22 : Penulis Sombong, Fakta atau Mitos?

3.8K 793 265
                                    

Begitu acara beres-beres kamar kos selesai, Ula langsung merebahkan diri ke kasur. Badannya hampir remuk dan sekarang waktu yang tepat untuk refreshing diri sesaat.

Ula membuka akun wattpad via mobile. Bukan @ gulagula yang dibuka, melainkan akun pribadinya (@ wulandari) yang memiliki jumlah pengikut sekitar 245 ribu lebih. Sudah hampir satu hari dia tidak membuka akun tersebut karena perjalanan melelahkan menuju kota Bandung. Oke, ralat, yang benar adalah menyenangkan. Tidak mengherankan kalau notifikasi wattpad-nya sudah 99+. Hal yang dulu Ula senangi dan sangat ditunggu-tunggu saat masih newbie di wattpad, tapi sekarang sudah menjadi hal yang lumrah.

Sebenarnya Ula sudah membuat akun wattpad saat wattpad masih belum fenomenal seperti sekarang. Belum ada satu pun cerita wattpad yang dibukukan dan masih sedikit orang-orang yang tergerak untuk menulis dan membaca di wattpad. Terkadang Ula merindukan wattpad yang dulu, yang jauh dari cerita-cerita vulgar yang tidak mengedepankan kualitas, yang pengikutnya masih sedikit tapi saling mendukung satu sama lain.

Jumlah pengikut Ula memang banyak, sepadan dengan keaktifan Ula dalam menulis. Di tahun 2014, Ula menelurkan beberapa cerita. Awalnya Ula minder, takut ceritanya jelek, takut tidak ada yang membaca, takut ada yang memberi kritik pedas, pokoknya takut sebelum mencoba. Tapi kalau Ula pikir-pikir lagi, mumpung ada wattpad sebagai media menyalurkan cerita, kenapa tidak dimanfaatkan saja?

Cerita pertama Ula berkisah tentang cowok nakal, hobi berantem, tapi paling anti memainkan perasaan cewek bernama Revano Aldino Saurus yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan si cewek kutu buku, sebut saja dia Mawar. Vano suka sama Mawar tapi Mawar lebih suka sama Brain Cemerlang, yang notabene-nya murid paling rajin ke perpustakaan. Vano pun putar akal supaya Mawar membalas perasaannya, salah satunya dengan minta bantuan sahabat sepupunya, Melati sebagai mak comblang. Apakah Melati berhasil mencomblangkan keduanya, terlebih saat hatinya juga ikut terlibat?

Cerita kedua Ula lebih menyorot ke sahabat Vano, Arifin Argandara, yang ternyata juga menyukai Mawar.

Cerita ketiga Ula hampir mirip dengan cerita sebelumnya. Lebih berfokus ke cerita cinta sahabat Melati, Dion, yang rupanya suka sama Melati sudah sejak lama. Sayangnya, Dion tidak punya keberanian besar untuk menyatakan perasaannya.

Di cerita-cerita selanjutnya, Ula menjadikan para sahabat, kakak, adik, sampai tetangga dari tokoh-tokoh di cerita sebelumnya sebagai pemeran inti.

Rupanya hal itu menjadikan cerita Ula semakin banyak diminati. Karena pembaca Ula semakin banyak, Ula jadi merasa ceritanya dihargai. Ula jadi semakin semangat untuk terus menulis.

Tidak ada yang lebih bahagia untuk penulis selain mendapatkan komentar-komentar dari para pembaca, bukan?

Satu hal yang disayangkan oleh Ula adalah semakin banyak pembaca Ula, semakin banyak juga waktu yang dibutuhkan untuk membalas komentar mereka. Hal itu membuat beberapa orang acap kali mengira Ula adalah penulis sombong, yang mulai jarang membalas komentar. Kalau ribuan komentar yang masuk semuanya Ula balas, terus kapan waktunya Ula menulis cerita?

Di saat Ula sedang asik membaca komentar-komentar yang terus berdatangan di notifikasi, ada satu komentar yang membuat Ula tidak tahu harus berbuat apa selain tertawa sepuasnya. Meskipun Ula baru menyadari komentar itu ada setelah lima hari yang berlalu tapi rasanya seperti baru saja mendapatkan komentar itu.

@ qsena mengomentari M: Mawar, Melati, & Misteri

Hei! Ceritamu kocak banget! :D

Mampir juga yuk ke ceritaku yang berjudul 'Balada Cinta Sambalado'!

"Ceritanya sad ending kok bisa dibilang kocak? Dasar aneh!" celetuk Ula lalu tiba-tiba ia tertawa lagi. 

Writer VS ReaderWhere stories live. Discover now