BAB 14

1.6K 102 2
                                    

WARNING! BANYAK NARASI. Happy reading, guys!

[][][]

"Jika saja aku berani untuk melangkah sedikit lebih maju, mungkin aku bisa meninggalkan masa lalu yang buruk dengan cara sedikit membuka hati." Rayhan Abimanyu

***

♫I was at the top, and now it's like I'm in the basement

Number one spot, now she found a replacement

I swear, now I can't take it

Knowin' somebody's got my baby

And now ain't around, baby, I can't think♫

Just a Dream by Sam Tsui ft Christina Grimmie

***

Ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh otaknya saat ini. Yang ia tahu, hanya ada perasaan mengganjal dalam hatinya ketika melihat gadis itu melewati dirinya, membiarkan matanya terus menatap gadis itu tanpa bisa mengucapkan apapun.

"Haruskah aku melakukannya?" tanyanya pada dirinya sendiri dengan gumaman yang hanya mampu didengar oleh dirinya saja.

Rasanya... ini seperti mimpi ketika dirinya ada di tempat yang tidak seharusnya ia ada di sini. Tapi, hatinya terus saja mendorongnya untuk tetap berada di tempat itu dan memperhatikan gadis yang kini duduk tidak jauh darinya.

Ini seperti mimpi baginya. Entah ini mimpi buruk, atau justru mimpi indah yang akan mengeluarkan dirinya dari masa lalunya—ia sendiri tidak tahu.

Ia memperhatikan dirinya lagi melalui ponsel yang berada di genggamannya. Topi berwarna hitam yang hampir menutupi setengah wajahnya dan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya membuat tampilannya benar-benar tidak bisa dikenali.

Lagi... matanya mencari di mana gadis yang sedari tadi menjadi perhatiannya. Namun, matanya sedikit melebar ketika mendapati seseorang yang sedang bersama dengan gadis itu.

Ia mengenali orang itu! Bahkan begitu kenal dekat dengan orang yang sedang bersama dengan gadis itu sekarang. Orang itu adalah... Dani, sahabatnya sendiri.

Ah, tunggu sebentar. Apakah Dani masih bisa dibilang sebagai sahabatnya ketika dirinya sendiri bahkan tidak pernah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Dani?

Mau tak mau, dia tertawa sumbang—menertawakan dirinya yang terlihat begitu bodoh dan menyedihkan sekarang.

Rayhan mendesah pelan. Pikirannya kembali melayang akan mimpi yang membuatnya melakukan tindakan memalukan seperti ini—menguntit gadis yang selama ini berusaha untuk memperjuangkan dirinya.

Rayhan menoleh ke arah sekelilingnya, keningnya mengerut bingung ketika dirinya hanya berada sendirian di taman yang begitu luas ini.

Kerutan di keningnya semakin jelas terlihat ketika melihat seorang gadis yang berdiri tidak jauh darinya. Untuk sepersekian detik kemudian, matanya membulat ketika mengetahui siapa gadis yang kini berdiri di hadapannya.

"Bebek..." ia menggumam pelan, memanggil gadis itu dengan takut-takut.

Oh... sepertinya ia kembali bermimpi. Ingin rasanya Rayhan segera terbangun dari mimpinya itu, sayangnya... ia tidak bisa dan hanya bisa terdiam di tempatnya tanpa mampu untuk mengubah posisinya lagi.

"Hai," gadis itu menyapa dengan suara pelan, memperhatikan senyumannya yang begitu teduh dan menenangkan.

Rayhan menahan nafasnya ketika melihat senyum itu. Dia merindukan senyuman itu, merindukan bagaimana cara gadis itu tetap memberikan senyumannya ketika dia menyakiti gadis yang terlihat begitu rapuh di hadapannya kini.

Fight for Love (Completed)Where stories live. Discover now