Prologue

16.9K 1.9K 316
                                    

The Legend of Arthea : Punishment and Penance

***


          Arthea menatap bayangan wajahnya di cermin. Kulitnya putih pucat dengan banyak sekali bintik hitam yang hampir menutupi wajahnya. Tubuhnya kurus, ringkih hingga menyisakan tulang belulang. Matanya pun cekung seperti seorang yang tidak pernah tidur. "Kau yakin orang ini bangsawan?" tanyanya bingung.

"Ini tubuh yang paling cocok untuk Anda. Kita tidak punya pilihan." Aphelo menampakkan wujudnya, menaruh kedua tangannya di dahi Arthea. Perlahan, beberapa ingatan dari pemilik tubuh ini menyatu ke dalam jiwanya.

Namanya Artheandra Kalifa, putri sulung dari keluarga Marquess Erburg—Larry Erburg. Tidak ada yang spesial dari gadis itu. Wajahnya standar, penampilannya sangat norak. Lihatlah gaun-gaun yang ada di lemari. Meski sangat mewah, tidak ada satupun yang cocok dengannya. Prilaku Artheandra juga buruk, sehingga orang-orang di pergaulan kelas atas tidak terlalu menyukainya. Berbeda sekali dengan ketiga adiknya yang disebut-sebut sebagai wujud dari kecantikan para dewi.

Mungkin, itu yang menyebabkan Artheandra Kalifa sangat iri dengan ketiga adiknya. Dalam ingatan Arthea saat ini, mereka bertengkar hebat di sebuah danau, sehingga perahu kecil yang mereka naiki jatuh. Artheandra yang asli meninggal dunia.

Ya, mereka dua orang yang berbeda dan berasal dari dunia yang berbeda.

Arthea Theodora Calypse adalah seorang dewi dari alam atas. Karena dosa besar, the seven deadly sins, Arthea dikutuk menjadi monster laut selama 1000 tahun.

1000 tahun bukan waktu yang sebentar. Ia selalu menanti kapan waktunya terbebas dari hukuman yang menyakitkan. Dasar laut hanya ada kegelapan. Sampai akhirnya cahaya terang datang, menandakan masa hukumannya telah selesai.

Arthea bisa naik kembali ke tempat asalnya—alam dimana dewa dewi berada. Namun, ketika tubuh monsternya menjelma kembali menjadi dewi, Arthea tidak bisa bernafas. Dadanya sesak dan ia terpental kembali ke dasar laut.

Saat itu, pelayannya—Aphelo panik dan memeriksa nafas dewi yang ada di tubuh Arthea. Dan seperti apa yang diduga, nafas dewi miliknya hilang. Kasus ini pertama kalinya terjadi dan semua orang kebingungan.

"Hanya ini satu-satunya cara." Aphelo menatap Tuannya. Tanpa nafas dewi, Arthea tidak bisa naik ke alam atas—tempat dimana seharusnya mereka berada. "Saya tidak bisa menemani Anda di sini, jadi... segera temukan orang itu."

Arthea memijat keningnya, "Bocah sialan... aku akan membunuhnya."

Ya, tepat 10 tahun yang lalu, Arthea menyelamatkan seorang anak laki-laki yang terjatuh dari atas kapal. Ia meniup cahaya kehidupan ke dalam jiwa anak itu, tanpa tahu nafas dewi miliknya telah dicuri.

Anak itu membawa nafas dewi miliknya.

"Jika itu 10 tahun yang lalu, mungkin sekarang dia sudah dewasa," jelas Aphelo. Perlahan, tubuh pria itu kian menghilang. Aphelo tidak bisa berada di dunia manusia dengan tubuh dewanya. Itu sebabnya, Arthea mengambil tubuh milik seorang manusia bernama Artheandra Kalifa. Ia tidak bisa tinggal dimanapun itu tanpa nafas dewi miliknya.

"Kau tenang saja, Aphelo... bagaimanapun caranya, aku akan kembali."

Bila perlu, ia akan mengobrak-abrik isi bumi dan menemukan orang itu. Pria yang mencuri nafas dewi miliknya.



Ya, seperti itulah prolog dari cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ya, seperti itulah prolog dari cerita ini. Semoga cocok ya di kalian, dan bisa lanjut ke bab 1. See u💕🫶

The Legend of Arthea : Punishment and PenanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang