#2: The Murderer

7.7K 907 162
                                    

Jangan lupa untuk klik tanda bintang di sudut kiri bawah setelah membaca chapter ini, terima kasih

🌼🌼🌼

Yeonmi menghela napasnya sekali lagi sebelum mengambil semua peralatan yang akan menemaninya bekerja. Ini memang bukan pekerjaan yang ia inginkan. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya akan bekerja membersihkan lantai juga membersihkan toilet. Apalagi teringat mendiang ibunya yang dulu jungkir balik memutar uang agar ia bisa berkuliah.

Namun, apa yang bisa dilakukannya sekarang? Hanya melakukan pekerjaan ecek-ecek seperti itu. Ia tak punya pilihan kondisi yang lain untuk sementara ini. Hingga Yeonmi merasa bersalah pada ibunya karena usahanya selama ini seperti sia-sia.

"Ibu, maafkan aku," gumamnya lirih sambil mulai membersihkan lantai lobi.

Keputusan berat itu akhirnya ia ambil dengan berbagai pertimbangan. Pertama, ia tidak mungkin terus bertahan hidup tanpa pekerjaan juga tanpa uang sepeser pun. Kedua, ia butuh tempat tinggal karena hostel yang ia sewa habis masa sewanya tadi malam. Ketiga, para lintah darat menyebalkan itu pasti akan menerornya terus.

Jadi, pagi itu dengan sangat berat hati Yeonmi datang dan memutuskan untuk menerima pekerjaan yang tertulis di surat wasiat dari mendiang ayahnya. Lagipula, ia punya rencana lain dengan pekerjaannya itu. Rencana yang lebih besar. Rencana yang tidak sengaja terlintas di benak saat ia sedang dalam puncak keputusasaannya tadi malam. Rencana gila yang mungkin akan merubah hidupnya kalau berhasil.

"Jadi, dia pembunuhnya?" beberapa orang di sekitar lobi bergumam rusuh. Mengalihkan atensi Yeonmi dari kelebatan rencana di kepalanya ke layar flat yang ada di pilar pusat ruangan.

Sebuah berita yang menyajikan informasi mengenai peristiwa meninggalnya Presiden Direktur Han Minjoon beberapa hari yang lalu. Saat ditemukan meninggal di ruang rawatnya, dokter mendiagnosa kalau Han Minjoon mengalami gagal jantung. Namun, setelah pihak kepolisian mengadakan penyelidikan lebih lanjut, dari hasil otopsi ditemukan bahwa tidak hanya jantung yang mengalami kerusakan, tetapi organ-organ yang lain. Diduga kuat kalau ia dibunuh.

Layar flat itu kini memperlihatkan wajah seorang pria paruh baya berkacamata. Ia lah tersangka pembunuhnya. Ia lah orang yang terakhir kali mengunjungi korban di rumah sakit.

Presiden Direktur Kim Taejoon. Sahabat sekaligus rekan bisnin Han Minjoon.

Mata Yeonmi menyipit menatap wajah pelaku pembunuh ayahnya itu. Kim Taejoon membunuh sahabatnya sendiri. Diduga karena permasalahan bisnis karena sebelumnya kedua perusahaan milik mereka sempat mengalami masalah.

Layar berganti menampilkan wajah korban. Mata Yeonmi berkaca. Meski hampir separuh hidupnya ia habiskan untuk membenci pria itu, namun nyatanya tidak bisa dipungkiri kalau Yeonmi punya banyak kenangan indah dari masa kecilnya bersama ayahnya yang tidak bisa ia lupakan.

"Ayah," gumam Yeonmi tanpa sadar.

Memori yang telah lama mengendap kembali menguar, menaburkan sensasi menyesakkan bagi Yeonmi. Kelebatan-kelebatan peristiwa belasan tahun silam saat keluarga mereka masih baik-baik saja kembali terbayang dalam ruang imajinya. Saat di mana setiap pulang bekerja sang ayah akan memeluk dan mendudukkan Yeonmi di pangkuannya kemudian bertanya apa saja yang ia lakukan hari itu bersama ibu? Atau apa saja yang ia lakukan saat di sekolah? Kemudian Yeonmi akan berceloteh panjang lebar yang akan disambut oleh kekehan sang ayah ketika ada hal-hal lucu dalam ceritanya.

[END] Poseidonحيث تعيش القصص. اكتشف الآن