6

122 19 0
                                    


Tawa dan tangisnya pelipur laramu
Pelepas lelah
Genggam mungil dan langkah kecil
Menyonsongmu
Celoteh riang penuhi ingatan

Kini mengabur
Luntur
Lalu lebur

***

"Papa, kenapa rumputnya harus dicabut, kan kasian?"

"Kalau nggak dicabut nanti dia ngambil  makan bunga mawar kesukaan Bunda, kalau mawarnya nggak makan nanti nggak ada bunga yang cantik, dong."  Gusta memberikan penjelasan pada gadis kecilnya.

Tak jauh dari mereka sepasang ibu dan anak balitanya sedang menggali tanah untuk menanam bunga mawar kesukaan sang Ibu.

"Adrian, Sayang, jangan masukin tanah ke mulut, kotor." wanita cantik dengan blues biru mencegah balita montok yang berusaha memasukkan tanah ke mulutnya.

Gadis kecil dengan pita merah jambu di kepala tertawa lepas melihat kelakuan adik kecilnya yang menggemaskan.

Sedangkan si bocah kecil hanya menatap bingung pada kedua orang tua serta kakaknya, mereka tergelak melihat tingkah polahnya yang menggemaskan.

***

Gusta Pratama, duduk diam memandang foto keluarga yang diambil saat kelulusan Alisha Rose, putri sulungnya di bangku SMA. Saat semua masih berada pada keadaan yang benar. Saat pelukan Gusta masih menjadi rebutan putra dan putrinya.

Kini ruang kerja menjadi tempatnya menghabiskan waktu sejak kepergian sang istri tercinta. Bukan untuk melarutkan diri pada pekerjaan, namun untuk mengenang semua memori indah keluarga Pratama yang saling menjauh.

Kerasnya didikan yang diterima di masa lalu, tanpa sadar sudah memberi pengaruh terhadap kehidupan keluarganya saat ini.  Sayang, kini tak ada lagi Ambar Prameswari, wanita lemah lembut yang mengimbangi kerasnya Gusta Pratama.

"Kenapa mereka berdua harus mewarisi sikap keras kepalaku," Gusta memijat pelan pelipis yang berdenyut nyeri, merenungi keras kepala kedua anaknya.

"Sayang, jika saja mereka memiliki sedikit kelembutan sepertimu, aku tidak akan membusuk di sudut ruang yang sangat kau benci ini," Gusta bermonolog demi mengurangi beban yang dipikul sendiri.

Kerinduan akan sosok lembut pendamping jiwa semakin kuat.

Memang, kedua anaknya bersikap keras kepala sama seperti dirinya. Sehingga setiap terjadi perbedaan tak ada yang mau mengalah. Kalau dahulu ada Ambar yang menjembatani kekerasan-kepalaan  antar Gusta dan anak-anaknya, kini setelah hampir setahun kematiannya bahkan saling bertanya kabar pun anak dan suaminya hampir tak pernah.

Sebenarnya Gusta selalu memperhatikan anak-anak di luar sana dalam diam. Terlebih Alisha yang memilih hidup sebagai seorang model dan aktris. Alisha mewarisi seluruh kecantikan Ambar, namun tak ada satupun sikap dan sifat lemah lembut yang menurun pada Alisha. Malah sikap keras kepala Gusta yang memenuhi diri Alisha.

Hingga keputusan Alisha untuk meninggalkan keluarga demi karirnya sebagai model tak lepas dari sikap keras kepala mereka berdua. Saat itu, Ambar hanya bisa menangis diantara perang argumentasi antara Gusta dan Alisha. Gusta yang berang mengetahui Alisha menjadi model majalah dewasa. Tanpa sadar mengusir sang putri. Alisha yang memiliki ego tinggi dan keras kepala tak menunggu lama untuk membereskan barang bawaannya. Begitu keras hati Alisha hingga tanpa ragu memutuskan untuk pergi saat itu juga.

Lain hal dengan Adrian, tak hanya mewarisi sikap keras kepala Gusta. Adrian juga mewarisi sikap lembut Ambar. Sehingga ketika terjadi pertengkaran baik antara ia dengan Alisha, atau bahkan dengan Gusta sekali pun, ia hanya akan meninggalkan arena perdebatan. Walau ia tak bisa begitu saja menerima kekalahan. Adrian lebih memilih menghindari perdebatan. Sedikit berbeda dengan Alisha yang lebih meledak-ledak. Namun untuk sikap keras kepala mereka berada di level yang sama.

CIRCLE OF LOVE On viuen les histories. Descobreix ara