12 - PELUK HANGAT

554 124 142
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Daisy sudah sampai di depan kamar Elang dengan diantar oleh Bi Imah. Gadis itu mengucap kata terima kasih, lalu mulai mengetuk pintu kamar Elang. Ketika Daisy mengetuk, tidak ada jawaban dari dalam. Apa mungkin Elang sudah tidur?

Tok tok tok...

"Kak Elang," panggil Daisy.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok Elang dengan wajah yang terlihat sangat letih. Cowok itu mengenakan celana pendek serta kaos hitam polos, membuat Daisy terpesona beberapa saat.

"Apa?" tanya Elang.

"Mau main. Boleh?"

Elang menaikkan sebelah alisnya, lalu mengangguk. "Masuk."

Daisy melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Elang. Gadis itu melihat bantal yang tergeletak di lantai, lalu mengambilnya dan mengembalikan ke tempat yang seharusnya.

"Habis ngapain sih, Kak? Berantakan banget."

Elang tidak menanggapi ucapan Daisy. Cowok itu berjalan menuju kasur king size-nya dan duduk di atasnya. Kemudian meminum segelas milkshake vanilla yang tersaji di atas nakas.

Daisy terdiam ketika melihat Elang yang sedang meneguk minumannya. Jakunnya naik turun yang membuat Elang terlihat sangat seksi. Rasanya Daisy ingin berteriak sekarang.

"Mau?" tawar Elang.

Daisy menatap gelas di tangan Elang yang isinya masih tersisa setengah. "Enggak usah. Buat Kak Elang aja. Tadi Daisy udah minum di bawah."

"Tumben nolak. Biasanya suka kalo bekas gue."

Ucapan Elang membuat Daisy membulatkan matanya karena kaget. Daisy pikir, Elang tidak terlalu fokus ketika mereka minum di gelas yang sama beberapa waktu lalu. Ternyata, selama ini Elang memperhatikan itu. Daisy merasa sedikit malu sekarang.

"Apaan sih, Kak?" sungut Daisy.

Elang menepuk-nepuk kasur di sampingnya. "Sini duduk."

Daisy menyipitkan matanya curiga. Kemudian berjalan mendekati Elang dan menempelkan punggung tangannya di dahi cowok itu. "Nggak panas."

"Gue nyuruh lo duduk," ucap Elang. Membuat Daisy segera melepas sepatu kets-nya dan duduk di samping cowok itu.

"Oh, iya. Tadi Kak Elang jadi ke rumah Nenek?"

"Jadi."

"Terus gimana, Kak?"

"Gue harus ke Bandung. Kata Nenek, Bunda sekarang tinggal di Bandung," terang Elang.

Daisy menarik senyumnya. "Mau Daisy temenin? Daisy pernah tinggal di Bandung beberapa tahun loh."

"Okay. Kalo free kita ke sana."

"Asik! Mau ke Bandung!" seru Daisy antusias.

"Kita bukan mau jalan-jalan, tapi nyari Bunda gue."

"Iya, Kak Elang. Daisy ngerti kok."

Elang menghela napas lelah. Lalu menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang. Cowok itu memijat dahinya karena sedikit pusing. Akhir-akhir ini, pikirannya terasa sangat berat.

"Kak Elang udah makan?" tanya Daisy.

"Belum."

"Mau makan sekarang?"

"Nanti. Sekarang gue mau yang lain."

Daisy mengerutkan keningnya bingung. "Mau apa?"

"Peluk," jawab Elang.

CANDYTUFTWhere stories live. Discover now