25 : Sebuah Keputusan

2.8K 409 106
                                    

Subject: PENAWARAN PENERBITAN

Halo, sdr. Wulandari!

Sebelumnya, perkenalkan kami dari penerbit Qwerty, Jakarta. Kami sudah berdiri dari tiga tahun lalu dan saat ini sedang tertarik dengan cerita-cerita wattpad. Setelah membaca naskah Anda, kami sangat tertarik dengan naskah yang berjudul M: Mawar, Melati, & Misteri. Kami berharap bisa mengorbitkan cerita Anda dan kita bisa menjalin kerjasama.

Kami tunggu balasan dari Anda.

Terima kasih.

Regards,

Penerbit Qwerty

***

Ula melongo. Mulutnya sedikit terbuka selama beberapa detik. Ini benar-benar sebuah kejutan. Berkali-kali dia menepuk pelan pipinya sendiri hanya untuk membuktikan bahwa ini semua benar adanya. Senyum Ula langsung merekah saat mengetahui yang terjadi saat ini memang nyata. Ini bukan mimpi!

Saking senangnya, Ula hampir saja membalas 'MAUUU!' secepat kilat, takut jika pihak penerbit tiba-tiba menarik tawarannya.

Namun, jari telunjuk Ula seakan tidak ingin bergerak untuk menekan tombol kirim. Ula mendadak berubah pikiran. Sesuatu yang dilakukan terburu-buru dan tanpa dipikir terlebih dahulu berpeluang lebih besar menimbulkan penyesalan. Ula hanya tidak ingin ada penyesalan, terlebih ini menyangkut tentang 'bayi pertama'-nya.

Sebelumnya, Ula telah melahirkan banyak anak, lebih tepatnya dua. Namun, itu semua hasil kerja massal. Ula tidak menyesali kehadiran dua anaknya yang telah lahir. Gadis itu menganggap mereka adalah bukti nyata akan perjalanan menulis yang ia cintai.

Belakangan ini Ula berharap dirinya bisa menelurkan karya, yang mana bukan kumpulan cerita seperti dua buku terdahulunya yang sudah naik cetak itu. Ula yakin, jika ada kemauan tentu pasti akan ada jalan. Salah satu jalan yang membawanya lebih dekat pada impian adalah wattpad.

Tidak bisa dipungkiri, wattpad telah menggerakkan hasrat banyak orang untuk semakin rajin menulis dan membaca. Berkat wattpad pula, muncullah banyak bibit penulis baru. Jika penggunaannya tidak disalahgunakan, wattpad tentu saja akan menjadi sarana menulis dan membaca yang efektif dalam dunia literasi digital.

Ula menutup tab surat-el yang sudah bermenit-menit ia lihat. Lalu, ia membuka tab baru dan menuliskan alamat situs wattpad. Klik!

Setiap cerita pasti memiliki kesan tersendiri, terutama yang ditulis dengan perasaan. Di hadapan Ula, layar laptop itu sedang menampilkan bagian profil @ wulandari. Ula mengamati anak-anak yang diasuh olehnya di sana. Masing-masing punya cerita tersendiri. Menerima tawaran dari penerbit sama halnya dengan memberikan tongkat estafet ke pihak lain untuk turut mengasuh anaknya. Dan, mempercayakan anaknya pada pihak lain bukanlah sesuatu yang sepele.

Bagaimana kalau naskahnya nanti digarap asal-asalan?

Bagaimana kalau naskahnya langsung diterbitkan tanpa melalui proses editing yang seharusnya?

Bagaimana kalau naskahnya diterbitkan semata-mata karena jumlah views cerita yang tinggi, bukan karena penerbit benar-benar tertarik dengan ceritanya?

Sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan lain yang berputar di pikirannya, namun saat ini Ula memutuskan untuk berhenti memikirkan itu semua. Ula benar-benar butuh waktu untuk mengambil sebuah keputusan. Ula pun menyudahi kegiatannya, menutup laptop dengan hati-hati, lalu membereskan barang-barangnya yang ternyata cukup berantakan di meja.

Sudah dua jam lebih Ula menghabiskan waktu sendirian di ruang baca perpustakaan kampus. Benar-benar tidak terasa sama sekali karena adanya fasilitas wifi gratis. Ula meninggalkan bangkunya setelah menyakinkan diri tidak ada barang yang tertinggal di sana.

Di balik meja bersekat yang ditempati Ula tadi, seorang laki-laki tengah meratapi nasib wattpad-nya yang belum ada tanda-tanda kehidupan. Notifikasinya kembali nol, sama seperti saat dia pertama kali membuat akun. Entah sampai kapan wattpad-nya akan mati suri seperti itu. Dia berusaha mencari akal. Akan tetapi, pada akhirnya ia tetap tidak kunjung menemukan cara.

Writer VS ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang