Margo's Pov
Agak pusing juga jam segini baru bangun. Ditambah, dari pagi aku belum sempat makan.
Saat bangun, aku langsung disuguhkan oleh ponsel yg berbunyi. Ada banyak chat dari nomor yg tak dikenal di sana.
Pas aku buka, ternyata dari Sofia. Ku balas saja seadanya tentang aku yg baru bangun.
Setelah chat berakhir, aku mendudukkan tubuhku dan bersandar pada dinding. Ku pegang perutku yg masih sakit.
Aku berusaha berdiri dan mencari makanan yg bisa aku makan.
Hanya ada roti sisa kemarin yg tidak aku habiskan. Masih bagus juga. Setidaknya perutku bisa terisi walau hanya dengan sepotong roti.
Kumakan roti tersebut, lalu minum yg banyak agar merasa lebih kenyang.
Setelah makan, aku kembali duduk di atas kasur lantai yg biasa dipakai tidur olehku setiap hari.
Saat sedang menunduk sembari menahan rasa sakit di perutku, tiba-tiba saja ada orang yg mengetuk pintu.
Tok tok tok!
Aku kembali bangkit dan berjalan malas menuju pintu. Ku harap itu bukan ibu kost yg akan menagih uang kost. Masalahnya, aku masih nunggak 2 bulan padanya. Jika aku diusir dalam keadaan begini, aku harus cari tempat tinggal di mana lagi?
Ibuku memang sedang sakit dan butuh biaya untuk pengobatannya sekarang. Untuk itu, setengah gaji yg seharusnya aku simpan untuk diriku sendiri, harus kukirim ke kampung dan hanya menyisakan setidaknya 10% dari uang itu untukku.
Tok tok tok!
Ku buka pintu bercat coklat ini karena si tamu terus saja mengetuk cukup kencang.
Ceklek!
"Hai."
Aku melotot karena syok melihat kehadirannya. Tak ingin terlalu kelihatan terkejut, aku pun kembali memasang wajah datar dan menyandarkan tubuhku pada palang pintu. "Mau apa?"
"Jengukin Kakak."
"Tau kost-an gue dari mana?"
"Tadi tuh, aku ke supermarket deket sekolah. Terus nanya ke temen-temen Kakak alamat rumah Kakak. Pas aku udah tau, aku langsung cus jalan ke sini deh!"
"Oh."
"Ih! Gak disuruh masuk nih????"
Aku kembali menegakkan tubuhku lalu masuk duluan ke dalam kamar kost ku ini.
Nampak Sofia yg celingak-celinguk menatap sekitar. Tak heran jika dirinya terkejut melihat keadaan kamarku yg jauh dari kata luas mewah.
"Kenapa?"
Sofia langsung mengalihkan pandangannya padaku lalu tersenyum canggung, "Ah? Hehe enggak apa-apa. Kak Margo udah makan belum? Katanya tadi baru bangun. Pasti belum makan ya?"
"Hem." Aku kembali duduk di atas kasur.
Dia ikut duduk di sampingku. "Nih aku beliin nasi kuning. Maaf ya cuma bisa beli itu. Tadinya aku mau beli KFC atau MCD atau pizza atau apa gitu. Tapi berhubung aku buru-buru dateng ke sininya, ya udah aku cuma bisa beli itu yg dijual di pinggir jalan."
Aku diam menatapnya.
"Kenapa malah diem? Dimakan dong Kak!" Dia langsung sibuk membuka kotak nasi tersebut lalu menyodorkannya ke arahku.
"..."
"Ihhh,,, kok diem terus? Mau aku suapin???"
Jujur, aku tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Dia sudah repot-repot datang ke sini lalu membelikanku makanan padahal hari sudah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu
Teen Fiction(Completed) Entahlah, semuanya seperti terulang kembali. Cara kita bertemu, cara bicaranya, sifatnya, dan segala tentang dia. Walaupun banyak kemiripan tentang kisahku dengan orang di masalalu, kisahku bersamanya tetaplah memliki kesan yang berbeda...