7. I Love You

2.6K 354 25
                                    

Author's Pov

Margo membuang kotak itu ke tong sampah. Untuk apa ia masih menyimpan benda ini? Tak ada gunanya lagi menyimpan barang orang lain yg memang sengaja telah dibuang.

Setelah kotak itu berada dalam tong sampah, dirinya sekarang kembali teringat pada Sofia. Tadi sore, secara tidak langsung ia telah menyakiti hati Sofia. Gadis itu sangat berharap Margo menyukainya balik. Tapi seperti yg sudah dikatakan sebelumnya, rasanya sangat susah untuk membuka hati lagi setelah sekian lama ia tutup rapat.

Terlebih pertemuannya dengan Sofia terbilang sangat singkat. Biarkan dulu ia mengenal gadis itu lebih jauh lagi, agar kejadian yg dulu juga tak terulang lagi.

***

Esoknya pukul 12 siang. Perasaan Margo sedikit tidak enak. Pasalnya, gadis yg bersekolah di seberang tempat kerjanya itu, biasanya akan meneror Margo dengan berbagai macam spam chat.

Hal itu memang sangat mengganggu ketenangan Margo. Tapi entah kenapa, saat chat dari Sofia tak lagi muncul sejak tadi pagi, membuat Margo sedikit....rindu.

Ahh... mungkin bukan rindu. Lebih tepatnya, aneh saja jika Sofia tak spam seperti biasanya.

Ngeles teros!

"Masih marah apa ya?" Gumam Margo.

Duk!

Terpaksa, Margo menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku saat ada pembeli yg menyimpan keranjang di atas meja kasir.

"Totalnya 51.000." Ucap Margo setelah menghitung semua belanjaan.

Si pembeli memberikan uangnya pada Margo sebesar 52.000.

Margo pun segera mengetikkan angka tersebut di komputer, lalu mengambil kembalian dan diberikannya pada si pembeli beserta bon belanja juga keresek belanjaannya.

"Makasih."

Suara pembeli itu sontak mengejutkan Margo. Ingin bertanya, namun dia sudah keluar.

"Mar!"

"..."

"Margo!"

"A-apa?"

"Kenapa? Ada yg aneh sama dia?" Tunjuk Wina ke arah luar, tepatnya ingin menunjuk pembeli tadi yg kini sudah menghilang.

Margo diam. Ia mencoba mengingat-ingat suara yg menurutnya tak asing tadi.

"Makasih."

Jelas sekali, suara itu pernah ia dengar. Bahkan sering ia dengar. Tapi siapa? Pasalnya, orang itu mengenakan masker dan memakai hoodie yg juga menutupi rambut kepalanya. Sangat sulit sekali untuk dikenali. Yg jelas, itu suara wanita.

"Margo ih! Kenapa sih???" Wina kembali menyenggol lengan Margo kala gadis itu terus saja diam.

"E-enggak."

"Aneh deh..."

Margo menggelengkan kepalanya kuat. "Pasti cuma mirip." Lirihnya.

Lalu, ia pun kembali fokus pada pekerjaannya saat ada pembeli lain ingin membayar.

***

"Kok gak ada ya?" Margo terus melirik jam di ponselnya.

"Cieeee,,, nungguin cewek itu lagi yaaaaa."

"Apasi!"

"Kalian udah jadi?"

"Jadi apa??"

"Jadian lah!"

Deja VuWhere stories live. Discover now