20

24K 1.5K 43
                                    

Sore harinya...

Axella sedang menanam jagung di halaman belakang, di sana ada sepetak tanah khusus untuk tanaman. Tapi tidak ada tanaman yang tumbuh di sana, hanya ada rumput-rumput liar. Gadis itu mencabut rumput-rumput tersebut dengan kedua tangannya.

"Kamu sedang apa, Axella?"

Terlihat Celin berjalan menghampiri Axella yang sedang mencabut rumput di sepetak tanah, wajah cantik gadis itu sedikit kotor oleh tanah.

"Sedang kayang, oma." Ucap Axella sambil memutar bola mata malasnya melihat kedatangan Celin.

"Jawab pertanyaan oma dengan jujur." Ucap Celin sedikit kesal dengan ucapan Axella.

"Seperti yang oma lihat, aku sedang mencabut rumput." Ucap Axella cuek.

"Apakah kamu tidak punya pekerjaan lain selain ini?" Tanya Celin.

"Tidak ada." Ucap Axella.

"Kakak, aku bawa jus alpukat khusus untuk mu. Aku yang buat." Ucap Misha sambil membawa nampan berisi segelas jus alpukat.

"Kamu yang buat atau maid yang buat?" Tanya Axella menatap ke arah Misha.

"Aku di bantu maid." Ucap Misha sambil tersenyum polos.

"Letakkan ke atas meja." Ucap Axella kembali mencabut rumput.

Misha meletakkan nampan ke atas meja dan gadis itu ikut membantu Axella mencabut rumput, dia sedikit kesusahan mencabut rumput. Lalu dia menatap ke arah kakak sepupunya yang mencabut rumput tanpa kesusahan seperti sudah terbiasa dengan hal ini.

Sedangkan Celin menatap kedua cucu perempuannya mencabut rumput, dia heran kenapa mereka berdua tidak shopping ke mall padahal ibu mereka berbelanja ke mall.

"Woah anak-anak papi rajin sekali ya, sepertinya papi akan memberikan hadiah kepada kalian berdua." Ucap Bastian berjalan menghampiri mereka, tidak lupa juga Evan, Darel, dan Noah mengikuti dari belakang.

Bahkan Isaac, Shane, Jude, Dante, dan Vincent mengikuti dari belakang. Axella hanya tersenyum tipis ke arah Bastian, lalu dia kembali mencabut rumput.

"Oh iya kamu ingin menanam apa setelah membersihkan tempat ini, Axella?" Tanya Bastian langsung membantu Axella dan Misha mencabut rumput.

"Aku ingin menanam jagung, kangkung, sawi, dan cabe." Ucap Axella.

"Kalau begitu papi akan beli pupuk organik agar tanamanmu tumbuh subur." Ucap Bastian.

"Terima kasih, papi. Papi yang terbaik." Ucap Axella langsung memeluk Bastian, Darel langsung mengepal kuat karena dia sedikit iri melihat mereka berdua.

"Dan aku adik yang terbaik, kak Axella." Ucap Misha sambil tersenyum manis.

"Tidak, aku adik yang terbaik." Sanggah Isaac.

"Kalian berdua itu adik yang terbaik." Ucap Axella.

"Ooo iya kak, bagaimana quality time mu?" Tanya Misha.

Isaac, Shane, Jude, dan Dante terdiam. Karena mereka berempat melihat semua interaksi antara Axella dan Elijah seperti sepasang kekasih.

"Apakah pria yang kamu temui itu, tampan?" Goda Bastian menatap keponakannya.

"Tampan, papi." Ucap Axella, kedua pipinya sedikit memerah ketika mengingat Elijah.

"Axella, apa hubungan mu dengan Elijah?" Tanya Darel menatap ke arah Axella.

"Daddy tidak perlu tahu, itu urusan ku." Ucap Axella cuek.

"Jangan berbicara dengan daddy mu, Axella. Dia ayah kandung mu," Bastian menasihati Axella.

"Oh jadi papi di pihak daddy?" Ucap Axella menatap datar Bastian.

"Maksud papi bukan begitu, Axella." Ucap Bastian.

"Sudahlah, papi. Aku tahu papi membela daddy." Ucap Axella langsung berdiri dan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Papi sudah merusak kepercayaan kak Axella, aku juga benci papi." Misha langsung mengikuti Axella dari belakang, gadis itu sedikit kecewa dengan Bastian yang membela Darel.

"Bastian," Darel menatap ke arah sang adik yang menatap sendu melihat kepergian Axella dan Misha.

"Axella sudah membencimu, kak Darel. Sangat sulit dia memaafkan mu, apalagi sepertinya dia mulai membenci ku." Ucap Bastian langsung meninggalkan tempat itu.

"Isaac, apakah kamu bisa membantu hubungan daddy dengan kakak mu?" Darel menatap ke arah Isaac.

"Maaf, Daddy. Aku tidak mau kak Axella membenci ku, sebaiknya Daddy yang berusaha mendekati pelan-pelan kak Axella. Itu saran ku saja." Ucap Isaac langsung meninggalkan tempat itu.

⭐⭐⭐⭐⭐

M

alam harinya...

Axella sedang duduk di sofa dan Misha melakukan nail art ke kuku-kuku jari kakak sepupunya, kuku-kuku gadis itu sudah berwarna merah.

"Bagus tidak, kak?" Tanya Misha menatap Axella.

"Bagus, kakak suka. Tolong berikan juga motif bunga Daisy ya." Ucap Axella.

"Siap, kakak." Ucap Misha.

Terlihat Darel menghampiri mereka berdua yang berada di ruang keluarga, apalagi sekarang belum jam makan malam bersama.

"Axella, besok daddy akan melakukan bisnis ke luar negeri. Kamu mau oleh-oleh apa? nanti Daddy belikan untuk mu." Ucap Darel menatap Axella.

"Tidak perlu beli oleh-oleh untuk ku, pulanglah dengan selamat." Ucap Axella sedikit acuh dengan Darel.

Darel sedikit menghangat mendengar ucapan Axella, gadis itu memakai oleh-oleh dari Isaac yaitu bando telinga kucing sehingga dia tampak begitu menggemaskan.

"Kak Axella, tadi aku bertemu dengan Edgar dan Veena di taman bermain." Ucap Misha sambil memoles motif bunga Daisy di kuku jari Axella.

"Lalu?"

"Iya, aku sedikit cemburu melihatnya." Ucap Misha.

"Edgar bersama Veena?" Ucap Darel sedikit terkejut mendengar ucapan Misha.

"Abaikan saja pertanyaan Daddy, lanjutkan lagi cerita mu." Ucap Axella.

"Edgar menuduh ku, dia mengatakan diri ku menguntitnya dan Veena. Ewww mana ada aku menguntitnya." Ucap Misha sambil memasang wajah jijiknya.

"Lalu bagaimana perasaan mu sekarang? apakah sudah mulai move on dari Edgar?" Tanya Axella.

"Perlahan-lahan aku sudah mulai melupakan, Edgar. Saat aku kembali mengingat mengejar-ngejar dia, aku langsung malu. Kenapa aku harus mengejar pria bajingan itu?" Ucap Misha sambil menghela nafasnya.

"Pria bajingan itu tunangan mu, Misha." Axella tersenyum mengejek Misha.

"Aku menjadi menyesal menerima perjodohan itu, rasanya aku mau memutar ulang waktu." Ucap Misha kesal.

Darel hanya mendengar pembicaraan Axella dan Misha, pria itu sedikit bersyukur karena anaknya tidak menjauhi nya. Tapi dia sedikit terkejut mendengar bahwa Edgar memiliki hubungan dengan Veena, dia akan menyuruh tangan kanannya untuk menyelidiki hal ini.

"Kamu tenang saja karena aku yang akan mengurusnya." Ucap Axella sambil tersenyum tipis.

"Kakak yang terbaik." Ucap Misha langsung memeluk Axella, karena dia sangat senang memiliki kakak seperti gadis itu meskipun hanya kakak sepupu.

Bastian tidak jauh dari sana, dia juga mendengar pembicaraan Axella dan Misha. Dia sedikit merasa bersalah dengan putri semata wayangnya harus menderita menjalin hubungan dengan Edgar, Bastian juga senang melihat Axella tidak menjauhi Darel.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

Yang silent reader tolong vote saja, itu pun sudah cukup berharga bagi kakak. Kakak tahu cerita kakak tidak menarik, tapi kakak akan berusaha membuat yang lebih menarik.

MENJADI SUGAR MOMMY ||HAPPY ENDING Where stories live. Discover now