#15. Seberapa Pantas

508 25 1
                                    

Meeting bersama client dengan orang Jepang membuat Chilla harus menghela nafas dan bersabar, jika di Jakarta dia bisa berleha-leha karena sering sekali terlambat 10 - 30 menit dengan alasan macet tetapi di sini tidak. Raiden yang memang sudah bisa menyesuaikan dengan culture Jepang tidak terlalu schock berbeda dengan Chilla yang hanya mampu mengeluh dalam hati. Walaupun dirinya pernah bekerja di Korea tetapi disiplin nya orang Jepang tidak bisa dikalahkan.

Chilla hanya berdoa saja semoga jodohnya bukan keturunan Jepang atau Korea, lebih baik dia mencintai produk lokal saja kecuali jika Min Yoongi atau Kim Seok Jin merupakan jodohnya dia tidak akan menolak.

"Are you ok?"

Raiden lagi-lagi bertanya saat mereka sedang berada di restoran khas Jepang, setelah bertemu client mereka tidak langsung pulang melainkan mereka makan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah Nenek Raiden. Chilla menoleh ke arah Raiden yang nampak menikmati sushi nya, dirinya berani bertaruh jika Raiden sudah menanyakan hal yang sama selama lebih dari sepuluh kali.

"I'm okay, don't worry!" jawab Chilla dengan santainya.

"Kamu kalau merasa engga nyaman atau mau ngeluh, bilang aja ke saya," ucap Raiden menatap mata Chilla disebrang sana, "saya bukan tipe bos yang tidak punya hati Mahika."

Chilla hanya menganggukan kepalanya karena tidak ingin mendebat boss nya tersebut.

Mereka sudah selesai makan dengan perbincangan ringan dan sekarang mereka berjalan menuju parkiran, namun hal tak terduga terjadi. Tolong Chilla menginginkan segera bertemu dengan kasur bukan bertemu tante-tante girang.

***

Raiden melirik Chilla disampingnya yang terlihat malas mendapati seorang perempuan muda yang seumuran dengannya, tiba-tiba saja perasaan nya tidak enak. Wanita di depannya ini merupakan salah satu anak teman Mama nya yang beberapa kali berusaha mendekatinya. Alarm di kepala Raiden segera menyala menandakan siaga satu untuk bersiap dengan kelakuan wanita gila itu. Tangannya dengan refleks menggenggam tangan Chilla disampingnya, dia akan memerankan peran yang tentunya akan membuat Chilla mengumpat sepanjang hari.

Chilla melirik tangannya yang bertautan dengan Raiden, perasaannya mulai tidak enak.

"Apa kabar Raiden?" sapa wanita yang bahkan namanya saja tidak diingat oleh tuan muda tersebut.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Raiden dengan malas.

Wanita itu melirik Chilla dari atas hingga bawah lalu berkata,"Wah siapa ini? selera kamu beralih ke kelas rendahan seperti ini ya?" 

Chilla tentu saja meradang dikatakan kelas rendahan, jika dibanding wanita itu Chilla jelas lebih unggul dalam segi fashion. Wajahnya juga tidak dapat dikatakan jelek, enak sekali wanita asing itu mengatainya. Chilla menarik Raiden lebih dekat dan merubah genggaman tangannya menjadi menggandeng. Matanya melirik manja ke arah tuan muda tersebut. Chilla harus meminta bayaran lebih atas perannya saat ini.

"Sayang... " rengek Chilla yang mengumpat dalam hati.

"Kamu tidak bisa menilai kekasih saya dengan omong kosongmu itu, jangan membicarakan kelas sosial jika pekerjaan mu hanya menghabiskan uang saja nona!" tegur Raiden dingin.

Tuan muda itu tentu saja marah ketika asistennya dikatakan rendahan oleh wanita yang tahunya menghabiskan uang saja.

Raiden menarik tangan Chilla pergi ke mobil tanpa memedulikan wanita tersebut bahkan salam perpisahan tak mereka lakukan. Setelah pulang ke Korea dia akan mengatakan ke Ibu nya untuk stop memamerkan nya kepada teman sosialitanya. 

"Tambahan uang tuan, tadi akting gue sebagai pacar clingy bagus kan ya?" ucap Chilla yang masih menggandeng lengannya bahkan dia menyandarkan kepalanya ke lengan Raiden.

Yes, I'm Cinderella!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang