#18. Gift

366 24 0
                                    

Raiden sialan!

        Chilla masih terbayang akan rasa bibir dari Raiden, sumpah itu first kiss nya. Bisa-bisanya tuan muda itu, dia bahkan heran dengan dirinya yang mudah terpancing karena sindiran dari wanita ular tersebut.

        Berguling-guling di kasur adalah hal yang dia lakukan sejak satu jam lalu, sesekali dia memegang bibirnya dan terbayang akan wajah Raiden yang nampak terlihat tampan sekali walaupun masih lebih tampan biasnya Min Yoongi.

“Emang dasar bego lo Chilla! Argh!” gerutu Chilla sambil memukul kepalanya.

Matanya terpejam untuk tidur tetapi baru lima detik terpejam bayangan akan momen tadi terus berputar di kepalanya.

Tiba-tiba handphone nya menampilkan pop up notifikasi, barulah Chilla beranjak mengambil handphone nya itu di naskah. Matanya lagi-lagi membulat karena chat dari Raiden.

“Besok ke Disneyland? Yang bener aja, gue aja pulang dari gala dinner pura-pura tidur biar engga interaksi sama tuan muda itu!” keluh Chilla.

Tapi satu hal yang Chilla syukuri, akhirnya dia akan pergi ke Disneyland Jepang. Salah satu wishlist nya akan terwujud!

***

       Berbeda dengan Chilla yang tengah bimbang di kamarnya, Raiden malah termenung di dapur sambil meminum whiskey. Bayangan akan kejadian tadi seakan mengusiknya sehingga dia tidak dapat tidur dengan nyeyak.

        Dia heran, setan mana yang telah merasukinya sehingga berani mencium wanita yang baru satu bulan dia kenal dengan dekat.

“Kamu dengan Personal Asisten mu itu kenapa sih? Dari tadi seperti kucing-kucingan,” keluh Kakek Raiden yang sudah duduk disamping cucunya tersebut.

       Raiden tentunya terkejut dengan ucapan kakeknya, dia menghela napas panjang. Tidak heran kakeknya menjadi pengusaha sukses, hal kecil saja beliau perhatikan dengan detail.

“Masih dendam dia sama Rai, karena diajakin main tenis tengah malam,” balas Raiden sekena nya.

        Lagian jawaban itu yang paling masuk akal untuk pertanyaan kakeknya, tidak mungkin dia menjawab bahwa mereka telah mukbang bibir dengan status mereka sebagai bos dan PA.

“Kamu aneh-aneh saja, kalau suka itu bilang jangan kayak gitu Rai!” ucap kakeknya terkekeh.

Raiden menggelengkan kepala atas ucapan ngawur kakeknya tersebut.

“Saya ingin kamu menemukan wanita yang bisa kamu andalkan, jangan melihat dari parasnya saja. Ingat status sosial tidaklah penting,” ucap kakek Raiden sambil menepuk pundak cucunya.

“Saya mengetahui bahwa wanita yang kamu perkenalkan sebagai asisten itu tinggal di mansion-mu kan?” tanya kakek Raiden dengan sorot mata tajam.

        Raiden tidak terkejut dengan pengakuan tersebut, tidak heran informan kakeknya tersebar luas.

“Jika eyang tau akan hal itu pasti eyang tau alasan Rai menerima dia dan kenapa dia bisa tinggal di mansion,” ucap Raiden dengan datar.

       Kakeknya tertawa mendengar jawaban sarkas cucunya tersebut, diantara para cucunya yang paling susah diatur adalah Raiden. Bahkan dia lebih memilih mengembangkan bisnis di Indonesia dibandingkan di Jepang. 

Yes, I'm Cinderella!Where stories live. Discover now