22

77 13 0
                                    

Ditulis oleh kak rryanti_Ludith

Ketika fatamorgana terlihat nyata
Langkah kaki semakin tegap
Tapi,
Ternyata....
Fatamorgana tetaplah fatamorgana

*****

"Jangan temui orang itu! Ingat, turuti semua kata-kataku, jika kau mau semuanya tetap berjalan seperti sekarang." Lena berbicara tegas dengan seseorang melalui gawainya yang masih tersambung.

"Sialan," Lena memaki pada gawai yang sudah tak tersambung. "Wanita sundal itu semakin bertingkah. Mentang-mentang dia memegang kartu AS, sekarang dia bertingkah seakan memiliki dunia ini." Lena merasa muak dengan wanita yang harus ia tutupi keterlibatannya dari kasus pelik yang tengah ia tangani.

Drrrrrttttttt drrrrrrttttt

Gawai Lena kembali berdering, kali ini Aliman Yustanagara yang melakukan panggilan.
Lena memejamkan mata, kekesalannya hampir meledak di ubun-ubun.

Belum beres usahanya menggagalkan pertemuan Adrian dan Anggun, kini Aliman meneleponnya. Tentu bukan hal yang baik jika taipan angkuh ini meneleponnya langsung, tanpa melalui perantara sang asisten.

Lena masih belum menggeser tombol hijau panggilan di layar gawai nya, bahkan pada panggilan ketiga dari nomor telepon yang sama, Aliman.

Lena memutuskan untuk tak mengangkat telepon dari Aliman, ia ingin memastikan terlebih dahulu bahwa usaha Adrian untuk bertemu dengan Anggun Larasita gagal. Sehingga ia tak perlu mendengar umpatan dari Aliman. Uang memang mampu membeli segalanya, bahkan sumpah jabatan pun telah tergadai.

Di lain tempat, Anggun Larasita tersenyum karena sudah berhasil membuat berang seorang Lena. Ia tidak menyangka, bahwa usahanya mendekati salah satu taipan dunia penyiaran bisa membuahkan hasil yang tidak disangka. Keberadaannya pada tempat dan waktu yang tepat membuatnya menerima keberuntungan bertubi-tubi.

Dunia kini ada di dalam genggamnya, begitulah yang tertanam di benak Anggun saat ini. Sebagian besar kontrak yang awalnya milik Alisha Rose, kini menjadi miliknya. Baginya, mampu merebut apa yang menjadi milik Alisha adalah pencapaian terhebat, dalam perjalanan karirnya. Tak ada yang tahu kapan awal perseteruan antara Anggun dan Alisha.

Anggun yang beberapa saat lalu baru menyadari kenyataan bahwa Alisha adalah salah satu pewaris Pratama grup, setelah kasus kematian Alan. Akhirnya harus puas dengan kesepakatannya dengan Aliman.

Sayang sekali, ia harus melewatkan kesempatan emas untuk bisa menjalin kesepakatan dengan putra pewaris Pratama grup. Untuk saat ini kesepakatan dengan Aliman Yustanagara dirasa cukup oleh Anggun. Kartu AS yang kini dimilikinya, akan dipergunakan pada waktu yang tepat. Bahkan bisa ia gunakan untuk menaikkan "harga" kesepakatan mereka.

Anggun bersyukur atas kesalahan yang dilakukan oleh putri semata wayang Aliman, akhirnya memberikannya sebuah keberuntungan tak terduga. Anggun tersenyum lebar atas pencapaiannya.

"Baby Anggun, sebaiknya lo hati-hati berbisnis dengan Aliman. Lo udah denger sendiri kan, gimana Aliman dari orang-orang?" Asisten merangkap makeup artis Anggun, mencoba menasihatinya.

"Lo tenang aja, Aliman nggak bakal berani macam-macam sama gue. Kartu AS yang gue pegang bakal bikin Yustanagara bertekuk lutut di hadapan gue," ucap Anggun dengan ponggah.

"Ya, gue cuma ngingetin biar lo bisa ati-ati."

"Santai aja, Beb." Anggun tersenyum melalui cermin pada asistennya itu. "ntar malem shopping yuk."

"Alif. Gue nggak ada jadwal kan, buat ntar malem?" Anggun lanjut bertanya pada managernya yang juga ada di ruangan itu dengan suara nyaring, karena duduk lebih jauh dari tempatnya.

CIRCLE OF LOVE Where stories live. Discover now