2. TINGGAL ATAU PERGI?

823 23 2
                                    

"Kamu tuh kenapa sih gak balas pesan aku?"

Pertanyaan itu terlontar dari seorang pramugari cantik yang sedang berjalan di samping pria muda berjas hitam tak lupa memakai kacamata hitam pula. Sementara sang pramugari berceloteh ria pria itu malah diam menatap lurus ke depan tanpa mau menoleh kesampingnya. Hingga kesabaran pramugari itu menipis dan menggenggam tangan pria berjas, seketika mereka berhenti berjalan.

"Raiden!" Kesal pramugari itu.

"Kita hanya teman semasa SMA dulu Evelyn, jangan bersikap seolah kita pasangan yang saling mencintai," tegas Raiden menghempas tangan Evelyn.

Evelyn melotot mendengar nada ketus Raiden terlebih pria itu tak menatapnya, Raiden malah menatap seorang gadis yang sedang berlari sambil membawa koper besar. Perhatiannya masih tertuju pada gadis itu terlebih penampilan gadis itu terlihat aneh di negara ini.

Bugh...

Sepatu hak tinggi sekiranya berukuran lima centi sukses mendarat di tangannya, untung saja dia berhasil menangkap sebelah sepatu itu. Matanya terus memperhatikan gadis aneh yang berlari sambil di kejar seorang pria berkemeja marun.

"Raiden, bisa kita..."

Ucapan Evelyn terhenti ketika Raiden berjalan duluan sambil mengaret kopernya, tak mempedulikan pramugari cantik itu. Bahkan senyumnya mengembang tatkala melihat sebelah sepatu tersebut.

Saat sedang fokus tiba-tiba ponselnya berbunyi, dengan segera dia berhenti dan menerima telpon tersebut.

"Tuan muda... Maaf, saya mau memberi tau ada seorang gadis yang terkapar di depan mobil tuan. Saya tidak menabraknya tuan, tapi gadis itu pingsan." Jelas sang supir pribadi Raiden.

"Saya akan segera kesana!" Ucap Raiden tegas lalu mematikan teleponnya.

Raiden menghela nafas berat lalu melanjutkan langkahnya dengan pikiran yang kacau, baru saja dia pulang dari Korea Selatan untuk melepas rindu bertemu orangtuanya. Saat sampai di Indonesia banyak kejadian yang membuatnya banyak-banyak mengingat tuhan.

Tuhan umur Raiden baru genap 29 tahun, bahkan dia belum nikah. Kurangi bebannya dulu tuhan.

***

Ruangan terasa mencekam padahal pendingin ruangan menyala apalagi dua orang yang saling berhadapan sedang menatap satu sama lain, tak ada satu orang pun yang membuka suara. Bahkan seorang pria berbadan kekar tetapi memiliki wajah cantik berdiri tak jauh dari mereka, memantau kedua orang tersebut.

"Siapa nama kamu?" tanya Raiden dengan alis terangkat sebelah.

Tentu Raiden menangkap raut terkejut dari wanita muda di hadapannya ini, senyum pun terbit dari bibir tuan muda. Dia sudah mendengar dari pelayan nya bahwa gadis muda ini berasal dari Korea Selatan, tempat dia dilahirkan.

"Annyeong haseyo, Chilla imnida." Gadis itu memaksakan senyumnya.

"Nama lengkap!" perintah Raiden dengan mengintimidasi.

"Rachilla Putri Mahika," jawab gadis yang akrab di sapa Chilla.

Raiden mengernyit heran dengan ucapan gadis itu, jika Chilla berasal dari Korea Selatan seharusnya ada marga yang tersemat dalam namanya seperti Ibunya. Tapi? Nama gadis itu terdengar sangat lokal sekali.

"Jangan berpura-pura begitu nona muda," ucap Raiden lalu tersenyum culas.

Mata Chilla melotot kearah Raiden membuat pria itu tersenyum miring.

Yes, I'm Cinderella!Where stories live. Discover now