28

85 14 0
                                    

Ditulis oleh kak rryanti_Ludith

Sesak memenuhi dada
Saat hidup memaksakan kehendak
Hanya kekecewaan besar yang akan hadir

*****

Bimo mengirimkan pesan rutin mengenai keadaan Alisha kepada Adrian. Sudah menjadi tugas pria bertubuh tambun itu, melaporkan segala hal yang bersangkutan dengan Alisha.

"Alisha sudah membaik, makannya juga sudah mulai lahap. Icha menanyakan keadaan, Lo. Semuanya baik-baik aja, kan?" isi pesan yang dikirim oleh Bimo untuk Adrian.

Setelah menekan tombol kirim untuk pesan untuk Adrian Bimo menyimpan kembali gawainya, ia melanjutkan kegiatan mengupas buah mangga untuk Alisha. Selama aktris kontroversial itu di rawat, tak pernah sehari pun ia absen dari menemani aktris yang sudah di temani nya sejak awal debut.

Sambil memandangi Alisha yang masih terlelap setelah menerima obat dari perawat. Bimo kembali mengenang kebersamaannya dari awal, bersama aktris yang terkenal dengan berbagai skandalnya. Bimo tahu kebenarannya, Alisha yang selalu tampil angkuh dan sesukanya ketika di depan kamera akan berubah menjadi sosok yang sangat rapuh ketika berada di belakang kamera.

Berkali-kali, Bimo sudah memperingatkan Alisha untuk menjauhi Alan. Namun, sikap simpatik yang ditunjukkan oleh CEO Allow mampu menutup mata Alisha dari kebenaran. Alisha bukanlah wanita yang gila akan materi, Alisha tak pernah kekurangan. Bahkan setelah aksinya keluar dari rumah besar Pratama tak sedikit pun jumlah uang yang mengalir ke rekeningnya berkurang. Kekeras-kepalaan wanita itu tak berpengaruh pada kepedulian dan kasih sayang Gusta kepadanya.

"Mama... kangen...." samar-samar terdengar igauan Alisha, Bimo menghentikan kegiatannya membersihkan tangan menggunakan tisu basah, ia lalu mendekati ranjang.

Sambil memegang lengan Alisha dengan lembut, Bimo mencoba menenangkan, "Cha... Icha, ini gue, Bimo." Wanita yang terbaring gelisah itu perlahan tersadar.

"Mo.... Mama...."

"Iya, Cha. Gue tau lo kangen tante, kan?" ucap Bimo, sambil terus mengusap lengan aktrisnya. "Bentar, minum dulu." Bimo mengambil gelas berisi air mineral yang berada di atas nakas untuk Alisha.

"Gimana, udah lebih baik, kan?"

"Iya," ucap Alisha, yang berusaha duduk setelah Bimo meletakkan lagi gelas keatas nakas. Pria gempal itu turut membantu Alisha, dengan meletakkan bantal tambahan untuk sandaran wanita yang terlihat mulai ceria itu. Agar ia merasa nyaman.

"Lo, tadi ngapain, Mo? Ngupas mangga?" Alisha bertanya sambil menatap meja persegi yang terletak di depan jendela. Terlihat sebuah mangga yang sudah selesai di kupas.

"Hmm.... daripada gue bengong nonton Lo ngorok, mending gue ngupas mangga. Rasanya maknyus banget loh Cha," Bimo mengucapkannya sembari menyatukan jari jempol dan telunjuk di depan mulut, lalu menariknya seperti yang biasa di lakukan oleh chef-chef di televisi.

"Mo, gue mau...," Alisha mengerjap-ngerjapkan matanya pada Bimo.

"Ngeri gue liat lo gitu, Cha. Bikin mau muntah." Bimo bergidik untuk memperkuat aktingnya. Hal itu membuat Alisha tertawa lepas melihatnya.

"Gue yang mau muntah ngeliat lo," ucap Alisha di sela tawanya.

Bimo memotong-motong kecil mangga yang telah selesai ia kupas sebelumnya. Setelah selesai, ia membawa piring berisi mangga itu kepada Alisha. "Nih." ucapnya.
Tanpa basa basi Alisha memakan buah kesukaannya itu.

Di sela suapannya, Alisha menanyakan kabar Adrian pada Bimo.
"Beberapa hari ini Adrian nggak dateng? Lo tau kabarnya nggak, sih, Mo? Kayaknya gue kangen sama tuh anak."

CIRCLE OF LOVE Where stories live. Discover now