37 - MERASA CEMBURU

165 52 24
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Berbagai jenis buku tersusun dengan rapi pada rak-rak buku di sebuah toko. Daisy, Moira, Nesya, dan Sofia sedang berada di sebuah toko buku. Sepulang sekolah tadi, Moira mengajak teman-temannya untuk membeli semua novel karya Daisy. Mereka pergi ke sana dengan menaiki mobil milik Moira.

"Eh, Sy. Habis ini bikin novel tentang kisah gue sama Varen seru kali, ya?" ujar Moira.

"Nggak usah, Sy. Enggak menarik juga. Mending kisah gue sama Kak Ryan. Berawal dari benci terus jadi cinta," sahut Nesya.

"Itu mah udah mainstream. Mending kisah gue sama Kaizo. Kan keren tuh punya pacar Ketua OSIS," timpal Sofia.

"Yeu... Kisah lo juga mainstream, kocak!" balas Moira.

Daisy memegang kepalanya frustrasi. "Aduh, berisik banget kalian. Nanti kita kena marah orang loh."

"Eh, iya. Ya udah, yuk, lanjut lihat-lihat novel," ajak Nesya.

"Ayo," jawab Moira dan Sofia bersamaan.

"Kalian bertiga aja, ya. Gue mau keluar cari angin," ucap Daisy yang diangguki ketiga temannya.

Daisy berjalan keluar dari toko buku yang cukup besar tersebut. Gadis itu tersenyum ketika melihat bangku kosong di depan toko buku. Daisy segera mendudukkan diri. Angin berhembus dengan teratur membuat Daisy merasa nyaman duduk di sana.

"Gabut juga nggak ada yang chat. Foto-foto aja deh," ujar Daisy. Gadis itu langsung menyalakan kamera di ponselnya.

Setelah memotret dirinya sekitar 50 foto, Daisy mengecek foto untuk menghapus foto yang jelek. Gadis itu kembali menyalakan kameranya. Karena merasa pemandangan di sekitar sedang bagus, Daisy menggunakan kamera belakangnya.

Daisy menurunkan kameranya ketika melihat seseorang yang familiar. Dia melihat Elang baru saja keluar dari sebuah toko sepatu bersama seorang gadis. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di otak Daisy. Rasanya, Daisy ingin menangis sekarang. Jadi, ini alasan Elang tidak mau menjemputnya.

"Kak Elang? Kenapa Kakak jalan sama cewek lain?" gumam Daisy. Tanpa sadar, air matanya sudah turun membasahi kedua pipi.

Daisy memandang layar ponselnya. Untung saja tadi dia sempat memotret foto Elang dengan gadis itu. Mungkin secepatnya Daisy akan bertanya langsung kepada Elang. Daisy harap dirinya hanya salah paham.

Jika tadi Elang belum melajukan motornya, mungkin Daisy akan menghampiri mereka. Tetapi, mereka sudah pergi menjauh dan menghilang. Semoga saja mereka hanya berteman dan Elang tidak berselingkuh darinya.

Daisy mendengar suara ketiga temannya yang mungkin sedang berjalan keluar. Gadis itu segera menghapus jejak air mata di kedua pipi. Ketiganya berdiri di hadapan Daisy seraya memasang wajah bingung. Moira yang penasaran langsung memegang bahu temannya itu.

"Daisy, lo habis nangis?" tanya Moira.

Daisy kembali meneteskan air matanya. "Hiks! Tadi gue lihat anak kecil yang ngemis tapi diusir sama Bapak-Bapak."

Daisy terpaksa berbohong kepada teman-temannya. Entah kenapa dia tidak ingin masalah ini didengar oleh orang lain. Daisy tidak ingin mereka menyalahkan Elang. Lagi pula, mungkin saja yang dia lihat tadi adalah kesalahpahaman. Elang tidak mungkin berselingkuh dengan gadis lain, kan?

"Astaga, baperan amat lo, Sy," sahut Sofia.

"Tau nih. PMS lo, ya?" timpal Nesya.

"Aduh, ada-ada aja. Terus lo kasih duit nggak si Adeknya?" tanya Moira.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 03 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

CANDYTUFTWo Geschichten leben. Entdecke jetzt