BAB 16

1.8K 113 5
                                    

Bolehkah aku egois untuk kali ini? Memintanya kembali saat dulu aku menyuruhnya menjauh? Aku hanya ingin memperbaiki keadaan sebelum terlambat. Dan... mencoba meninggalkan masa laluku yang cukup kelam.” —Rayhan Abimanyu

***

Sulit memang jika meninggalkan masa lalu yang masih begitu melekat dalam diri kita. Rasa sakit yang masih terasa nyata, rasa kecewa dan penyesalan yang menjadi satu membuat kita merasa takut untuk mengulang apa yang telah terjadi di masa lalu.

Sama halnya seperti Rayhan. Ketika mamanya memilih untuk meninggalkan dirinya tanpa alasan yang jelas, itu membuat Rayhan benar-benar menutup dirinya dari siapapun. Kepergian mamanya berdampak begitu besar pada Rayhan kecil.

Flashback, lima tahun yang lalu...

Rayhan memandang nanar pada kedua orangtuanya yang kini sedang beradu mulut di lantai satu. Anak laki-laki itu terdiam, terus melihat apa yang telah terjadi pada rumah tangga orangtuanya.

“Aku nggak peduli! Sekalipun kamu membawa Rayhan bersamamu, silakan! Itu nggak berarti apa-apa untuk aku,” ucap Dina—mama Rayhan—sembari menatap tajam pada Doni, papanya.

“Kamu benar-benar sudah nggak peduli lagi sama aku dan Rayhan?” tanya Doni dengan tatapan tidak percaya.

Dina tertawa sinis. “Peduli setan dengan kalian! Hidupku yang sekarang akan lebih berarti tanpa kalian berdua. Kalian hanya menyusahkan aku!” ucap Dina dengan nada semakin meninggi.

Rayhan yang mendengar itu membelalakan matanya. Benarkah dirinya dan papanya hanya menyusahkan mamanya? Selama ini... Rayhan selalu berusaha bersikap baik, menjadi anak yang penurut untuk membuat mamanya senang. Lalu, kenapa mamanya justru berbicara seperti itu?

“Apa? Kamu bilang aku dan Rayhan hanya menyusahkan?” ulang Doni sembari menatap Dina dengan tatapan tajam.

“Iya! Kalian berdua memang hanya menyusahkan!” teriak Dina, berusaha menekankan kata-katanya.

Doni yang mendengar itu pun mengangguk dan tersenyum tipis. “Baiklah... silakan kamu pergi dari sini, aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi. Yang akan aku lakukan sekarang hanya menunggu surat cerai darimu,” ucap Doni.

Dina terkekeh pelan. “Bagus kalau gitu. aku pergi!” ucap Dina sembari menarik kopernya yang sedari tadi berada di sampingnya.

Rayhan yang melihat itu pun segera berlari turun menuju lantai satu, berusaha meraih sang mama.

“Mama! Jangan tinggalin Rayhan, Ma!” teriaknya sembari terus menuruni tangga.
Doni yang melihat itu pun segera meraih Rayhan ke dalam pelukannya, mendekat buah hatinya dengan perasaan hancur ketika melihat Dina melangkah tanpa mempedulikan jeritan dari Rayhan.

“Mama! Jangan tinggalin Ray, Maaa! Rayhan janji akan jadi anak yang baik, Rayhan janji nggak akan pernah nakal lagi, Ma! Jangan tinggalin Rayhan!” racau anak laki-laki itu dengan air mata yang semakin mengalir deras membasahi pipinya.

Fight for Love (Completed)Where stories live. Discover now