BAB 11

1.6K 100 3
                                    

Ps. Gue saranin sambil dengerin mulmednya untuk dapetin feel pas dibagian ini (skip bagian terakhir karena itu nggak ada galaunya). kenapa gue suruh? karena pas gue nulis, gue sambil dengerin  lagunya dan itu feelnya dapet. semoga aja kalian bisa ngerasain! happy reading, guys. xx

***

♫ I don't care if it hurts

I want to have control

I want a perfect body

I want a perfect soul

I want you to notice

When I'm not around ♫

Creep by Brian Justin Crum

***

Rayhan menghembuskan nafasnya gusar. Sudah beberapa hari ini dirinya terlihat seperti seseorang yang memiliki banyak beban pikiran. Dari mulai dirinya yang tidak konsen selama jam pelajaran, ketika latihan basket bersama dengan teman-temannya—bahkan ketika dirinya sedang berkumpul di salah satu Cafe yang menjadi tempat favoritnya, jiwanya seperti tidak ada di tempat.

Kini matanya elangnya memandang sekitar dengan pandangan tajam. Rayhan sendiri tidak tahu apa yang ia lakukan di tempat ini. Tiba-tiba saja kakinya membawa Rayhan pada tempat yang selama ini selalu jarang ia datangi—bahkan ketika ada seseorang yang menunggunya di tempat ini, Rayhan tidak terlalu peduli.

Hembusan angin laut yang menerpa dirinya tidak membuat Rayhan merubah pikirannya untuk kembali pulang ke rumahnya. Tubuhnya sudah terlalu malas untuk digerakan. Sekaleng bir yang ia beli di bar dekat pantai masih setia berada di dalam genggamannya—menemani kesendiriannya.

Lagi-lagi hembusan nafas gusar terdengar. Rayhan mengacak rambutnya asal, berusaha menyalurkan rasa emosi yang entah dari mana datangnya. Merasakan hal seperti ini cukup membuat Rayhan bingung harus melakukan apa.

Tiba-tiba saja ia merasakan tepukan dibahunya. Rayhan mendongak, menatap bingung pada seorang pemuda yang kini berdiri di belakangnya dengan senyuman tipis.

"Lo ngapain di sini?" tanya Rayhan sembari kembali mengarahkan pandangannya pada pantai yang berada di hadapannya. Suara ombak mengalun pelan, menelusup ke dalam indera pendengarannya.

Dani yang mendengar pertanyaan itu pun memberikan senyumannya. "Tadi gue ngumpul sam anak-anak, trus nggak lihat lo ada di sana. Pas gue tanya ke Rio, dia bilang GPS di HP lo berhenti di pantai ini," jelas Dani sembari menggedikan bahunya.

"Rio nge-hack HP gue lagi?" tanya Rayhan dengan nada sedikit kesal.

Dani terkekeh pelan. "Salah lo sendiri nggak ngasih tau mau ke mana. Makanya Rio nekat nge-hack HP lo biar tau di mana lo sekarang," jawab Dani sekenanya.

Rayhan menggedikan bahunya. "Lagian kenapa juga mau tau banget gue ada di mana," ucapnya sembari menenggak birnya hingga tandas dan meremas kaleng bir tersebut sebelum akhirnya membuangnya.

Dani yang melihat itu pun mengangkat sebelah alis matanya. "Tumben banget minum bir."

"Lagi kepengen aja," jawab Rayhan pelan.

Dani yang mendengar jawaban itu justru tertawa pelan. "Gue temenan sama lo dari jaman SD. Nggak mungkin banget minum bir karena lagi kepengen. Pasti ada sesuatu yang ganggu hati dan pikiran lo makanya lo minum bir," ucap Dani, skak mat.

Rayhan tidak menjawab, bahkan tidak ada niatan sedikit pun untuk menyangkal. Dirinya memang membenarkan perkataan Dani. Jika saja tidak ada sesuatu yang mengganggu dirinya, mungkin ia tidak akan meminum minuman kaleng tadi.

Fight for Love (Completed)Where stories live. Discover now