BAB 12

1.4K 101 4
                                    

"Jika saja dulu kamu mau membuka hatimu, maka aku tidak akan menjauh. Sayangnya, kamu terlalu naif untuk itu semua hingga pada akhirnya aku yang memilih untuk pergi darimu." Alea Livindar

***

Alea mengerutkan keningnya ketika merasakan tatapan Rayhan yang masih saja tertuju ke arahnya. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan, berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak bersikap salah. Sudah hampir lima belas menit dirinya mencoba untuk menyibukan diri agar tidak merasakan tatapan menelisik yang diberikan oleh Rayhan, sayangnya itu justru semakin membuatnya merasakan tatapan milik pemuda yang kini duduk di hadapannya.

"Ra—Rani... aku mau ke belakang dulu ya beli minuman," ucap Alea dengan nada gugup. Gadis itu mengintip Rayhan dari balik bulu matanya, gadis itu mendesah pasrah ketika tatapan itu masih saja terarah padanya.

Rani yang mendengar itu pun mendongak. "Hah? Ke belakang mana?" tanyanya dengan tatapan bertanya.

Alea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus memberikan alasan apa pada Rani agar dirinya bisa lolos dari tatapan tajam Rayhan. Demi Tuhan, tatapan itu benar-benar membuat Alea jengah.

"Le? Lo mau kemana?" tanya Dani yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya.

Alea yang ditanya seperti itu pun menggeleng pelan. Pasrah dengan tatapan yang diberikan pada Rayhan untuk dirinya, akhirnya Alea memilih untuk kembali duduk di samping Rani dengan bahu yang turun.

Di satu sisi, Rayhan masih memandang Alea dengan tatapan tajam. Dirinya tidak tahu apa yang sedang terjadi pada gadis itu, namun dirinya sangsi jika Alea berubah sekarang.

Tunggu... lo ngapain juga mikirin sikap dia yang berubah? tanya Rayhan dalam hatinya.

Rayhan mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum akhirnya membuang pandangannya ke tempat lain. Sayangnya, pandangan itu kembali tertuju pada Alea yang masih menunduk di hadapannya.

"Gue ke toilet dulu," ucap Rayhan tiba-tiba sembari bangkit dari duduknya. Tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya, Rayhan segera berjalan cepat meninggalkan kantin dengan perasaan aneh.

"Akhirnya..." Alea mendesah lega, gadis itu menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya melirik pada Rani dan Dani yang kini menatapnya dengan pandangan bingung.

"Lo kenapa?" tanya Rani sembari memberikan pandangan heran.

Alea menggeleng pelan. "Nanti aja aku ceritain. Aku... aku mau ke kelas duluan ya," ucap Alea sembari bangkit dari duduknya.

"Lah... itu anak kenapa sih?" tanya Rani pada Dani yang duduk tepat di sampingnya.

Dani yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, jelas jika pemuda itu tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan Alea.

***

Alea berjalan dengan kepala tertunduk menuju kamar mandi, gadis itu berulang kali menghela nafas. Entahlah, pikirannya terlalu banyak saat ini. Alea sendiri cukup bingung dengan apa yang sedang ia pikirkan sekarang.

Saking fokusnya dengan apa yang berada di dalam benaknya, Alea sampai tidak sadar jika ada seseorang yang sedang berjalan di hadapannya—sama-sama tidak fokus dengan sekeliling mereka. Hingga pada akhirnya kedua tubuh itu saling bertubrukan, membuat tubuh mungil Alea kehilangan kendalinya.

"Aw!" Alea meringis ketika merasakan pergelangan kakinya yang terasa nyeri. Gadis itu memperhatikan pergelangan kakinya yang sepertinya terkilir.

"Kalo jalan tuh pake mata! Lo jalan mata lo kemana?!" makian itu tiba-tiba saja terdengar, membuat Alea mendongakan kepalanya hingga matanya membulat ketika mendapati Rayhan berada di depannya.

Alea yang tadinya merasakan sakit pada pergelangan kakinya kini tidak lagi fokus akan rasa sakit itu. Dirinya justru merasakan sesak yang menghantam dadanya ketika lagi-lagi mendengar kata-kata kasar dari pemuda di hadapannya.

Tetapi, Alea dengan cepat menguasai dirinya. Gadis itu berusaha bangkit walaupun sedikit sulit, matanya yang teduh menatap Rayhan dengan pandangan yang tak terbaca. Tapi, bukan itu yang menarik perhatian Rayhan.

Ada sesuatu yang benar-benar terpancar dengan jelas dari diri gadis yang berada di depannya, hingga Rayhan sendiri bingung apa yang sedang dilihatnya. Alea memandangnya dengan ekspresi wajah datar, padahal beberapa detik yang lalu gadis itu masih meringis kesakitan karena kakinya yang terkilir.

"Maaf, aku nggak sengaja," ucap Alea sembari memberikan senyuman tipisnya.

Gadis itu kemudian berjalan melewati Rayhan yang masih mematung di tempatnya. Tanpa ada permisi atau kata-kata lainnya yang biasa Rayhan dengan, gadis itu langsung pergi meninggalkan dirinya; tanpa pamit dan tanpa tatapan mengagumi juga sakit yang selalu ada di mata gadis itu.

Lagi, Rayhan mengernyitkan keningnya. Sungguh, ada perasaan aneh yang terbesit di dalam dirinya ketika mendapati gadis yang dulu selalu mengerjar dirinya berubah drastis seperti sekarang.

"Duh, apaan sih?!" Rayhan menggerutu pelan. Pemuda itu akhirnya memilih untuk berjalan ke kelasnya—mencoba untuk menenangkan pikirannya yang tiba-tiba kalut.

TBC!

maaf pendek yaa, aku lagi gaenak badan jadi gabisa nulis terlalu lama di depan laptop hehe. makasih semuanya!

votes and comment, guys!

Fight for Love (Completed)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant