05

7.4K 1.4K 473
                                    

             Dua bulan kemudian...

             Angin menghembus kencang menandakan musim gugur telah tiba. Matahari tenggelam lebih cepat dari biasanya dan hawa dingin perlahan menyusup kulit. Arthea menghembuskan nafas pendek. Kerajaan Slovia tidak sebesar yang ada dalam bayangannya. Dalam dua bulan, Arthea sudah menjelajah ke semua penjuru. Ia hanya pulang beberapa kali untuk mengambil uang, lalu pergi dari rumah.

Terakhir kali, Arthea pergi tanpa izin. Itu kenapa hari ini ayahnya marah besar dan memintanya untuk diam di rumah. Rumor aneh menyebar dan orang-orang mulai mengatakan ia kehilangan kewarasannya. Ya... siapa juga yang masih bisa waras di situasi sekarang?

Nafas dewi miliknya tidak bisa ditemukan dimanapun. Beberapa orang sudah mengenali wajahnya dan mulai melaporkan kegiatannya ke Marquess Larry. Saking marahnya, ayahnya sampai melempar piring.

"Ya, pantas saja. Anda menjual seluruh perhiasan dengan motif tidak jelas."

Sikap Arthea akhir-akhir ini sangat aneh. Orang-orang bahkan sampai datang ke kediaman Marquess Larry untuk mencari nonanya itu. Salah Margareth jika berharap Lady Artheandra akan berubah selepas insiden besar beberapa bulan yang lalu. Karena nyatanya?

Margareth menghela nafas kasar.

Lihatlah sekarang, wajah depresi, sikap aneh yang suka bicara sendiri. Selain itu, tata krama dan keanggunan nonanya yang dulu sepenuhnya telah menghilang. Cucian kotor nona Arthea ada dimana-mana. Belum lagi sifat rakus yang membuat Margareth merinding.

Sungguh aneh. Margareth memberanikan diri mendekat, "Anda yakin tidak terbentur di suatu tempat saat jatuh dari danau?"

"Hah?" Arthea yang sedang melamun memasang wajah kebingungan.

Margareth meringis, "Lady... apa sebaiknya kita mengunjungi rumah sakit?" Untuk pertama kalinya Margareth khawatir.

Arthea yang mendengarnya mengangguk kecil. Ia menatap kakinya yang lecet dimana-mana. Entah berapa ratus kilometer yang sudah ia lalui dalam dua bulan ini.

"Sepertinya kakiku memerlukan perawatan khusus. Alih-alih dokter, tolong panggilkan orang yang bisa merawat wajah dan tubuhku."

Arthea merasa bersalah pada Artheandra yang asli. Karena keinginanya untuk naik ke alam atas, ia mengabaikan tubuh ini. Lihatlah sekarang, jangankan membeli pakaian... koleksi perhiasan Artheandra pun sudah habis ia jual.

"Aaaahhh brengsek!" Dimana sebenarnya laki-laki itu berada?

"Lady!" Margareth menatapnya dengan wajah pias, "Anda sudah janji untuk tidak berkata kasar!"

"Aaahh... maaf." Arthea merebahkan tubuhnya di ranjang. Gila, wanita tua ini cerewet sekali.

"Saya akan panggilkan dokter untuk menangani stress Anda. Tolong tetap di kamar, jangan berkeliaran ke sembarang tempat."

Arthea mengernyit. Ternyata di dunia manusia ada dokter yang menangani stress.

"Hidup di dunia ini memang sulit." Arthea mengerti kenapa banyak manusia yang enggan berainkarnasi. Terlalu banyak aturan dan apa-apa membutuhkan uang.

Arthea meringkuk, "Apa yang bisa aku jual supaya dapat uang?" Uang dari ayahnya sudah habis, perhiasan yang bisa dijual juga sudah habis. Andai saja ia tahu bagaimana caranya menghasilkan uang.

The Legend of Arthea : Punishment and PenanceWhere stories live. Discover now