#9. Party's

652 22 2
                                    

Chilla sedang sibuk mengurus berkas-berkas dan mengatur beberapa hal yang seharusnya dikerjakan oleh Zeva, karena wanita itu sudah cuti beberapa hari yang lalu. Sebenarnya dia ingin sekali mengeluh dan mengumpat atas kehidupannya ini tapi bukan kah dia harus bersyukur telah diberi jalan lain oleh Tuhan?

Baiklah, Chilla hanya menghela napas berat entah untuk ke berapa kali. Suasana lantai yang dia tempati memang terbilang tidak ramai karena hanya dia dan ruangan tuan muda saja. Keheningan yang tercipta membuat dia memutar playlist dari aplikasi streaming musik dengan suara yang kecil.

"Tolong pilih salah satu, ysl, Dior atau channel?"

Entah kapan Raiden muncul di meja Chilla dengan tinggi yang menjulang dan ekspresi nya .... datar. Pertanyaan dari Raiden membuat Chilla berpikir tapi tatapan tuan muda itu seakan meminta jawaban cepat.

"Ysl," jawab Chilla cepat, yang ada di otak nya adalah heels Ysl yang dia lempar dan tak kembali lagi padahal itu heels kesayangannya.

"Setelah ini ada meeting?" tanya Raiden melirik jam rolex di tangan nya, yang mungkin jika dijual bisa membeli rumah.

Chilla menggelengkan kepalanya.

"Meeting selanjutnya bersama Rez Company di resechudele jadi lusa, tuan," jawab Chilla yang sedang menggulir tab ditangannya.

"Cepat ikut saya dan rapihkan barang-barang kamu. Kita pergi!" perintah Raiden.

Raiden berjalan duluan tanpa memikirkan Chilla yang sibuk merapihkan hal apa saja yang akan dia bawa, Raiden tidak menjelaskan spesifik kemana mereka akan pergi. Seperti kata Zeva jika situasi ini terjadi maka Chilla harus membawa semua hal yang kemungkinkan akan terpakai nanti.

***

"Barang apa yang akan anda cari, tuan muda?"

Pertanyaan itu tentu saja terlontar dari Chilla yang sudah menggunakan masker dan kacamata hitamnya, bagaimana tidak Raiden membawa nya ke salah satu mall elit di Jakarta dan kini mereka ada di store Ysl. Dia sendiri bingung yang akan dilakukan malaikat penolong nya ini.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan Raiden?" pegawai wanita itu tersenyum ramah hanya ke Raiden saja.

Chilla tidak peduli dengan hal tersebut, toh dia juga bukan siapa-siapa yang gila hormat. Pandangan nya menatap isi store dengan meneliti setiap inchi dan membandingkan nya dengan store yang ada di Korea.

"Makeup for .... "

Raiden menggantung kan kalimat nya dan menatap Chilla sebentar dan pegawai itu paham apa yang dimaksud pemilik mall ini. Dia menuntun dua sejoli itu ke bagian make up, hal tersebut membuat tangan Chilla harus ditarik Raiden karena kesibukannya melihat interior store ini.

"Kamu bisa lepas kacamata dan maskernya, privasi disini saya yakin aman," ucap Raiden tenang dan telah melepas genggaman tangannya.

Raiden mendudukkan Chilla yang masih kebingungan, dia yakin ini bukan kali pertama wanita itu membeli make up disini. Berdasarkan data yang dia dapat dari orang kepercayaan nya, tiga brand yang dia sebutkan di kantor tadi adalah make up yang sering dipakai oleh Chilla saat di Korea.

"Engga usah deh tuan, makeup saya masih ada kok," tolak Chilla merasa tidak enak.

Jelas tidak enak, hidupnya numpang di rumah Raiden dan semua keperluannya ditanggung Raiden pula. Masa dia ingin memeras harta Raiden lagi untuk keperluan pribadi nya. Dia masih waras.

Yes, I'm Cinderella!Where stories live. Discover now