BAB 19

1.5K 96 4
                                    

"Aku hanya ingin memperbaiki semua kesalahanku padanya dengan cara mencintainya dengan hati yang tulus. Kebedaraanku di sini bukan untuk menyakitinya lagi." Rayhan Abimanyu

***

Setelah kejadian beberapa jam yang lalu dan kegiatan menonton film mereka, Rayhan memilih untuk mengantarkan gadis itu pulang. Karena melihat wajah Alea yang sepertinya mengantuk—berhubung ini juga sudah hampir menjelang malam, ia pun memilih untuk membiarkan Alea pulang ke rumahnya dan bersitirahat.

"Kamu mau mampir dulu?" tanya Alea setelah mobil Rayhan berhenti tepat di depan pagar rumahnya.

Rayhan menggeleng sembari mengelus rambut gadis itu. "Nggak usah, lo langsung masuk ke dalam saja. Langsung istirahat," ucap pemuda itu, memberikan senyuman manisnya.

Baru saja Alea ingin membuka suara, ketukan di kaca mobil membuat gadis itu mengurungkan niatnya. Alea mengernyitkan keningnya ketika mendapati Sandy berada di sana.

Membuka pintu mobil, Alea pun dari dalam mobil dan memberikan senyum lembutnya pada Sandy yang kini berdiri di hadapannya.

"Abang? Habis dari mana?" tanya gadis itu sembari menoleh ketika melihat Rayhan turun dari dalam mobilnya juga.

"Kamu—" Sandy terdiam, memincingkan matanya ketika melihat Rayhan yang kini sedang berjalan mendekat.

Beberapa kali Sandy mengerjapkan matanya untuk memfokuskan pandangannya. Jantungnya berdebar kencang ketika mengetahui siapa orang yang bersama dengan adiknya. Sandy tidak mungkin salah melihat... karena kini Rayhan berdiri di sampingnya dengan wajah yang datar.

"Lo?!" Sandy menatap tajam pada Rayhan yang kini mengertukan keningnya. Terlihat bingung.

"Ah, iya, Bang. Kenalin, dia—"

"Brengsek! Lo yang buat Becca mati, kan?!" Sandy tiba-tiba saja menghujam Rayhan dengan satu pukulan telak di rahang pemuda itu.

Rayhan yang dihantam seperti itu pun terkejut. Pemuda itu tersungkur, namun bukan karena hantaman yang diberikan Sandy yang membuat dirinya terkejut, melainkan nama seseorang yang baru saja disebut oleh abang Alea.

"Abang! Abang apa-apaan, sih?!" pekik Alea sembari membantu Rayhan bangkit dari posisinya.

Rayhan berdiri dengan pandangan yang sedikit mengabut. Pemuda itu memincingkan matanya, memperhatikan Sandy untuk beberapa saat sebelum akhirnya ingatannya muncul akan seseorang yang nyaris saja mengamuk padanya ketika ia datang ke pemakamam Becca.

Sandy menarik Alea dari sisi Rayhan, menatap adiknya itu dengan tatapan bengis. "Kamu ngapain masih belain dia?! Dia itu cowok brengsek yang udah buat Becca bunuh diri!" sentak Sandy kasar.

Emosinya tiba-tiba saja tersulut, membuat kepalanya terasa berdenyut saat merasakan emosi yang benar-benar ingin meledak saat ini juga. Tangan Sandy terkepal, berusaha untuk menahan dirinya agar tidak menyakiti Rayhan di hadapan Alea.

Sandy tidak mau membuat Alea merasa takut karenanya.

"Yang buat Becca bunuh diri?" Alea berkata lirih, menatap Rayhan dengan tatapan tak percaya dan kini beralih pada Sandy—menatap abangnya dengan tatapan menuntut untuk dijelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Kamu ingat tentang cewek yang bunuh diri karena nggak pernah dihargain perjuangannya sama cowok yang dia suka? Cewek yang dari SMA udah abang sukai?" Sandy terdiam sejenak, kini telunjuknya mengarah pada Rayhan. "Dia orangnya! Dia yang udah buat Becca meninggal, Dek! Dia pembunuh!" teriak Sandy, menghujam Rayhan dengan tatapan penuh benci.

Fight for Love (Completed)Where stories live. Discover now