01

10.3K 1.7K 662
                                    

Terdengar suara muntahan berulang kali dari balik dinding. Seorang laki-laki terlihat acuh tak acuh, memandang temannya yang kini jatuh tertunduk di rerumputan hijau kastil keluarga Arenberg.

"Padahal hanya wine," cibir pria berparas tampan yang kini membantu temannya untuk duduk kembali ke tempat mereka.

Suasana ribut tadi berubah hening, ketika untaian nafas terdengar dari bibir Jenov. Sejak tadi pria itu hanya diam. Ia baru saja tiba di tanah Arenberg beberapa jam yang lalu. Bukannya bisa beristirahat dengan baik, Jenov malah mendapati pemandangan yang membuatnya kesal. Ketiga temannya mengundang beberapa gadis, lalu membuat pesta untuk menyambut kedatangannya.

Pesta yang bahkan tidak ia sukai. Untung saja gadis-gadis itu mengerti dan langsung pulang ke kediaman masing-masing.

"Damian sudah mabuk. Kalian pulanglah." usirnya halus. Kepala pengurus rumah mengatakan kalau mereka sudah di sini selama tiga hari.

"Kau seharusnya berterima kasih." Helios menggerutu.

"Kami menjaga kastilmu dengan baik, Jen." Ares mengisi gelas wine milik Jenov, menyuruhnya minum. "Kami dengar kau akan bertunangan dengan Lady dari keluarga Erburg. Beritanya sudah tersebar dimana-mana."

"Hem, aku juga melihatnya di surat kabar." Damian memijat kepalanya selepas muntah. "Marquess Larry punya 4 putri'kan? Yang mana?"

"Itu berita bohong." Jenov enggan menanggapi.

Helios tertawa, "Percuma ditutupi, semua orang sudah tahu!"

Ares tertarik, "Jadi, putri yang mana?"

"Empat-empatnya!" kekeh Helios. "Mereka bertengkar hebat. Katanya Putri yang pertama tidak terima jika adiknya menikah denganmu."

Jenov berdecak kesal. Apalagi saat melihat Helios dengan menggebu-gebu menceritakan detail perjodohan keluarganya yang menggemparkan seantero negeri.

Semuanya berawal dari satu tahun yang lalu. Ayah Jenov meninggal, karena sakit keras. Ia yang merupakan anak tunggal, naik ke posisi Duke tanpa pendamping. Usianya masih sangat muda—23 tahun. Ia bahkan tidak berpikir untuk menikah. Namun, keluarga besar tidak berpendapat demikian. Mareka ingin mencarikan Jenov pendamping yang bisa memperkuat posisinya dari segi politik. Jenov tentu saja menolak. Namun, kabar pertunangan tiba-tiba datang dan ramai dibicarakan di pergaulan kelas atas.

Calonnya dari keluarga Erburg. Selain karena paman Larry memiliki hubungan yang baik dengan mendiang ayahnya, keluarga itu juga termasuk keluarga bangsawan yang terhormat. Putri yang mereka miliki pun terkenal akan kecantikannya.

Setahu Jenov, mereka memiliki 4 putri dengan selisih umur yang tak jauh. Ibunya dengan acak memilih salah satu dari mereka untuk dijadikan tunangan. Kalau tidak salah, yang terpilih putri kedua yang terkenal paling cantik.

"Kau tahu dari mana?" tanya Ares.

"Keluargaku dekat dengan Marquess Larry. Kata pelayan di keluarga itu, mereka berempat bertengkar di atas perahu, lalu jatuh ke danau." Helios menyesap wine-nya yang tinggal setengah, "Rumornya putri kedua sampai sekarang tidak sadarkan diri."

"Wah, aku sampai merinding." Damian tidak menyangka persaingan para gadis sangatlah brutal.

"Siapa juga yang tidak ingin menjadi Duchess?" kekeh Helios. Pria itu menatap Jenov yang kembali meneguk wine miliknya. Temannya itu sama sekali tidak suka dijadikan pusat perhatian. Namun, sekarang dia malah mendapati namanya di semua surat kabar di seluruh kota. "Kataku, lebih baik kau nikahi saja mereka berempat."

Ares berusaha mengingat wajah beberapa perempuan yang pernah ia jumpai di pesta ataupun tempat amal. "Putri yang pertama sepertinya tidak terlalu cantik."

The Legend of Arthea : Punishment and PenanceWhere stories live. Discover now