22 || 12 anak?

12K 847 528
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Punya suami paham agama memang ribet, tapi punya suami yang banyak diperebutkan wanita, jauh lebih ribet, apalagi yang belum selesai sama masa lalunya.

—Ishara—

♛♛♛


Kicauan burung seakan sedang bernyanyi-nyanyi di atas pohon rindang, Ishara tersenyum tipis menatapnya, pagi ini entah kenapa rasanya dia begitu bahagia. Di taman belakang Ishara sedang bermain bersama binatang peliharaannya, Cici, nama kelinci putih yang sedang ia kasih wortel saat ini.

Kelinci itu begitu aktif bila bersamanya, mungkin sekarang kelinci itu sudah membuka diri untuk beradaptasi dengan majikan baru. "Cici makan yang banyak, ya! biar makin gemoy...."

Selang beberapa menit, Abyan menghampirinya dengan pakaian yang cukup rapi, "Sayang, hari ini Mas mau ke pesantren. Kamu tinggal di rumah Bang Aishan sebentar, ya, nanti Mas jemput. Ayo!"

"Nggak apa-apa, Mas, Isha tinggal di rumah aja, Isha bisa kok jaga diri."

"Enggak, Mas nggak ijinin kamu tinggal sendirian. Ayo, kita berangkat!" ajak Abyan meraih tangan wanitanya.

"Tapi, Mas, Cici gimana?"

Abyan melepas tangan istrinya, berjalan menangkap kelinci putih itu dan memasukkannya ke dalam kandang, Abyan juga tidak lupa menaruh beberapa sayuran berjenis wortel untuk makanan si kelinci itu. "Nah, kalau kayak gini, Cici pasti nggak bakalan kabur. Sekarang mari kita berangkat."

"Cici, Isha pergi dulu, ya, kamu jaga diri baik-baik, okey!" Setelah berpamitan dengan peliharaannya, Ishara berlari terjingkrak-jingkrak kegirangan mengikuti langkah suaminya dari belakang. Abyan yang tersadar saat istrinya berjalan sambil loncat-loncat seketika memasang wajah panik.

"Isha, stop sayang! Ngapain kamu loncat-loncat!" panik Abyan memegang kedua bahu istrinya untuk berhenti.

"Kenapa?"

"Jalan yang bener! pasti itunya masih sakit 'kan?" Sontak mata hazel istrinya membola sempurna.

"Ih, Mas! Apaan sih bikin malu aja! Isha oke oke aja kok! Mas nggak usah lebay deh!" beo Ishara mengerucutkan bibirnya sebal.

Bukannya merasa bersalah, Abyan malah terkekeh sendiri. "Dih, malah ketawa lagi!"

"Memangnya beneran nggak sakit, hm?" goda Abyan.

"Ya enggak lah," ketusnya.

Tiba-tiba Abyan berlutut di hadapannya mensejajarkan kepalanya dengan perut istrinya yang masih rata. Tangannya tergerak mengusap-usap perut itu dengan lembut. "Semoga ... Allah segera menitipkan malaikat kecil di rahim kamu ya, sayang." ucap Abyan penuh harap.

Senyum Ishara mengembang, tangannya juga ikutan memegang tangan Abyan yang masih berada di perutnya. "Aamiinn ... semoga Abyan kemasan sachet cepat hadir di sini."

"Abyan kemasan sachet? atau Ishara kemasan sachet?"

"Ya sama aja, 'kan kita pabriknya. Emang ... Mas Aby mau punya berapa anak sih?" tanya Ishara kepada Abyan yang masih berlutut di hadapannya.

"1 lusin."

"1 lusin itu berapa?"

"Kamu nggak tahu? 1 lusin itu sama dengan  12."

HAZEL : Pemilik Mata Indah Where stories live. Discover now