O N E

4.7K 217 145
                                    

"Aku, kamu, kita ga bisa lanjutin hubungan ini! Aku mau kita selesaiin hubungan ini. Seperti yang aku bilang kemarin. It's over" tegasnya

"Engga! aku engga mau hubungan kita berakhir. Sampai kapanpun aku akan terus memperjuangkan kamu dan hubungan kita!"

"Kenapa baru sekarang? Kenapa ga kemarin? Kemarin kamu diam aja kan? Ga ada pembelaan sedikit pun yang kamu kasih untuk meperjuangkan aku!" tegasnya lagi

"Kamu sadar ga sih? Kita tuh gak sama dan gak akan pernah bisa berada di posisi yang sama lagi untuk melangkah ke masa depan. Semuanya udah berbeda!"

"Kita bisa memperbaiki semuanya! Please percaya sama aku. Aku akan berjuang lebih dari ini demi kamu, demi kita!"

"Stop! Aku gamau dan ga bisa. Kalau kamu masih ngotot dan ngeyel untuk mempertahankan hubungan ini, itu sama aja kamu menghancurkan hati seseorang. Hubungan kita sudah menghancurkan hati seseorang!"

"Kita ga menghancurkan orang lain! Orang lain yang berusaha menghancurkan hubungan kita!" pekik pria itu

"Orang lain kamu bilang?! Dia itu calon istri kamu!" teriaknya

"Jadi cuma segini perjuangan kamu buat hubungan kita?" tanya pria itu dengan nada melemah

"Dengar ya, bukannya aku gamau berjuang. Tapi aku wanita, aku gak mungkin menghancurkan perasaan wanita lain yang berhak bahagia sama kamu. Terlebih aku sudah tau sekarang rasanya hancur karena wanita lain" ucapnya dengan air mata yang masih menetes dari kedua pelupuk matanya

"Sekali lagi. It's over Brian. Kamu yang memulai untuk menghancurkan semuanya. Jadi jangan berharap apapun lagi. Karena aku pun sedang berusaha berhenti berharap kalau ini cuma mimpi"

Laki-laki itu hanya bisa menghela nafasnya berat. Dia benar-benar tidak menyangka dengan semudah itu wanita yang ada di hadapannya ini menyerah begitu saja.

"Semoga kamu berbahagia ya. Selamat menempuh hidup baru" ucapnya, lalu pergi menjauh dari pandangan pria di depannya ini

[•🖍️•]

Empat tahun sudah berlalu, bayang-bayang rasa kecewa itu masih terus menghantui. Rasanya sangat berat untuk melangkah ke masa depan. Sesulit itukah dirinya untuk bahagia? Kenapa rasa bahagia yang dulu dimiliki dirinya begitu saja mudah dirampas oleh keadaan dan bahkan dihancurkan oleh orang yang sangat dipercayanya?

"Shane, lagi ngapain lo?!" tanya seorang wanita dari arah belakang

"Eh, elu Kar. Gua pikir siapa " cetusnya sambil menyeruput secangkir hot chocolate

"Pertanyaan gue ga dijawab!'

"Ya, kaya yang lo liat aja sekarang gue lagi ngapain? "

"Menikmati angin sepoi-sepoi di teras? Merenung? Galau?"

"Enggalah gila, mau galauin apa gue" ucapnya sambil tersenyum dan menggelengkan kepala seolah membantah ucapan Karine, sahabatnya.

"Gue kenal lo bukan baru sehari dua hari ya Shane. Dari muka dan gerak-gerik lo udah keliatan!"

Shane menatap mata sahabatnya itu dan tersenyum, tapi senyuman itu perlahan berubah menjadi isak tangis yang berderai dari kedua pelupuk matanya. Dadanya kembali terasa sangat sesak dan hatinya sangat perih seperti disayat saat mengingat kejadian yang dilaluinya bahkan hingga detik ini.

"Gue ga pantas buat ngerasain yang namanya kebahagiaan ya Kar? Kenapa ya, apapun atau siapapun yang gua sayangin ga pernah bisa gua miliki selamanya?" tanya Shane

Karine yang melihat sahabatnya menangis itupun memberikan pelukan hangatnya.

"Lo berhak dan pantas bahagia. Cuma memang belum waktunya aja Shane. Tuhan pasti memberikan jalan yang terbaik buat lu. Dan ingat, segala sesuatu yang memang seharusnya jadi milik lo akan tetap menjadi milik lo. Walaupun jalannya ga selalu mudah buat dilewatin"

"Apa gua salah ambil keputusan ya?"

"Kalau lo nanya gitu, gue cuma bisa bilang kalau semuanya memang punya kesalahannya masing-masing. Jadi lo ga bisa cuma nyalahin diri lo sendiri yang salah ambil keputusan dalam keadaan ini" ucap Karine

"Gue kangen sama dia. Entah kenapa rasanya susah banget buat lupain dia, padahal ini udah empat tahun berlalu" ucap Shane seolah mengeluarkan apa yang dia pendam selama ini

"Karena lo ga pernah berusaha buat ngelupain dia. Yang lo lakuin selama ini cuma mengalihkan rasa sakit hati lo doang" ucap Karine pelan namun menusuk ke dalam hati sahabatnya itu

Karine sangat paham, tidak mudah bagi sahabatnya Shanette Amarris untuk melupakan, menerima dan menjalani semua kenyataan ini. Patah hati yang Shane rasakan bukanlah hal yang biasa, sampai akhirnya timbul rasa kecewa yang seakan menjadi benalu yang terus menempel di hatinya. Bagaimana tidak? Menjalani hubungan dengan seorang pria yang dia cintai selama tiga setengah tahun, banyak mimpi indah yang telah mereka rangkai berdua. Tapi semua itu harus berakhir dengan sia-sia karena keadaan yang memaksa. Dan kejadian lain yang timbul akibat permasalahan itu, membuat dunia Shane terasa semakin abu-abu.

Berbagai cara sudah dilakukan Shane untuk bisa mengalihkan rasa sakitnya, termasuk mencari sosok kekasih baru. Tapi rasanya semua itu menjadi percuma saat Shane tidak bisa menerima 100% sosok pria lain di hidupnya, karena hatinya masih saja menyimpan nama Brian Alfredo. Pria yang mencintainya sepenuh hati tapi juga mematahkan hatinya dengan cara yang jahat.

"Dia sosok terbaik yang pernah ada di hidup gue Kar. Walaupun akhir ceritanya menjadi ga baik seperti ini" ucap Shane pelan dan nanar dengan air mata yang masih menetes dari kedua matanya.

🍒🍒

KITA YANG TAK SAMAWhere stories live. Discover now