BAB 3

2.1K 148 8
                                    

♫ You drag me down, you fuck me up

We're on the ground, we're screaming

I don't know how to make it stop

I love it, I hate it, and I can't take it

But I keep on coming back to you ♫

Back To You by Louis Tomlinson ft. Bebe Rexha

***

Pagi ini Alea menyempatkan dirinya untuk bangun lebih awal dari biasanya. Entah mengapa dirinya memiliki suatu keinginan untuk membuat satu masakan untuk Rayhan. Mengingat dirinya yang sering mendapatkan penolakan dari Rayhan, itu tidak membuat semangat Alea berhenti di tengah jalan.

Alea akan terus memperjuangkan Rayhan, walau ia akan terus menerima penolakan.

Keseriusannya membuat masakan untuk Rayhan membuat Alea tidak sadar saat Sandy—abangnya—sudah berdiri di belakangnya sejak gadis itu mulai memasak.

"Kamu ngapain, Dek?" tanya Sandy yang langsung membuat Alea berjengkit kaget.

Alea menoleh dan memberikan pandangan kesal. "Abang ngapain, sih?!" sungutnya. "Ngagetin aja," gerutunya sembari kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda karena Sandy.

Sandy yang melihat itu pun terkekeh, dirinya kemudian berjalan mendekati Alea dan mengusap lembut rambut panjang yang menjuntai menutupi punggung Alea. "Kamu ngapain? Tumben banget jam segini udah bangun... masak lagi," ucap Sandy sembari memperhatikan gerakan luwes Alea yang sedang mencampurkan bahan makanan dengan bumbu di dalam wajan.

Alea yang mendengar itu pun tersenyum. "Iya, Bang... aku mau masakin Rayhan buat dia sarapan nanti di sekolah," jawab Alea tanpa memperhatikan air wajah Sandy yang langsung berubah ketika mendengar nama seseorang yang ia benci disebut.

"Kamu masih berusaha ngejar cowok brengsek itu?" tanya Sandy dengan nada suara yang tiba-tiba berubah menjadi dingin. Pemuda yang lebih tua dari Alea 3 tahun itu pun menghela nafasnya kasar. "Nggak ada bosennya," sinisnya.

Alea yang mendengar ucapan abangnya itu pun tersenyum lembut. Gadis itu mematikan kompor kemudian membalikan tubuhnya—menghadap pada Sandy yang kini sedang menatapnya dengan tatapan datar.

"Abang kan tau sendiri, apa yang udah aku kejar, nggak akan aku lepasin." Alea menjeda, "sekalipun aku terus dapat penolakan dari Rayhan, tapi aku yakin dia pasti akan luluh nantinya," lanjutnya dengan tatapan meyakinkan.

Sandy mendengus. "Dia itu nggak pantes dapetin cewek kayak kamu, Dek! Kamu terlalu baik buat cowok brengsek kayak dia."

"Abang itu salah apa coba. Perasaan selama abang pacaran sama siapapun, abang nggak pernah nyakitin cewek. Kok kamu bisa-bisanya diginiin sama cowok, bertahan lagi walaupun udah ditolak dan disakitin berkali-kali," ucap Sandy lagi sembari menggelengkan kepalanya, bingung dengan apa yang sudah terjadi pada adik perempuan satu-satunya.

Alea mau tidak mau tertawa, mendengar ucapan abangnya, dirinya pun membenarkan. Sandy memang tidak pernah menyakiti perempuan yang menjadi pacarnya, walaupun mereka mengakhiri hubungan, itu pun dengan cara yang baik—tidak asal dan menjadi musuh saat mereka tidak lagi memiliki hubungan.

Karma? Tidak mungkin. Kebanyakan orang mungkin akan berpikir; "Mungkin dulu kakak laki-lakinya pernah menyakiti seorang cewek dan sekarang imbasnya jatuh pada adik perempuannya." Kurang lebih seperti itu pemikiran dari banyak orang. Tapi, selama ini, Sandy pun tidak pernah menyakiti perempuan sedikit pun.

Tidak seperti Rayhan yang berani menyakiti Alea secara gambling—tidak memikirkan bagaimana perasaan Alea.

"Mungkin ini udah takdirnya aku," jawab Alea asal.

Fight for Love (Completed)Where stories live. Discover now