bukan dengan dirinya karena sikapnya yang tidak terkontrol kadang menyakitiku. Bahkan, ibu tak lagi mendengarkanku. Dia hanya sibuk dengan dirinya.

Ibu seperti orang asing yang tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Ayah mengatakan bahwa ibu sedang sakit. Dia mengalami masalah gangguan jiwa.

Sehingga seringkali mengamuk tanpa sebab dan melukai diri sendiri. Ibuku bukan hanya mengomel, tetapi juga memukul dan mencubitku.

Dia mudah marah, jika aku keras kepala dan aku merasa tertekan. Namun, rasa sayangku pada ibu, menghilangkan keraguan untuk tetap ingin selalu dekat disisinya.

Aku ingin berbakti dan menjaga ibu. Sayangnya, aku tak mampu karena usiaku masih terlalu kecil untuk mengurusnya, meski begitu aku pernah bermimpi menjadi orang sukses di masa depan agar bisa melindunginya bahkan, air mataku selalu tumpah kala mengingatnya selalu dihina.

Aku ingin mengangkat derajat keluargaku agar keluar dari jerat kemiskinan dan tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain.

Aku selalu mencari tahu keberadaan ibu lalu meminta ayah untuk membawa ibu pulang. Ibu seringkali nongkrong di tempat umum sambil menceracau sendirian. Di saat itu, aku merasa terpukul karena sering dikucilkan.

Bersambung.

Metamorfosa CintaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora