19. Karena Cilok

1.5K 229 17
                                    

"Cepet cepet!!"

"Aduhhh, Sofia pelan-pelan!" Zora sampai kewalahan mengejar sahabatnya itu. "Adel! Cepetan larinya!" Teriaknya pada Adel yg tengah memakan ciki di belakang.

"Dia kan lari ke supermarket, nanti juga kesusul."

Lantas, Zora pun berhenti. "Iya juga sih... Eh tapi kita juga harus cepet! Nanti Sofia bikin kerusuhan di sana!" Tanpa basa-basi lagi, ia pun menarik lengan Adel agar ikut berlari bersamanya.

Sofia akhirnya sampai di supermarket ini. Ia langsung masuk dan berjalan menuju meja kasir. "Kak Margo mana??????" Tanyanya pada Wina.

Gadis itu terkejut akan kehadiran Sofia yang tidak bisa dibilang santai.

"Kak Wina! Kak Margo manaaa????"

Wina memberi aba-aba pada Sofia untuk tenang. "Duduk dulu...."

"Gak! Dari tadi, perasaan aku tuh udah gak enak! Aku takut Kak Margo kenapa-napa! Di mana dia sekarang???"

Wina tersenyum canggung. "Gini Sofia... Tadi tuh, Margo keluar mau ketemu tukang parkir. Tapi, sampe sekarang gak balik-balik."

"Apa?!!! Dari kapan???"

"Mungkin, sekitar satu jam yang lalu."

Sofia semakin panik saja. "Kok bisaaaaa????? Udah ditelepon belum??? Atau dicari gitu???"

Wina menggeleng. "Kalo harus nyari, aku gak bisa. Soalnya aku harus ngelayanin pembeli. Yang lainnya juga pada sibuk. Tapi, tadi aku udah coba telepon. Cuma...gak diangkat."

Sofia terduduk lemas di atas lantai yang dingin. "Kan bener... Pantesan aja dari kemaren perasaan aku gak enak... Kemana Kak Margo sekarang???" Ucapnya putus asa.

"Hosh! Hosh!" Dua sahabat Sofia pun datang. Mereka terkejut melihat Sofia yang terduduk sembari menunduk di atas lantai. Lantas, mereka pun membantu Sofia untuk berdiri.

"Ini kenapa Kak??? Sofia kok jadi begini???" Tanya Zora pada Wina.

"Tadi, Sofia nanya kemana Margo. Tapi aku juga gak tau kemana dia. Dari satu jam yang lalu sejak dia keluar, sampe sekarang dia gak balik lagi."

Zora dan Adel yang mendengar itu pun terkejut.

"Gue bilang juga apa... Perasaan gue tuh gak enak!" Suara Sofia terdengar bergetar. Ia menangis.

"Tenang Sofia... Kita kan gak tau kemana Kak Margo dan lagi apa dia. Bisa aja, dia pulang dulu ke rumahnya. Atau gak, mungkin dia lagi ke warung terus antri, makannya lama." Zora mengusap punggung sahabatnya itu, mencoba mengalirkan ketenangan.

"Iya Sof... Atau bisa aja, Kak Margo diculik makannya gak balik lagi."

"Adel!" Zora melotot. "Gak usah aneh-aneh!"

Sofia yang mendengar itu, semakin panik dan khawatir.

Adel menepuk mulutnya. "Maaf... Tapi kalo emang bener gimana?"

"Ya gak mungkin lah! Kak Margo udah gede, masa diculik!"

"Lah, ibu-ibu aja ada yang diculik. Apalagi kan Kak Margo cakep, pasti banyak yang ngincer sampe nyulik begitu."

Zora memejamkan matanya, geram dengan ucapan Adel. Lihatlah, kini Sofia semakin menangis. "Adel gak usah didengerin, Sof. Dia kan kalo ngomong suka ngasal. Kita posthink aja ya!"

Sofia menggeleng. "Kalo apa yang Adel bilang itu bener, gimana?"

Adel mengacungkan telunjuknya, lalu menatap Zora dengan tampang songong, "Tuh kan! Sofia aja mau dengerin gue!"

Deja VuWhere stories live. Discover now