28 - PERPUSTAKAAN

457 102 124
                                    

HAPPY READING!💗

oOo

Daisy telah sampai di gerbang sekolah dan turun dari mobilnya. Pagi ini, gadis itu berangkat bersama Pak Bima karena Bryan berangkat bersama Melva. Sebelum memasuki gerbang sekolah, Daisy membenarkan seragamnya yang sedikit berantakan. Moira yang juga baru sampai dengan diantar oleh sopirnya berjalan menghampiri Daisy.

"Daisy!" sapa Moira riang. Belakangan ini mereka berdua lebih akrab dari sebelumnya.

"Hai, ayo masuk," ajak Daisy.

Kedua gadis itu berjalan memasuki gerbang sekolah dengan langkah kompak. Banyak siswa maupun sisiwi yang menatap kagum ke arah mereka. Bagaimana tidak kagum? Keduanya memiliki wajah yang cantik, postur tubuh yang ideal, dan kulit yang bersih. Apalagi, baik Daisy atau Moira memiliki sifat yang mudah berbaur terhadap lingkungan sekitarnya.

Setelah menaiki tangga demi tangga, keduanya telah sampai di depan kelas 11 IPA 1. Daisy masuk terlebih dahulu dan diikuti oleh Moira. Teman-temannya yang berada di dalam kelas langsung menghentikan kegiatan masing-masing. Bahkan, Sofia yang sedang menyuapi Kaizo menghentikan gerakannya. Mereka heran, tidak biasanya Daisy dan Moira berangkat bersamaan.

"Tumben berangkat bareng?" tanya Kaizo.

Daisy berjalan menghampiri tempat duduknya. "Ketemu di gerbang. Jadi, sekalian jalan ke sini bareng."

"Kemarin gimana, Sy? Kata Kaizo, lo habis ke Bandung kan? Kak Elang udah ketemu sama Bundanya?" tanya Sofia.

Daisy dan Moira saling pandang.

"Alhamdulillah, udah," balas Daisy singkat.

Sofia berdiri dari duduknya ketika Varen datang memasuki kelas. Karena, tadi dia memang duduk di kursi Varen. Daisy hanya memandang Varen yang sedang memasang wajah datarnya. Gadis itu memilih tidak menegur karena takut salah bicara. Apalagi, Varen kalau marah sangat menakutkan.

oOo

Daisy, Moira, Nesya, dan Sofia sedang berada di perpustakaan karena akan meminjam buku untuk tugas Bahasa Indonesia. Saat ini sedang jam istirahat, tetapi mereka memilih menuju ke perpustakaan terlebih dahulu. Keempatnya berjalan menuju rak yang terdapat buku-buku seperti ensiklopedia, kamus, biografi, dan yang lainnya.

Moira melihat sebuah buku biografi yang menurutnya menarik. Buku itu berada di rak atas yang sulit dijangkau oleh tangannya. Moira mengambil kursi dan mulai naik untuk mengambil buku tersebut. Saat hendak turun, gadis itu sedikit terpeleset. Untung saja ada cowok yang menangkap tubuhnya sehingga tidak jatuh ke lantai perpustakaan.

"Mau sampe kapan pelukan sama gue?" tanya Varen. Yap! Varen yang menangkap tubuh Moira.

Moira yang baru tersadar langsung membenarkan posisinya. Tetapi tunggu, kenapa lututnya terasa perih? Moira memandang lututnya dan dia terkejut ketika melihat ada darah di sana. Darah itu keluar akibat terpeleset tadi, dia tidak sengaja tergores ujung kursi yang sedikit lancip. Moira segera mengambil duduk di kursi terdekatnya.

"Ck! Makanya lain kali hati-hati," omel Varen yang ikut duduk di sebelah Moira dan memeriksa luka di lututnya.

Daisy berjalan menghampiri keduanya. "Ada apa?"

"Kaki Moira lecet," balas Varen.

"Lecet dikit. Enggak papa kok," timpal Moira.

Sofia datang dengan membawa kotak P3K yang memang tersedia di perpustakaan. Varen langsung menerima kotak tersebut dan membukanya. Cowok itu mulai mengobati luka kecil di lutut Moira dengan sangat teliti. Moira sangat tidak menyangka jika Varen akan melakukan hal seperti ini terhadap dirinya. Apalagi, mereka sedang berada di depan banyak orang.

CANDYTUFTWhere stories live. Discover now