61. BERDAMAI DENGAN KEADAAN

106 8 0
                                    

Halo semuanya!

Minggu depan cerita ini akan ending.

Jadi, mari menikmatinya sebelum benar-benar berakhir ❤️

Selamat membaca!

***

1 DESEMBER 2023.

Seorang perempuan berhoodie abu-abu tengah termenung di atas bangunan megah bernama rumah sakit Padjajaran, salah satu pusat kesehatan yang terletak di Kabupaten Bandung. Rumah sakit itu merupakan satu-satunya tempat atau rumah yang bisa ia jadikan sandaran saat berbagai kenyataan pahit terucap dari mulut orang-orang yang begitu ia percaya.

Kejadian lima bulan lalu kabarnya masih menghantui Alexa sampai detik ini. Perempuan itu menidurkan kepalanya diatas kedua lutut yang ditekuk. Ia masih tidak menyangka, beberapa orang yang dia jadikan rumah justru berani membohongi dirinya. Dan lebih bodohnya lagi, mengapa Alexa selama ini tidak peka jika mereka sedang bekerja sama menyembunyikan sesuatu?

"ARRGGHHH! BANGSAT!"

Rooftop rumah sakit Padjajaran seakan tengah ia kuasai. Alexa berteriak sangat kencang disana. Ia menyuarakan betapa sakit permainan semesta kali ini. Alexa tidak sekuat yang mereka pikirkan. Perempuan itu bukan manusia robot yang tidak memiliki perasaan, dan semua orang tahu itu. Tapi... Kenapa?

"GUE HARUS PERCAYA SAMA SIAPA LAGI, SEMESTA? SEMUA ORANG PEMBOHONG! GUE BENCIIIII!!!"

Tetesan keringat yang ia hasilkan saat menaiki tangga darurat menuju rooftop ini, ia usap dengan tangannya sendiri. Perlahan Alexa menarik napas, berusaha melegakan hati dan perasaannya yang tiba-tiba teringat peristiwa paling menyakitkan itu. Sebisa mungkin Alexa tidak menangis karena perempuan berandal sekuat dia tidak pantas menumpahkan air mata, apapun keadaannya, dan itu adalah prinsipnya.

Akan tetapi, Alexa tidak berbohong jika dia mengatakan ia belum mampu menerima kenyataan bahwa dia adalah putri dari seorang mantan narapidana sekaligus wanita yang telah menyia-nyiakan dirinya.

Alexa juga belum mampu menata hati untuk menerima kenyataan bahwa dia dan Aldara adalah saudara seibu, karena sejujurnya, meski mereka telah lama putus dan sudah memiliki pasangan masing-masing, Alexa tidak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa masih terdapat keinginan untuk bersama laki-laki itu walau sangat sedikit.

"Itu artinya, kita gak bisa, ya, Al?" Seulas senyum tipis terbit di kedua sudut bibirnya yang pucat.

Perempuan itu kemudian berbalik dengan tujuan poli kandungan, salah satu tempat yang sering dia datangi untuk melakukan terapi selama mengasingkan diri dari orang-orang. Lagi-lagi, Alexa mengulas senyuman kecil saat berpapasan dengan seorang psikolog terkenal yang kebetulan sedang melakukan panggilan kerja di rumah sakit itu.

"Alexa?" Panggil psikolog itu. Wanita paruh baya itu bisa kenal dengan Alexa karena perempuan itu adalah pacar putrinya, Starla.

Alexa yang sebetulnya sudah satu langkah melewati wanita itu pun berhenti. Alexa membalas panggilan itu dengan sapaan yang sama, kemudian melanjutkan langkahnya tanpa peduli apa yang dipikirkan Bella saat ia meninggalkan wanita itu begitu saja.

Bella yang masih terbalut sakit hati dengan perempuan itu karena telah memacari putrinya pun hanya diam dan membiarkan Alexa pergi tanpa ada rasa heran sedikitpun.

...

Alexa memandangi surat hasil pemeriksaan medis dirinya hari ini dengan sebuah senyuman getir. Dari hasil pemeriksaan itu menyatakan bahwa kista ovarium yang ia idap sejak beberapa bulan lalu kini makin membesar, sedang dana untuk biaya operasi sepeserpun ia belum punya.

BAD LOVER [End]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon