07 : Cek Notif, Lagi, Lagi, dan Lagi

4.6K 1K 146
                                    

@ gulagula mengomentari Balada Cinta Sambalado – Prolog:

Next!

Tidak terhitung berapa kali Sena telah merutuki dirinya. Ekspektasi dan realita tidak berbanding lurus. Alih-alih mendapat komentar yang-benar-benar komentar, dia malah mendapatkan komentar 'next'. Sena senang mendapatkan komentar, seharusnya dia bersyukur, tetapi satu kata itu masih jadi tanda tanya besar apakah orang itu sungguh-sungguh sudah membaca atau sebaliknya.

Karena kesal, Sena langsung berhenti menggunakan wattpad dan bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai melakukan sesuatu di balik sana, Sena kembali ke kamar. Saat hendak membuka laptop, tiba-tiba Mama datang, membuat Sena sedikit terkejut.

"Sen, lagi apa?" tanya Mama karena penasaran kenapa Sena selalu mengurung diri di kamar akhir-akhir ini.

Sena berdeham seraya merendahkan layar laptop beberapa senti. "Enggak, Ma. Nggak ngapa-ngapain kok."

Mama duduk di tepi ranjang, memerhatikan anak sulungnya yang berada tak jauh darinya. "Udah pesan tiket belum? Kan kamu seminggu lagi harus sudah di Bandung."

Sena memosisikan diri agar bisa duduk sembari melihat lawan bicaranya. "Belum, Ma. Tapi tenang aja, kan ada Traveloveka."

"Jadi nggak perlu ke konter tiket? Canggih ya?"

"Iya dong," balas Sena sambil memasang senyum tidak ikhlas. Dalam hati, Sena berharap Mamanya cepat pergi supaya Sena dapat kembali melanjutkan aktivitas yang tadi sempat terputus.

"Ma?"

"Ya?"

"Enggak deh, nggak jadi."

"Yaudah, Mama keluar dulu. Mama mau ke toko sebelah dulu," kata Mama sembari bangun dari posisi duduknya.

YES!

Begitu Mama sudah ke luar kamar, Sena langsung bergegas membuka laptop dan menghidupkannya.

"Sen?" Mama kemudian masuk lagi, menangkap gelagat aneh dari tindak-tanduk anaknya. "Ada yang kamu sembunyiin dari Mama ya?"

"Astaga. Enggak, Ma. Ini Sena mau mesan tiket," kata Sena berusaha bersikap biasa.

Mama tampak sedikit curiga. Namun, Mama memilih untuk memberikan ruang privasi untuk anaknya. Mungkin Sena belum mau bercerita apa pun saat ini.

"Oh, ya sudah." Kali ini Mama benar-benar sudah menghilang ditelan pintu. Sena bernapas lega.

"Aku bakalan pesan tiket, tapi habis puas nge-wattpad, Ma," gumam Sena selagi jari telunjuk kanannya menguasai touchpad. "Nah, sekarang udah ada berapa notif ya?" Sena memasang muka penuh harap.    

Writer VS ReaderWhere stories live. Discover now