17 : Menulis Tidak Semudah Itu

3.6K 864 177
                                    

Sena harus bisa menerima kenyataan bahwa sampai detik ini si dia belum juga membalas pesannya.

Bisa jadi @ gulagula sudah tidak tertarik lagi dengan Sena. Entahlah. Sejauh ini, hal itu masih patut dipertanyakan.

Berhubung Sena tidak mau larut dengan sesuatu yang tidak pasti, Sena pun berusaha untuk move on.

Life must go on, right?

Sebagai percobaan pertama dalam menyibukkan diri, cowok itu mulai menulis lanjutan cerita Balada Cinta Sambalado, yang sampai sekarang hanya punya satu komentar. Itu pun dari @ gulagula.

Sebenarnya Sena menulis cerita itu karena baru-baru ini dia nge-fans sama cerita Raditya Dika. Setelah membaca tiga buku Raditya Dika, Sena jadi terobsesi ingin mengikuti jejaknya. Biarpun humor Sena lebih sering garing daripada kena sasaran, Sena tidak memedulikan itu.

Akan tetapi, semua itu tidak semudah yang Sena bayangkan. Alih-alih mendapatkan satu halaman, tulisannya kini baru dapat dua paragraf. Itu juga karena Sena terlalu banyak menekan tombol backspace, merasa tulisannya kurang pas setelah dibaca ulang sekilas.

Bang, nulis itu jangan dijadikan beban. Tulis aja apa pun yang mau ditulis. Kalau bisa, bukan semata-mata ngikutin tren ya, karena biasanya tren itu ada masanya. Yang terpenting dari menulis adalah menyelesaikan tulisan.

Seperti ada bayangan Clara memakai baju putih layaknya sosok malaikat persis di sebelah Sena. Dengan penuturan lugas, Clara memberikan ceramah singkat tentang menulis. Aha, kata-kata itu persis diucapkan Clara dua hari setelah Sena mengetahui kalau Clara punya akun Wattpad juga.

Sena baru merasa sesungguhnya menulis itu bukan sesuatu yang mudah. Sena jadi teringat momen saat dia masih memakai seragam abu-abu. Dengan entengnya, Sena pernah minta buku gratisan pada teman yang bukunya baru terbit saat itu. Pantas saja raut wajah temannya langsung berubah setelah dipalakin gratisan sama Sena.

Tidak sampai setengah jam, Sena menutup Microsoft Word-nya dan mulai beralih ke Wattpad. Yah, barangkali ada notifikasi baru. Terserah, notifikasi apa pun juga Sena bakal jabanin, termasuk yang promote di kolom komentar ceritanya.

Sesaat Sena berpikir, sebaiknya cerita alay itu mungkin di-unpublish saja. Kemungkinan besar rencana itu akan terealisasikan dalam waktu dekat. Lagipula siapa juga yang peduli, ceritanya juga sepi pengunjung.

Sena menggeleng-geleng cepat begitu mengetahui dirinya baru saja berpikiran negatif. Tapi beberapa saat setelahnya, ekspresi Sena mendadak berubah cerah. Bibirnya tertarik satu senti begitu melihat ada pesan baru.

Dari siapa ya?

Tanpa mengulur waktu lebih lama, Sena menekan menu kotak masuk.

Klik!

Writer VS ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang