35. JOVANKA ITU LUKA

172 13 0
                                    

Halloww

I'm comeback!

Iya tau telat dikit. Maaf yaa

Part ini isinya full mewek. Author gtau ini bakal ngena atau gk di kalian, tapi siap-siap aja 😁

⚠️ Vote dan komennya jangan lupa⚠️

Happy reading 💌

###

"Selamat pagi, Ayah!"

Seorang laki-laki bertubuh mungil datang dari arah tangga. Piyama polos berwarna biru tua rupanya masih melekat di tubuhnya sejak semalam. Rambutnya pun terlihat masih berantakan. Laki-laki itu kemudian berjalan ke arah meja makan dan mendudukkan dirinya di salah satu kursi.

Sementara di depannya saat ini, tampak seorang pria paruh baya sedang sibuk menyiapkan sarapan. Pria itu terlihat gagah dengan sepotong roti dan selai yang berada di genggaman kedua tangannya.

"Pagi, anak Ayah!" Candra menyapa putra kecilnya dengan raut wajah riang. Kemudian, meletakkan sepotong roti tadi di atas piring lalu memberikannya kepada Aldara.

"Ayah bangunnya kenapa pagi sekali?" tanya Aldara. Tangan kanannya meraih piring yang telah Ayahnya siapkan untuknya.

Pria itu membalas, "Kan Ayah memang selalu bangun pagi. Kamu kali yang masih ngebo." Aldara terkekeh menampakkan gigi.

"Nggak gitu, Ayah. Maksudnya, Ayah kenapa bangun sepagi ini?" Tanya Aldara sembari mengoleskan selai ke dalam roti. "Biasanya, kan, Ayah bangunnya masih jam 6–an."

Bukannya membalas pertanyaan Aldara, Candra justru teralihkan dengan perilaku Aldara pagi ini yang membuatnya benar-benar takjub.

"Kamu udah bisa oles selai sendiri?" tanya Candra mengalihkan topik. Matanya menatap senang ke arah Aldara yang sudah mulai mandiri beberapa hari terakhir.

Dengan senang, Aldara menjawab, "Udah dong, Yah! Kan, Aku diajarin sama–"

Sebelum Aldara melanjutkan kalimatnya, laki-laki itu teringat satu hal yang pernah dikatakan oleh sang Ayah.

"Ayah minta, kamu tidak usah bahas tentang anak itu lagi!"

Alhasil, Aldara mengurungkan niatnya untuk memberi kelanjutan pada kalimat yang sengaja dia jeda.

"Sama siapa hayo?" goda Candra. Namun tetap saja, Aldara tidak ingin membuka suara. Laki-laki itu hanya menanggapinya dengan senyuman simpul.

"Oh iya, Yah. Nanti, aku pulangnya agak sorean. Soalnya mau ada latihan sama klub musik," ucap Aldara, memulai topik baru.

Candra mengelap mulutnya menggunakan tisu. "Latihan apa? Bukannya sudah selesai lombanya?" tanya Candra sembari menatap lawan bicaranya.

"Udah, kok, Yah," balas Aldara. "Ini buat hari Senin besok."

"Hari Senin besok?" tanya Candra dengan dahi berkerut.

"Iya. Besok Senin, aku sama Starla, dan anak-anak musik lain, mau Adain konser gratis," kata Aldara. Candra tampak sangat antusias mendengarkan cerita anaknya.

"Konser gratis? Maksudnya?" Aldara terkekeh. Ayahnya itu pasti tidak tahu apa yang dia maksud.

"Maksud aku, konser gratis itu, tampil di depan orang banyak, Yah. Di lapangan, setelah upacara."

Candra manggut-manggut. "Hmm.... Kalau ada tiketnya, Ayah pasti nonton." Ucap Candra asal. Namun berhasil membuat kedua sudut bibir Aldara melengkung.

"Ayah bisa aja!"

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang