6. Kenangan

2.4K 333 36
                                    

Author's Pov

"Ayo! Kok hah?"

Ajakan Sofia membuat Margo sedikit berpikir ambigu. "Ayo...apa?"

"Ayo ke bawah." Lantas, Sofia pun menarik tangan Margo dan membawanya turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

"Duduk kak."

Margo menurut saja dengan duduk di salah satu kursi. Perasaannya sedikit tidak enak. "Mau apasi?"

"Makan lah... Nih piringnya." Sofia menaruh satu piring di depan Margo.

"Lo ajak gue ke sini buat makan?"

Gadis itu mengangguk cepat. "Kakak belum makan siang."

Margo memijat pangkal hidungnya. Seharusnya tadi ia tidak menurut untuk di ajak ke rumah ini. Jika tahu Sofia hanya mengajaknya untuk makan, pasti Margo akan memaksa untuk tidak ikut ke sini.

Datang ke rumah orang dengan tujuan untuk makan? Terdengar tidak mengenakkan sekali. Terlebih Sofia hanya gadis SMP yg baru beberapa hari ia temui.

"Gue mau pulang." Margo hendak berdiri.

"Gak! Makan dulu!"

"Gue bisa makan di rumah."

Sofia menghela nafas. "Aku tau pas sampe rumah, Kakak pasti gak bakal makan. Alasannya kalo gak ada makanan, ya males! Kakak harus makan!"

Margo merutuki Wina dalam hatinya. Kenapa temannya itu harus mengatakan pada Sofia bahwa dirinya jarang makan karena malas? Dengan keras kepalanya Sofia, pasti gadis itu akan kian dekat dengannya hanya untuk memberi makan. Ah... Margo sangat tidak menginginkan hal itu. Ia tidak mau merepoti orang.

Lagipula, jarang makan sudah biasa ia lakukan. Kemarin dirinya sakit perut karena memakan mie 7 hari berturut-turut. Itu pun baru ia lakukan sebab keuangannya sudah menipis karena dipakai untuk pengobatan ibunya.

Biasanya ia tidak akan melakukan itu. Walaupun dirinya jarang makan, setidaknya dia selalu sarapan dengan makanan yg terbilang sehat walau tak mahal.

"Gue mau pulang, Sofia." Tegas Margo.

"Ahh....." Sofia mulai merengek. Bibirnya juga terlipat kebawah.

Margo mendengus pelan.

"Kalo Kakak gak mau makan, aku juga gak mau!" Kali ini, wajah gadis itu ditekuk. Tangannya terlipat di depan dada.

"Ya terserah Lo." Mulutnya memang mengatakan demikian. Tapi ia tak sampai hati jika benar Sofia tidak mau makan hanya karena dirinya.

Mata Sofia membulat. Ia tak menyangka Margo akan tetap menolak. Padahal, dirinya kini sudah lapar. Tapi bagaimanapun juga, ia tak akan makan sampai Margo mau untuk makan.

Margo yg mendengar suara perut Sofia walau pelan, lantas kembali duduk. Dirinya menghela nafas sembari mengatur emosinya. "Iya gue makan." Ia semakin tidak tega saat tahu ternyata Sofia sudah lapar.

Sofia tersenyum senang.

Lalu mereka berdua pun makan. Tentu saja dengan Margo yg terpaksa.

***

Jam menunjukkan pukul 6 sore. Setelah makan tadi, Margo memang tidak langsung pulang. Lebih tepatnya Sofia tidak membiarkan Margo pulang. Gadis SMP itu minta ditemani untuk mengerjakan tugas sekolah.

Untunglah Sofia tidak meminta bantuan Margo untuk mengerjakan tugasnya. Margo khawatir dirinya tidak akan bisa membantu, mengingat ia saja lulus SMP kurang lebih 13 tahun yg lalu. Dan sehabis itu tidak melanjutkan sekolah. Bagaimana akan ingat pelajaran yg sudah bertahun-tahun itu?

Deja VuWhere stories live. Discover now