Chapter 5: Preparation

203 39 6
                                    

"Kak Sanaaa!" teriak gadis cantik berambut sebahu itu. Ia berlari kecil menghampiri kakak tingkatnya yang tengah berkutat di depan laptop.

"Nanti sore jadi kan kita latihan?" tanyanya.

Sana menoleh pada gadis yang sudah berada di hadapannya. Ia tersenyum. "Belom tau Min. Momo sakit soalnya, Ten juga katanya ada urusan. Kalo mau latihan paling bertiga aja," terangnya.

Mina menggerakkan bibirnya membentuk huruf O. "Yaudah deh nanti aku kasih tau Lisa. Kak Momo emang sakit apa, Kak?" tanyanya lagi.

"Dari semalem demam, kecapean deh kayanya."

Gadis yang usianya hanya beberapa bulan lebih muda dari Sana tersebut mengangguk mengerti.

Sana menutup laptopnya. Ia berdiri lalu merenggangkan tubuhnya yang sudah sedikit kaku setelah cukup lama terduduk berhadapan dengan laptop.

"Mina ga ada kelas?" Kali ini ia balik bertanya pada adik tingkatnya itu.

"Ada Kak, sebentar lagi mungkin masuk," ujar Mina seraya melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kanannya.

Dahi Sana mengerut mendengar jawaban dari Mina. "Yaudah buruan masuk ih, ga boleh telat-telat," omel Sana.

"Masih ada waktu ko, Kak," elak Mina sambil cengar-cengir.

Sana hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum pasrah mendengar alasan yang dibuat Mina. Dasar anak muda jaman sekarang, begitu pikirnya.

"Oh iya Kak, soal latihan, kalo aku sih ga masalah latihan bertiga juga. Menurut Kak Sana gimana?"

Mina begitu bersemangat soal latihan modern dance yang difokuskan untuk mengikuti festival olahraga dan kesenian. Maklum, ia baru memasuki semester keduanya dan ini adalah partisipasinya yang pertama.

Sejatinya, Mina bukanlah bagian dari tim modern dance. Ia bagian dari tim ballet. Namun karena di festival tersebut tidak diadakan perlombaan kategori ballet, maka ia ditarik mengisi pos kosong di tim modern dance. Kebetulan tim modern dance sendiri banyak ditinggal mahasiswa-mahasiswa senior yang sudah tak bisa ikut ambil bagian lagi.

"Kak Sana juga sebenernya mau ko latihan bertiga."

"Lagian Momo sama Ten pasti nanti bisa nyusul, udah pro banget mereka," lanjut Sana lagi.

Ia tersenyum penuh arti dan mengelus puncak kepala Mina lembut. "Sekarang tinggal Mina tanya ke Lisa, dia siap ga latihan bertiga hari ini."

Mina mengangguk. Ia melihat jam tangannya sekali lagi. "Yaudah nanti aku tanya Lisa deh. Aku duluan ya Kak mau masuk kelas," pamitnya. Ia melambaikan tangannya pada Sana dan bergegas menuju kelasnya.

Sana membalas lambaian tangan Mina tersebut, seulas senyum tercetak di bibirnya. "Mina semangat banget, gemeees," batinnya.

💑💑💑💑

Dua orang gadis terduduk lemah beralaskan lantai yang dingin. Peluh sudah membasahi sekujur tubuh mereka. Deru nafas yang masih tersengal-sengal mengisi keheningan di antara keduanya.

Salah seorang gadis bangkit. Ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju meja di pojok ruangan. Gadis itu menyambar handuk kecil yang tergeletak di atas meja.

"Gimana Lis?" tanyanya sembari menyeka keringat yang mengucur dari keningnya.

Gadis berambut blonde yang masih terkapar di lantai mengacungkan jempolnya. "Oke Min, tinggal temponya aja. Kadang lo masih suka ketinggalan," jelasnya.

You in My HeartOnde as histórias ganham vida. Descobre agora