26 || Cinta Karena Allah

8.1K 861 116
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Jangan sampai komentar di paragraf kosong! Jangan lupa tandai typo!

Sejatinya cinta adalah mencintai karena Allah, kalau bukan karena Allah, maka kamu bukan siapa-siapa di hidup saya.

Abyan Arfathan—

♛♛♛

Suasana pemakaman mulai sepi, orang-orang sudah berpamitan pulang ke rumahnya masing-masing. Namun, masih tersisa beberapa orang termasuk dua polisi diantaranya.

Seorang pria dengan tangan yang sudah diborgol masih menangis histeris memeluk pusara yang masih basah di depannya. Hal itu menimbulkan rasa prihatin terhadap setiap orang yang memandangnya.

Rasa bersalah menyelimuti seluruh raganya, kenapa baru sekarang ia menyadari bahwa kepergiannya jauh lebih menyakitkan. "Mah ... Maafin, Kendra...." lirihnya dengan penyesalan yang begitu besar.

Airin Sabrina, nama yang tertera di nisan yang sedang Kendra tangisi saat ini. Itu adalah Mamanya sendiri. Bayangan kejadian semalam masih terekam jelas di benaknya. Iya, akibat Airin yang berusaha mengalihkan tembakan putranya yang tertuju ke arah Ishara, sayangnya peluru itu lepas dan mengenai dadanya. Bisa dikatakan Kendra menembak Mamanya sendiri.

Flashback On:

"MAS ABY AWAS!"

Dor!

"Ishara...."

Suasana hening sesaat, peluru itu sudah terlepas dari sarangnya, namun sasarannya berbelok arah. Detik itu juga tangan Kendra melemah, kakinya seakan sudah mati rasa. Bibirnya bergetar, tanpa ia sadari air mata mengalir di sudut matanya.

"M-Mama?" itulah satu kata yang keluar dari mulut Kendra.

Airin, wanita itu masih sempat mendorong tubuh Ishara hingga terjatuh, alhasil peluru itu malah mengenai dadanya.

"Tante Airin!" pekik Ishara sambil berdiri kembali menyambut tubuh Airin yang sedikit lagi terjatuh. Semua orang terpatung melihat kejadian itu, termasuk Bram sendiri, sementara pistol yang berada dalam genggaman Kendra terlepas begitu saja, tubuhnya luruh ke lantai menatap sang Mama yang menjadi korban kejahatannya.

Ishara memangku tubuh Airin dalam pangkuannya, darah tidak berhenti mengalir di bagian dada Airin, "Kenapa Tante tolongin Isha?" tangis Ishara seolah yang berada dalam pangkuannya saat ini adalah Mamanya sendiri.

"Isha kamu tenang! Kita akan bawa Tante Airin ke rumah sakit." bujuk Abyan.

"Ti-tidak perlu, Nak!" Airin bersuara. Kemudian beralih menatap putranya yang sedang menangis.

"Ken...."

Sekeras apapun hati seorang anak, cuma seorang ibu yang bisa meluluhkan hatinya. Kendra memberanikan diri mendekati Mamanya, mengambil alih tubuh Mamanya dalam pangkuannya sendiri. "Ken...."

"Maafin Ken, Mah. Ken minta maaf...." racau Kendra sambil memeluk Mamanya.

"Ta-di kamu suruh Ma-ma pergi, se-karang sudah saatnya Ma-ma pergi dari ke-hidupan kamu."

HAZEL : Pemilik Mata Indah Where stories live. Discover now