20 - SALING BONGKAR

490 108 14
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Matahari telah berganti dengan bulan dan bintang, menandakan hari sudah malam. Daisy baru saja selesai makan malam bersama Kakak dan Papinya. Kini gadis dengan kaos dan celana pendek itu memasuki kamar untuk mengambil ponselnya yang sedang di isi daya.

"Buset, rame banget," gumam Daisy ketika baru menyalakan ponselnya. Gadis itu ingin ikut menimbrung obrolan di grup OSIS sekolahnya.

OSIS SMA TRISAKTI

Kaizo Adriansyah :
Woi ini kaos olahraga siapa ketinggalan di Ruang OSIS?

Sofia Kimberly :
itu punya moira @Moira Clarietha.

Moira Clarietha :
punya gue kai, besok gue ambil.

Varen Alzevano :
jual aja kai, tapi ga mungkin laku sih.

Moira Clarietha :
diem lo ren!

Tok tok tok...

Saat Daisy ingin mengetikkan pesan di grup OSIS, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Membuat Daisy langsung menatap ke arah orang tersebut.

"Non Daisy, di bawah ada tamu. Tuan suruh Non buat ke bawah," ucap Bi Ratih dari pintu kamar Daisy.

"Okay, Bi Ratih," balas Daisy yang langsung mencabut ponselnya dan berjalan keluar kamar.

Dari lantai 2 tatapan Daisy sudah berbinar melihat siapa tamu tersebut. Gadis itu segera berjalan cepat menuruni tangga dan menghambur ke dalam pelukan seorang wanita cantik berusia sekitar 42 tahun.

"Tante Livia, Daisy kangen..." ucap Daisy yang masih memeluk wanita bernama Livia.

Livia tersenyum senang. "Tante juga kangen kamu, Cantik."

Daisy melepas pelukannya dan mengajak Livia duduk di sofa rumahnya. "Kapan Tante sampai di Jakarta? Naik apa?"

"Tadi siang. Naik Kereta."

"Terus, Tante bakal tinggal di sini berapa lama?"

Livia sudah lama ditinggal pergi oleh suaminya. Oleh karena itu, selama apa pun Livia meninggalkan rumah pasti tidak ada yang akan mencarinya.

"Cuma beberapa hari. Tante di sini cuma pengen lihat Varen dan kamu," jawab Livia.

"Bryan nggak, Tan?" tanya Bryan yang sedari tadi menyimak. Membuat Livia menatapnya seraya tersenyum.

"Lo itu nggak diajak," sahut Varen.

"Diem lo. Gue nanya Bunda lo."

"Iya. Tante juga pengen lihat Bryan," jawab Livia.

"Oh, iya, Liv. Kalo kamu mau tinggal di rumah kita untuk beberapa hari juga tidak masalah," ucap Levin.

"Enggak perlu. Biar aku tinggal sama Varen di apartemennya aja," tolak Livia halus.

"Tapi Tante, apartemen Varen kan kecil. Kalo di rumah Daisy luas," sahut Daisy.

"Walaupun kecil, tapi setidaknya muat untuk dua orang. Tante penasaran, Varen pernah bawa cewek ke apartemennya nggak, ya?" tanya Livia.

"Astagfirullah, Bunda. Jangan suudzon," jawab Varen cepat.

Bryan nampak mengingat-ingat, lalu membuka suara. "Tapi Tante, waktu itu Bryan ke apartemen Varen dan Bryan lihat Varen bawa cewek ke apartemennya."

"Nggak usah fitnah lo!"

"Beneran, Tan. Bryan lihat dengan mata kepala sendiri," ucap Bryan sok dramatis.

CANDYTUFTWhere stories live. Discover now