Chapter 4: COPA Squad

215 40 0
                                    

Harsh Word Detected

____________________________________

Suasana ramai penuh gelak tawa memenuhi ruangan yang cukup besar itu. Delapan orang mahasiswa begitu asyik terlibat perbincangan di ruang sekretariat COPA tersebut. Mereka duduk lesehan membentuk sebuah lingkaran.

"Heran gue, ko kak Jisoo mau ya sama modelan kaya lo gini, Kak?" tanya Momo sambil terus mencomot snack yang ada di hadapannya.

"Kak Bobby pake pelet ya?" Sana yang juga penasaran pada kakak tingkatnya ikut bertanya.

"Iya lah San, itu kan peletnya ada di gigi tonggosnya," kelakar Ten sekenanya.

Semua yang mendengar ocehan Ten tertawa terbahak. Bahkan Ten sendiri yang melemparkan candaan itu sudah tak sanggup duduk lagi. Ia berguling-guling tak jelas sambil memukul-mukul lantai, seakan-akan leluconnya adalah lelucon terlucu di dunia.

Bobby yang menjadi sasaran olok-olok para adik tingkatnya melemparkan gulungan selotip ke arah Ten. "Dasar adek-adek tingkat laknat ya lo semua," gerutunya.

Saat ini, mereka sedang membahas kisah Bobby yang baru sebulan meresmikan hubungannya dengan gadis yang banyak diidolai di kampus. Siapa lagi kalau bukan bidadari kampus, si social butterfly, Jooana Isnie Wijaya atau dikenal dengan panggilan Jisoo.

"Sorry nih ya, ini namanya bukan tonggos. Ini namanya bunny teeth," lanjut Bobby, berusaha membanggakan dirinya.

Ten bangkit terduduk lagi sembari menyeka air yang menggenang di matanya. "Ngeles ae lo Bang, tonggos ya tonggos aja," cela Ten lagi.

Pandangannya lalu beralih pada sosok ketua COPA. "Bang Tiway diem-diem bae nih, senyam-senyum mulu."

"Tau lo Yong ... kaya BH baru tau ga, kaku," timpal Bobby. Ten tertawa mendengarnya, ia lalu mengajak kakak tingkatnya itu ber-highfive ria.

Taeyong berdecih. Ia kemudian mengacungkan jari tengahnya kearah dua pembuat onar tersebut. "Bacot lo pada!" hardiknya.

"Nah gitu dong bang ngegas, kan adek suka~." Bobby bereaksi dengan nada yang dibuat seimut mungkin beserta kerlingan mata genitnya pada Taeyong.

Tingkah Bobby dihadiahi cubitan manja nan menyakitkan pada bahunya. Jennie yang ada di sebelahnya sebagai pelaku utama. "Jijik tau, malah godain Kak Taeyong lagi," sungutnya.

Bobby hanya mengaduh pelan sembari mengusap-ngusap bahunya itu.

"Aciee Jennie." goda Ten. Ia langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jennie. Ten jadi terdiam lalu melakukan gerakan seakan mengunci mulutnya.

"Mina juga numpang tawa-tawa doang nih daritadi. Udah berasa nonton stand up comedy ya, Min?" seloroh Bobby pada gadis yang sedari tadi terus tertawa tanpa banyak berkata-kata.

"Ih ko jadi aku," sahut Mina yang tersipu malu. Wajahnya jadi memerah karena menjadi pusat perhatian.

"Uunch Mina gemesin ih, sini peluk cium dulu." Momo merentangkan kedua tangannya ke depan sembari mengerucutkan bibirnya.

"Ihh Momo ... Mauuu," rajuk Ten tak mau kalah dan ikut mengerucutkan bibirnya juga. Yang lain sontak tertawa, kecuali Momo.

"Najisun." Momo mencibir ke arah Ten, sementara tangannya kembali meraih risoles yang entah sudah potongan ke berapa.

Sana mencondongkan badannya ke depan lalu memukul tangan nakal Momo. "Momo ih jangan diabisin, buat rapat nanti," ujarnya. Ia menjauhkan piring berisi risoles itu segera dari jangkauan Momo.

You in My HeartWhere stories live. Discover now