#6. Harus Gimana?

576 23 4
                                    

Chilla kelabakan melihat dua orang yang sangat dia hindari memasuki cafe ini, tangannya terus merogoh tas selempang yang berada di meja guna mendapatkan barang yang ia cari. Tak sampai semenit masker dan kacamata hitam sudah dia pasang dengan baik.

Raiden mengernyit dengan tingkah laku absurd Chilla.

"Kalau dua orang itu datang kesini jangan kasih tau kalau ini Chilla ya. Tolong..." Chilla memohon sambil menangkupkan kedua tangannya.

Raiden mengangkat sebelah alisnya dan berpikir dengan keras bagaimana cara menolong gadis ini?

"Lo Chilla kan!"

Tiba-tiba seorang pria dan wanita datang menghampiri mereka lalu menunjuk wajah Chilla yang sudah tertutup dengan masker dan kacamata hitam. Gadis itu menunduk tapi tidak dengan Raiden yang menatap datar kedua orang dihadapannya ini.

"Kalian siapa?" tanya Raiden datar.

"Gue tunangan Chilla," balas Bian membuat Raiden mengernyit.

Baiklah Raiden paham sekarang ternyata dua orang ini adalah tersangka pertama untuk Chilla yang tak ingin pulang ke rumah, tatapan Raiden masih sama datarnya.

"Chilla siapa? Dia ini Mahika istri saya," jawab Raiden sekenanya.

Raiden harus beralasan apa lagi, hanya itu yang terlintas di otaknya saat ini.

"Bohong kan lo? Coba lepas masker sama kacamata nya!" perintah Bian hendak melepaskan masker Chilla dengan paksa.

Kepalang tanggung karena dianggap istri oleh Raiden, Chilla berakting mual hal itu sontak membuat Raiden menarik badannya hingga kepalanya terbentur di dada pria tersebut. Sungguh Chilla sangat deg-degan sekarang apalagi di posisi seperti ini.

"Mahi sedang hamil muda, dia ngidam makan di cafe sambil pake kacamata dan masker. Sepertinya istri saya tak suka kamu berada disini," ucap Raiden dengan nada sinis.

Bian mengerutkan dahinya tak percaya atas pengakuan Raiden, aneh sekali ngidam istrinya tersebut. Namun hal itu tak jadi dia perdebatkan karena Indy sepupu Chilla memegang bahunya.

"Tuhkan Yan! Mereka ini pasangan goals banget, ya kali Chilla Feminim kek gitu lo taukan dia sama gue sebelas dua belas bar-barnya. Gak usah ganggu pasutri ini deh, kata gue juga Chilla kabur lagi ke Korea nyusulin Min Yoongi." Syifa berucap dengan menggebu.

"Gue selama di Korea feminim woy!" Chilla berteriak dalam hati.

"Tapikan Syif..." tolak Bian dengan tatapan kesal.

"Lo banyak bacot deh Yan, mending gue jodohin Chilla sama anaknya profesor aja daripada sama lo. Muak gue!" ucap Syifa lalu pergi disusul oleh Bian.

Walau kedua orang tersebut sudah pergi tetapi Chilla tak merubah posisinya ralat tangan Raiden yang menahan Chilla untuk berdiri. Oleh karena itu dia mencubit punggung Raiden yang keras membuat cowok itu melepaskan kukungannya pada Chilla.

Setelah memastikan semua aman Chilla melepaskan masker dan kacamatanya disusul dengan helaan nafas panjang.

"Cil..." panggil Raiden.

Chilla menoleh.

"Dedek bayinya nendang-nendang gak?" tanya Raiden polos.

Chilla terperangah dengan muka memerah dan baru ingat tentang Raiden yang menyebutnya sebagai istri, aigoo! Tolong kondisikan hati Chilla saat ini.

***

Chilla tak bisa tidur!

Bagaimana bisa tidur jika ucapan Raiden terus terngiang-ngiang dalam otaknya, mengapa pula bos nya itu selalu mengucapkan hal yang sama. Chilla sangat malu, bahkan sendari tadi selepas makan malam kerjaan dia hanya berguling-guling tak jelas di kasur. Dan hal itu sudah dilakukan lebih dari satu jam.

Yes, I'm Cinderella!Where stories live. Discover now