Chapter 12: Change

176 31 5
                                    

Sudah dua minggu berlalu sejak kompetisi modern dance dihelat. Sana bisa kembali fokus penuh pada aktifitas utamanya sebagai mahasiswa. Kini ia tak perlu lagi membagi waktunya dengan jadwal latihan dance. Tim modern dance memang diberi jeda dari aktifitas latihan setelah persiapan yang panjang sebelum mengikuti festival olahraga dan kesenian.

Selama dua minggu itu pula Sana hanya berada di kampus untuk mengikuti kelas atau sekedar menonton dan memberikan dukungan pada tim lain yang mengikuti kompetisi.

Seperti yang terjadi saat ini, Sana duduk di gazebo yang terletak di taman kampus. Ia sedari tadi menanti kedatangan anak-anak COPA lain. Mereka berjanji untuk berkumpul di sana dan akan menyaksikan kompetisi vocal group bersama di auditorium hall.

Sana menghela nafas panjang. Si gadis menunggu sambil melamun. Ia larut begitu saja dalam pikirannya.

Akhir-akhir ini ia merasa sedikit janggal. Ada yang aneh dengan dirinya. Entah mengapa ia rasa ada yang kurang. Itu semua diduga bersumber dari sosok lelaki yang tiba-tiba saja sikapnya berubah.

Sebenarnya, selama ini tidak ada hubungan spesial di antara keduanya. Mereka hampir tidak pernah terlihat bersama di lingkungan kampus. Bahkan, baru hampir sebulan mereka saling mengenal.

Akan tetapi, Sana harus jujur pada dirinya sendiri bahwa ia merindukan, ehm, sedikit merindukan sosok lelaki tersebut. Sedikit rindu pada sapaan, atau paling tidak senyuman dari sang pemuda ketika mereka berpapasan.

Sebuah interaksi kecil yang selalu membuat dirinya merasa hangat dan nyaman. Interaksi kecil yang mampu membuat dirinya tenang dalam menjalani hari. Interaksi kecil yang sejak dua minggu lalu tidak lagi ia rasakan.

Semenjak itu pula, si lelaki terkesan menjauhinya. Setiap berpapasan, tak ada lagi senyum atau sapaan yang Sana terima. Tiap ia akan menyapa terlebih dulu, pemuda itu malah seperti membuang muka atau pura-pura tak melihat.

Sana salah apa sih?

Banyak pertanyaan dan spekulasi yang muncul di kepala gadis idola kampus tersebut.

"Ngelamun mulu lo!"

Teriakan seseorang sukses membuat Sana terperanjat dan bangun dari renungannya.

"Ten iiiihh! Kaget bego!"

Si pemuda melongo mendengar reaksi dari Sana. Itu adalah kata-kata terkasar yang pernah ia dengar keluar dari mulut gadis polos tersebut.

Ia berdecak. "Momo pasti nih yang ngajarin," duganya.

"Mana yang lain? Lo kok sendirian?" tanya Ten lalu mengambil tempat duduk di hadapan Sana.

"Momo laper katanya. Dia lagi ke kantin beli cemilan sama Jennie."

"Tuh cewek kapan ga lapernya sih? Heran gue, makan mulu tapi badan segitu-gitu aja."

Sana hanya menanggapi dengan kedikkan bahunya.

"Kita berempat doang nih jadinya?" tanya Ten lagi.

Gadis di hadapannya mengangguk sambil berkata, "Paling sama Mina jadi berlima."

Ten membulatkan bibirnya mendengar perkataan Sana.

Beberapa menit kemudian, Mina datang. Disusul oleh Jennie dan juga Momo. Tak mau membuang waktu, mereka berlima segera beranjak untuk menuju ke auditorium hall.

💑💑💑💑

"Gue ga langsung balik deh, mau nonton futsal dulu," ujar Ten mengumumkan.

You in My HeartWhere stories live. Discover now