29 - MAKAN MALAM

435 94 4
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Semua murid bergegas menuju parkiran sekolah untuk mengambil kendaraan mereka. Ada juga beberapa yang berjalan keluar gerbang karena menunggu jemputan mereka, salah satunya Daisy. Gadis itu tersenyum ketika sebuah motor sport berhenti di depannya. Sang pengendara membuka helm full face-nya, membuat Daisy salah tingkah.

Elang menarik senyumnya. "Kenapa kok kaya salting gitu?"

"Kak Elang kenapa ganteng banget sih?"

"Enggak tau. Coba tanya ke Bunda."

"Nanti Daisy tanyain deh ke Bundanya Kakak."

"Tanya gimana?"

"Bunda ngidam apa pas lagi hamil Kak Elang? Kok bisa anaknya seganteng itu?"

Elang menaikkan sebelah alisnya. "Kalo Varen ganteng juga?"

"Ganteng. Tapi lebih ganteng Kak Elang," jawab Daisy dengan senyuman manisnya.

"Bisa aja. Ya udah, ayo naik."

Daisy naik ke atas motor sport Elang dan Elang memakai helm full face-nya. Sore ini, Elang akan mengajak Daisy menuju pantai. Daisy sangat ingin melihat matahari terbenam di waktu senja. Oleh karena itu, Elang mengajak Daisy ke pantai untuk melihat senja di sana.

oOo

Daisy berlari kecil memasuki area pantai yang sore ini cukup ramai. Dia mengembangkan senyumnya seraya memandangi suasana sekitar. Daisy melihat ke belakang, Elang sedang berjalan menghampirinya. Gadis itu terlalu antusias sehingga tanpa sadar berlari meninggalkan Elang setelah memarkirkan motor tadi.

"Ke sana yuk, Kak," ajak Daisy.

Elang hanya mengangguk menurut.

Keduanya berjalan seraya bergandengan tangan. Atau lebih tepatnya, Daisy yang menggandeng lengan Elang. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi. Mungkin orang lain yang melihat akan menganggap mereka adalah sepasang kekasih yang sedang berkencan di pantai. Padahal kenyataannya, mereka hanya berteman saja.

Daisy mengamati pasir di bawahnya. Pasir tersebut tidak ada kotoran apa pun dan gadis itu langsung mendudukkan diri di atas pasir. Elang pun begitu, dia duduk di sebelah Daisy. Keduanya memandang ke arah laut. Ombak di sore ini lumayan besar, tetapi masih ada beberapa orang yang berani berenang di laut.

"Kak Elang suka laut?" tanya Daisy membuka pembicaraan.

"Suka," Elang memandang lurus ke depan. "Saat gue ada masalah, pasti gue ke sini. Karena setelah gue lihat dan dengar suara ombak yang saling beradu, masalah gue seakan hilang."

Daisy mengangguk setuju, lalu ikut memandang ke depan. "Kelihatannya seru banget berenang di laut. Daisy mau main air laut juga, Kak."

"Jangan, ombaknya lagi pasang. Gue yang susah kalo lo kenapa-kenapa."

Daisy mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lo suka laut?" lanjut Elang.

"Suka," Daisy mengembangkan senyumnya. "Karena laut bikin Daisy tau, kalo ada seseorang yang khawatir sama Daisy."

"Gue cuma nggak mau repot kalo nanti lo tenggelam."

"Sama aja, Kak. Intinya Kak Elang khawatir sama Daisy," balas Daisy.

"Terserah."

"Lihat, Kak, mataharinya udah mulai tenggelam," ujar Daisy seraya tersenyum senang.

Elang mengikuti arah pandang Daisy. Cowok itu tersenyum tipis, lalu memandang wajah Daisy dari samping. Sunset memang indah, tapi ada yang lebih indah. Yaitu seorang gadis di sampingnya, Daisy Astrella Fernandez.

CANDYTUFTWhere stories live. Discover now