2

40.1K 2K 5
                                    

Keesokan harinya...

  Axella sekarang sedang di periksa oleh dokter Levi, gadis itu memasang wajah kesalnya karena dia belum diperbolehkan untuk pulang.

"Gue mau pulang sekarang, gak mau nanti-nanti." Ucap Axella sambil mendengus.

"Tapi anda baru siuman dari koma, nona Axella." Ucap Levi.

"Gue udah sehat." Ucap Axella.

"Tapi anda masih harus di rawat agar kondisi anda kembali stabil." Ucap Levi untuk berusaha sabar dengan pasiennya.

"Axella, kamu harus mendengar apa kata dokter Levi." Ucap Wanda berusaha menenangkan sahabatnya.

"Gue mau pulang, titik tidak pake koma." Ucap Axella.

'gue malas di rumah sakit ini, gue mau cepat-cepat bertemu sama sugar baby. Gue penasaran sama tuh anak.' batin Axella.

"Kalau lo gak nyuruh gue pulang, maka gue acak-acakin rumah sakit ini." Ucap Axella menatap Levi dengan tajam.

'baru kali ini aku mendapatkan pasien seperti ini.' batin Levi.

"So?" Tanya Axella sambil tersenyum menyeringai.

"Baiklah, anda boleh pulang hari ini tapi setelah air infus anda habis." Ucap Levi menghela nafas pasrahnya.

"Gue mau sekarang." Ucap Axella.

'astaga kenapa sahabat ku seperti ini? apalagi dia tidak pernah pakai lo gue, apakah karena benturan itu yang membuat Axella berubah?' batin Wanda.

"Jawab dong, dokter." Ucap Axella menatap kesal Levi yang hanya diam saja.

"Baiklah, anda boleh pulang sekarang." Ucap Levi dengan pasrah, dia benar-benar pasrah mengikuti permintaan Axella.

"Nah gitu dong, coba dari tadi bilang kayak gitu. Jadi gue gak perlu repot-repot ngancam lo." Ucap Axella sambil mengibaskan rambut pendeknya yang panjangnya sebatas bahu.

"Kalau begitu saya permisi dulu," Levi berjalan meninggalkan tempat itu karena dia benar-benar pusing kepala melihat Axella.

"Aku akan menyusun barang-barang mu," Wanda langsung menyusun barang-barang Axella dan menyimpan ke dalam tas.

"Okey," Axella mengangguk kepalanya dan gadis itu menatap ke luar jendela ruang rawatnya.

  Tidak satupun keluarga Xanthone datang menjenguk Axella, bahkan sugar baby nya juga tidak menjenguknya padahal dia penasaran dengan wajah sugar baby nya apakah tampan atau manis.

"Axella, kamu sedang memikirkan apa?" Wanda menatap ke arah Axella yang melamun menatap jendela kamar rawatnya.

"Gue gak mikirin apa-apa." Ucap Axella.

"Axella, tolong pakai aku kamu jangan pakai lo gue." Ucap Wanda.

"Suka-suka gue dong." Ucap Axella sambil memasang wajah sewotnya.

"Kan kamu tidak lupa ingatan, tapi kenapa cara bicaramu berubah bahkan juga tingkah laku mu berubah?" Ucap Wanda penasaran dengan Axella.

Tadi malam Axella memberitahu kepada Wanda bahwa dia tidak amnesia, dia mengingat semua apa yang terjadi dan di campur dengan bumbu-bumbu kebohongan. Tapi untungnya gadis itu mempercayai ucapannya.

"Setiap orang pasti akan berubah pada saatnya, Wanda." Ucap Axella menatap ke arah Wanda.

"Iya, aku tahu tapi kamu berubah total. Kamu bukan seperti Axella yang aku kenali selama ini." Ucap Wanda.

"Gue Axella, sahabat lo sejak masih piyik. Gak usah ngawur kalau gue bukan Axella." Ucap Axella sedikit kesal dengan Wanda.

'sebenarnya emang iya sih kalau gue bukan Axella yang asli, tapi kan sekarang raga Axella udah jadi milik gue seutuhnya. Jadi gue udah jadi Axella yang asli.' batin Axella sambil mengangguk kepalanya dan tangannya memegang dagunya.

"Barang-barang mu sudah di susun semua." Ucap Wanda.

"Ayo kita pulang, gue udah mumet di sini."

  Axella turun dari ranjang rumah sakit dan gadis itu memegang tiang infus untuk menopang tubuhnya yang masih sedikit lemas.

"Sebaiknya kamu tunda dulu pulang ke mansion, apalagi kamu masih terlihat pucat dan belum terlalu pulih." Ucap Wanda menasihati Axella.

"Gue bukan perempuan lemah, gue harus lawan rasa sakit ini." Ucap Axella berjalan sedikit sempoyongan.

Wanda hanya menghela nafas pasrahnya melihat sahabatnya begitu keras kepala, gadis itu mengikuti Axella dari belakang.

Tidak lama kemudian mereka berdua tiba di parkiran rumah sakit, Wanda dan Axella masuk ke dalam mobil. Lalu meninggalkan tempat itu, selama dalam perjalanan menuju ke mansion utama Xanthone. Axella menatap ke arah kaca jendela mobil untuk melihat pemandangan, sedangkan Wanda fokus mengemudi mobilnya.

"Siapa yang memimpin sementara perusahaan utama?" Tanya Axella menatap ke arah Wanda.

"Daddy mu yang sementara memimpin perusahaan utama selama kamu koma, para karyawan juga turut mendoakan kesembuhan mu." Ucap Wanda sambil tersenyum tipis.

'apa gue bisa memimpin perusahaan milik keluarga Xanthone?apa tidak akan bangkrut? Kan gue belum kuliah dan masih murid kelas 12 SMA. Tapi untungnya tubuh gue yang sekarang otaknya encer.' batin Axella sambil tersenyum menyeringai.

Axella memimpin perusahaan utama milik keluarga Xanthone karena dia anak pertama sekaligus cucu pertama di keluarga tersebut, dari kecil dia di ajarkan tentang bisnis. Nama perusahaannya adalah Xanthone company, perusahaan ini memiliki begitu banyak cabang di negara-negara lain. Banyak sekali yang berlomba-lomba untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan raksasa ini tapi sedikit yang di terima. Axella di kenal sebagai perempuan pebisnis di usia muda yang sudah sukses.

Wanda lah yang menjadi saksi di mana Axella yang stress dari tekanan keluarganya, seringkali dia menenangkan sahabatnya. Tidak jarang Axella meminum obat penenang tapi Wanda mencegahnya, sesekali dia membawa sahabatnya ke psikolog dan perlahan batin Axella mulai membaik. Wanda menjadi asisten pribadi sekaligus tangan kanan Axella,  di tambah lagi orang tua Wanda berteman baik dengan orang tua Axella.

Keluarga Xanthone selalu menekan Axella untuk menjadi orang yang selalu sempurna tanpa cacat, tapi mereka tidak tahu kalau mereka sudah merusak batinnya.

TBC....

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENJADI SUGAR MOMMY ||HAPPY ENDING Where stories live. Discover now