31 - MALAIKAT KECIL

442 73 6
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Elang menghentikan motor sport-nya di depan gerbang rumah Daisy. Cowok itu tidak membuka helm full face-nya karena dia bisa senyam-senyum sendiri ketika memandang wajah cantik gadis di depannya. Seperti sekarang, Elang sedang tersenyum dibalik helm full face-nya ketika melihat Daisy sedang salah tingkah.

"Emm... Makasih, Kak, udah nganterin Daisy," ucap Daisy.

Elang hanya menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, hati-hati pulangnya," lanjut Daisy.

Elang kembali mengangguk dan melajukan motor sport-nya meninggalkan Daisy. Saat Daisy hendak membalikkan badan, sebuah motor sport berhenti di depannya. Daisy bisa menebak siapa cowok yang mengendarainya yang tak lain adalah sahabatnya, Varen.

Varen membuka helm full face-nya. "Temenin gue, yuk."

"Ke mana?"

"Apartemen. Mau ngambil barang yang ketinggalan."

"Sendiri aja lah. Ngapain ngajak gue?"

"Nggak bisa kalo sendiri. Gue butuh lo buat pegangin barangnya."

Daisy memutar kedua bola matanya malas. "Ajak Moira lah."

"Kok malah bawa-bawa Moira. Gue nggak mau nyusahin Moira. Lo aja, lo kan sahabat gue."

Daisy mendengus sebal. "Ganti baju dulu nggak?"

"Nggak usah. Kelamaan. Gue juga bukan mau ngajak lo jalan," balas Varen.

"Pak Bima, tolong taruh tas Daisy di dalam, ya. Makasih, Pak," ucap Daisy seraya menyerahkan tas sekolah kepada Pak Bima yang kebetulan sedang berjalan melewatinya.

"Siap, Non."

"Ayo, naik," ajak Varen. Membuat Daisy mulai naik ke atas motor sport-nya.

Varen langsung melajukan motor sport-nya meninggalkan rumah Daisy. Varen tidak berbohong dan bukan juga karena ingin modus. Dia memang akan mengambil barangnya yang masih tertinggal di apartemennya.

oOo

Varen dan Daisy memasuki lobi apartemen Varen atau lebih tepatnya apartemen milik Ayahnya, yaitu Damar Narendra. Keduanya berjalan menghampiri resepsionis yang sedang bertugas. Wanita itu langsung paham dan mulai menyerahkan sebuah paper bag berukuran sedang kepada Varen.

"Ini barangnya, Tuan Muda Varen. Silakan cek terlebih dahulu," ucap resepsionis ramah.

"Okay," balas Varen setelah mengeceknya, lalu menyerahkan paper bag tersebut kepada Daisy.

"Yaelah, gue kira barang penting," gumam Daisy. Ternyata paper bag tersebut berisi mainan robot-robotan dan mobil-mobilan milik cowok itu.

"Thanks, Kak," ucap Varen, lalu mengajak Daisy berjalan keluar dari lobi apartemen.

oOo

Sejak tadi Daisy menggerutu di atas motor sport Varen yang tengah melaju. Gadis itu kesal karena waktunya terbuang sia-sia untuk mengambil barang tidak penting milik Varen. Apalagi, rambutnya cukup berantakan karena terkena angin pada sore hari ini. Untung saja, Varen adiknya Elang.

"Ya udah sih, masa gitu doang marah."

Pandangan Daisy salfok pada seorang wanita yang hendak dijambret. "Berhenti dulu, Ren."

Varen menghentikan laju motornya. "Kenapa lagi?"

Daisy berlari cepat dan, bugh! Dia menendang tepat di perut preman tersebut. Membuat pria berambut gondrong itu terjatuh. Varen segera berlari menghampiri Daisy dan berkelahi dengan dua teman preman tersebut yang tiba-tiba muncul. Tak sampai 3 menit, Varen berhasil mengalahkan keduanya dan preman tersebut kabur.

CANDYTUFTWhere stories live. Discover now