#12. Mainan?

531 18 0
                                    

“Sebagai seorang marketer yang sudah hidup di negara maju, apakah strategy yang Pak Vincent berikan sudah baik Rachilla?”

Akhirnya Chilla mendapatkan juga.

        Seperti bom waktu yang siap meledak kapan pun, Chilla melirik ke arah Raiden lalu tersenyum tipis. Kami nya sudah gemetar dari tadi tapi dia berusaha agar tangan nya tidak terlihat gemetar.

Sebelum menjawab Chilla berdoa dalam hati dan meminta maaf kepada siapapun yang nantinya akan tersinggung dengan perkataan nya.

“Jika dibandingkan dengan bulan lalu strategi ini lebih baik, namun jika dibandingkan dengan competitor maupun company di negara maju maka strategy Kita ini akan tertinggal,” jawab Chilla lalu menghela napas diakhir.

“Great!” balas Raiden yang tidak tersenyum sama sekali.

     Padahal jika dilihat tuan muda tersebut tersenyum sangat tipis hingga tidak terlihat oleh siapa pun. Bahkan Chilla merasa jawabannya kurang memuaskan Raiden.

Rapat terus berjalan dengan pembantaian penuh dari Raiden dan semua divisi kena dampaknya. Chilla juga heran mengapa mood Raiden berubah secepat itu. Ada hal aneh kah?

***

      Rachilla berjalan di belakang Raiden karena tidak ingin menjadi sorot perhatian jika berjalan disamping tuan muda tersebut. Rapat kali ini mereka harus memperebutkan sebuah tender proyek yang nilainya sangat besar. Berita buruknya Milsi juga turut hadir dalam rapat ini.

       Baru saja Chilla pikirkan wajah pria itu sudah terlihat, dengan segera wajahnya dia tutupi dengan tas hitam yang dirinya bawa. Hal tersebut terlihat oleh Raiden dan mengganggap wanita ini sangat aneh. Karena tidak ingin citra nya hancur, dia menarik lengan sekretaris nya ini sehingga dia berjalan di samping Raiden.

Raiden menurunkan tas yang menutupi wajah sekretaris nya tanpa berhenti terlebih dahulu sehingga Chilla terkejut untuk yang kedua kalinya.

“Jangan membuat hal konyol disini,” bisik Raiden yang tidak menatap Chilla.

“Tapi ada Milsi ... ” cicit Chilla tak berani mengelak karena dia masih takut dengan kemarahan Raiden di ruang rapat tadi.

Kali ini Raiden benar-benar berhenti dan menatap wajah Chilla dengan tatapan yang sulit di artikan, dia memegang pundak Chilla sehingga mereka berhadapan sekarang.

“Kamu harus ingat! Selama ada saya tidak akan ada yang berani menyentuh kamu, saya tidak akan membiarkan mereka mendekat, selagi kamu tidak menjauh dari jangkauan saya, Mahika.”

        Raiden mengakhiri kalimat panjang nya dengan menepuk pundak Chilla, tidak ada scene yang romantis. Apakah tuan muda ini tidak tau cara menenangkan wanita? Tapi yang paling membuat nya heran adalah Raiden hobi sekali memanggil namanya dengan sebutan Mahika.

Jadi, yang aneh disini siapa? Tentunya tuan muda kita!

***

“Sabian, kenapa lo mau tunangan sama Chilla bukannya lo dikasih pilihan sama ortu lo?”

Pertanyaan Syifa terlontar begitu saja saat Bian istirahat di lokasi syuting nya setelah acara talk show, kebetulan Syifa yang menjadi co-host di acara tersebut.

“Pertanyaan lo aneh fa,” balas Bian mengambil rokoknya lalu menghisap benda tersebut.

       Syifa yang memang juga perokok aktif tidak terganggu atas hal yang dilakukan Bian, dia malah menatap heran temannya itu. Saat ini mereka ada di smoking area dan hanya mereka berdua saja yang berada di tempat tersebut.

Yes, I'm Cinderella!Where stories live. Discover now